Wali Kota Samarinda Andi Harun mengapresiasi pengerjaan terowongan yang disebut terowongan pertama di Kalimantan. Menurutnya, hasil konstruksi sangat memuaskan.
"Saya sudah melihat langsung bagaimana pipa bor tembus. Ini sebuah pencapaian yang sangat menggembirakan karena progresnya. Bahkan melampaui target sekitar 3 persen," ujar Wali Kota Andi pada Selasa (8/4/2025).
Terowongan itu diharapkan menjadi jawaban atas permasalahan lalu lintas di Samarinda yang semakin kompleks. Dengan rampungnya terowongan itu, arus kendaraan di kawasan-kawasan padat seperti Jalan Otto Iskandardinata dan Sungai Dama dapat terurai secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terowongan ini bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga bentuk solusi nyata untuk meningkatkan kenyamanan dan mobilitas masyarakat Samarinda. Saya berharap terowongan ini segera dapat dioperasikan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," terangnya.
Menurut Andi, pada Mei atau setidaknya Juni 2025, terowongan sepanjang 700 meter itu akan diuji coba penggunaannya. Terowongan itu terdiri dari dua lajur satu arah.
"Kami akan uji coba sekitar Mei atau paling tidak Juni sehingga terowongan ini bisa kita ketahui hasil dari finalisasi pengerjaannya," ungkapnya.
Pada Februari lalu, pengerjaan terowongan ini mendapat apresiasi dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ketika berbincang dengan orang nomor dua di Indonesia itu, Andi sempat mengungkapkan rencana pelebaran jalan Sultan Alimuddin yang merupakan satu konektivitas utama terowongan, hingga Jembatan Achmad Amins menuju Tol Balikpapan-Samarinda.
"Waktu itu Pak Wapres sangat welcome dan mendukung infrastruktur ini. Apalagi posisinya strategis karena menghubungkan ke Nusantara," terangnya lagi.
Andi juga menyampaikan kemungkinan meminta dukungan anggaran ke pusat. Pasalnya, Pemkot Samarinda membiayai banyak pembangunan lainnya.
"Apalagi manfaatnya ini sangat besar bagi masyarakat," kata Andi.
Sebagai informasi, pembangunan terowongan Jalan Sultan Alimuddin-Kakap di Kota Samarinda, Kalimantan Timur telah mencapai 91,7 persen. Proyek senilai Rp 395,9 miliar ini dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan Gunung Manggah, Samarinda.
Jalur tersebut resmi menjadi terowongan pertama di Kalimantan. Panjang keseluruhan terowongan dari pintu masuk-keluar mencapai 700 meter, dengan lebar 10 meter dan tinggi mencapai 5 meter. Kiri kanan jalan dilengkapi drainase.
Pembangunannya tak menggunakan dana APBN, tapi sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Samarinda. Sementara yang mengerjakan proyek kontrak tahun jamak ini adalah PT PP.
(sun/mud)