Kota Tarakan, Kalimantan Utara berjuang mengejar target eliminasi Tuberkulosis (TBC) seiring tingginya kasus di Indonesia. Indonesia menempati peringkat kedua dunia dengan 889 ribu kasus terdeteksi hingga Maret 2025 menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pada tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan menetapkan target penemuan kasus TBC sebanyak 1.251 kasus. Namun 749 kasus yang berhasil dilacak. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di tahun 2024, yang mencatat 687 kasus dari target 1.070, tetapi masih jauh dari target yang diharapkan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tarakan, Irwan Yuwanda mengakui tantangan besar dalam mencapai target. "Kami harapkan kasus menurun, bahkan nol kasus. Tapi nol kasus kecil kemungkinannya karena penemuan kita masih rendah," ujarnya kepada detikKalimantan, Jumat (4/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irwan menjelaskan fokus utama saat ini adalah meningkatkan penemuan kasus melalui skrining gratis di Puskesmas dan rumah sakit. "Kemenkes menetapkan target yang belum tercapai di banyak daerah, termasuk Tarakan. Makanya, kami gencar skrining untuk temukan kasus sebanyak mungkin," katanya.
Tujuannya untuk melindungi orang yang kontak dengan penderita agar tidak tertular. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat menjadi hambatan.
"PR (Pekerjaan Rumah), ada yang positif TBC tapi ogah minum obat. Ini risiko besar," tegas Irwan.
Dinkes Tarakan pun mengimbau masyarakat memanfaatkan layanan skrining dan melaporkan kasus TBC. "Kami cari kasus sesuai target Kemenkes untuk tekan penularan," tutupnya.
(sun/des)