Ratusan Personel Gabungan Kawal May Day di Kaltara

Ratusan Personel Gabungan Kawal May Day di Kaltara

Oktavian Balang - detikKalimantan
Rabu, 30 Apr 2025 21:30 WIB
Ratusan personel gabungan mengikuti simulasi pengendalian massa May Day
Ratusan personel gabungan mengikuti simulasi pengendalian massa May Day (Foto: Istimewa)
Tanjung Selor -

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menggelar simulasi pengendalian massa di Halaman Kantor Gubernur, Tanjung Selor, pada Rabu (30/4/2025). Kegiatan ini digelar untuk memastikan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day berlangsung aman dan kondusif.

Sebanyak 387 personel gabungan dari Polda Kaltara, Brimob, TNI, Satpol PP, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), serta instansi terkait lainnya turut dilibatkan dalam simulasi ini.

Latihan ini bertujuan memperkuat koordinasi antarinstansi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi kerawanan selama May Day. Kepala Kesbangpol Kaltara, Jonilius, mengatakan simulasi ini menjadi wujud komitmen pemerintah menjaga stabilitas keamanan daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin May Day berjalan damai tanpa gangguan. Simulasi ini adalah langkah antisipasi agar semua pihak siap menghadapi situasi apapun," ujarnya.

Jonilius menegaskan, pendekatan humanis menjadi fokus utama dalam pengamanan."Personel dilatih untuk profesional, menjaga ketertiban, tetapi tetap menghormati hak asasi manusia dan aspirasi masyarakat," tambahnya.

Simulasi ini diharapkan mampu menciptakan suasana May Day yang kondusif, sekaligus mendukung iklim ketenagakerjaan yang positif di Kaltara.

Pemprov juga berharap peringatan Hari Buruh dapat menjadi momentum berarti bagi pekerja dan pembangunan daerah.

Aksi di Tugu Cinta Damai

Forum Intelektual Kaltara (FIKR) akan menggelar aksi mimbar bebas bertema "Kolaborasi Rakyat Kecil' di Tugu Cinta Damai, Tanjung Selor, untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2025.

Aksi ini menggandeng 35 organisasi dan komunitas, termasuk buruh, petani, nelayan, mahasiswa, dan komunitas adat, untuk menyuarakan tuntutan keadilan sosial di Kalimantan Utara (Kaltara).

Ketua FIKR sekaligus koordinator aksi, Joko Supriyadi, mengatakan aksi ini bertujuan memperkuat solidaritas rakyat kecil."Kami ingin persatuan di perbatasan untuk keadilan, kesejahteraan, dan menjaga keutuhan NKRI," ujar Joko kepada detikKalimantan, Rabu (30/4/2025).

Aksi ini melibatkan organisasi seperti FSPMI Kaltara, Lembaga Adat Kesultanan Bulungan, Partai Buruh, AMAN Bulungan, dan Gabungan Supir Truk Bulungan.

Sebanyak 45 petisi telah terkumpul, mencakup tuntutan seperti pengembalian insentif guru, penyelesaian sengketa lahan adat, pemberantasan mafia BBM solar, hingga penolakan PLTU batu bara yang merugikan nelayan.

"Petisi bisa bertambah seiring bergabungnya komunitas lain," kata Joko.

Setiap organisasi akan menyampaikan orasi, dengan pembacaan puisi juga diperbolehkan sebagai bentuk ekspresi. Tugu Cinta Damai dipilih karena nilai sejarahnya sebagai simbol perdamaian antarpihak yang pernah berkonflik.

"Kami turun ke jalan karena aspirasi rakyat kecil kurang didengar," tegas Joko




(mud/mud)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads