Pemprov Kalteng menggeber program beasiswa terutama untuk anak-anak pelosok kurang mampu. Belasan kampus digandeng untuk mengoptimalkan target 'Satu Keluarga, Satu Sarjana'.
Gubernur Agustiar Sabran mengumpulkan para rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Kota Palang Raya. Pertemuan di Istana Isen Mulang itu dihadiri oleh 12 pimpinan perguruan tinggi.
Yakni Rektor Universitas Palangka Raya (UPR), Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, Universitas Kristen Palangka Raya (UNKRIP), Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Palangka Raya, Institut Agama Kristen (IAKN) Palangka Raya, Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Palangka Raya, Universitas PGRI Palangka Raya, Universitas Terbuka Palangka Raya, Poltekkes Palangka Raya (Polkesraya), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Tambun Bungai, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Agustiar Sabran menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui program sekolah gratis dan kuliah gratis. Program ini diharapkan dapat membuka akses pendidikan seluas-luasnya, terutama bagi anak-anak dari desa dan wilayah pedalaman yang kurang mampu.
"Pendidikan adalah kunci utama kemajuan daerah. Kita ingin anak-anak dari pelosok bisa menempuh pendidikan tanpa beban biaya. Karena itu, saya mengajak seluruh pihak, termasuk para rektor, untuk bersinergi menyukseskan program ini," kata Agustiar dalam keterangan pers, Kamis (10/4/2025).
Ia menambahkan Kartu Huma Betang sebagai solusi terintegrasi untuk mendukung akses pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Program ini merupakan bagian dari visi besar dalam mewujudkan cita-cita 'Satu Rumah, Satu Sarjana'.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidik Kalteng Muhammad Reza Prabowo dalam laporannya menyebutkan 12 perguruan tinggi yang hadir merupakan bagian dari 32 kampus yang telah bekerja sama dalam implementasi program kuliah gratis yang kini sudah berjalan.
"Dari total kuota 10.000 mahasiswa, setiap perguruan tinggi mengajukan kuota masing-masing. Ini langkah nyata mendukung visi gubernur agar tidak ada lagi anak-anak Kalteng yang tertinggal dalam pendidikan tinggi," jelas Reza.
Pemerintah Provinsi juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 123 miliar untuk program sekolah gratis dan Rp 50 miliar untuk program kuliah gratis melalui Biro Kesra. Program ini diharapkan turut mencetak tenaga pendidik muda dan berkualitas.
Dalam kesempatan tersebut, para rektor juga menyampaikan sejumlah masukan strategis, seperti pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dari jenjang dasar, penambahan sekolah unggulan, penguatan pendidikan vokasi seperti SMK pertanian dan kehutanan, serta peningkatan keterampilan generasi muda.
Selain itu, para pimpinan kampus juga mengusulkan agar Pemprov Kalteng menyelenggarakan event internasional, menyiapkan regenerasi petani muda, memperkuat ketahanan pangan, serta mengedukasi masyarakat untuk mencegah pernikahan usia anak.
Usulan lain termasuk perlunya pemandu (guide) di sektor wisata, peningkatan sarana dan prasarana kampus, pembentukan Dewan Pendidikan sebagai wadah penyampaian aspirasi, serta pentingnya Peraturan Daerah (Perda) untuk menjamin keberlanjutan beasiswa.
(mud/des)