Ratusan meriam karbit bakal menggetarkan Kota Pontianak, Kalimantan Barat menyambut malam Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M. Permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idul Fitri di Kota Pontianak ini akan dimulai pada malam nanti, Minggu (30/3/2025) mulai pukul 19.30 WIB.
Permainan rakyat ini dikemas menjadi Eksibisi Meriam Karbit yang akan berlangsung hingga sepekan ke depan di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Dari data yang dihimpun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak, ada 37 kelompok meriam karbit yang akan memeriahkan eksibisi ini.
Dari jumlah tersebut, terbagi dalam dua wilayah, yakni Pontianak Timur berjumlah 19 kelompok dan Pontianak Selatan-Tenggara 18 kelompok. Masing-masing kelompok akan menyuguhkan lebih dari lima unit meriam karbit yang siap disulut api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikKalimantan, seluruh kelompok pemain meriam karbit tengah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari dekorasi, perlengkapan meriam karbit hingga menghias meriam dengan cat aneka warna bermotif corak insang khas Pontianak. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang melakukan uji coba menyulut meriam untuk memastikan bunyi yang dihasilkan menggelegar.
"Kami sudah siap memeriahkan malam takbiran Hari Raya Idul Fitri dengan meriam karbit andalan kami," kata Pengurus Kelompok Meriam Karbit Setia Tambelan, Maulidi Murni kepada detikKalimantan, Minggu (30/3/2025).
Maulidi mengatakan, Kelompok Meriam Karbit Setia Tambelan beralamat di Jalan Tanjung Raya I, Kelurahan Tambelan Sampit, Pontianak Timur. Kelompok ini menyuguhkan 10 unit atau balok mariam karbit. Sedangkan karbit yang disiapkan lebih dari 100 kilogram.
"Kita sudah lakukan persiapan. Yang kita lakukan adalah dengan beberapa kali pengetesan meriam karbit. Tujuannya untuk mengetahui berapa takaran karbit dan air untuk masing-masing meriam. Sebab masing-masing meriam ukuran dan panjang atau volumenya berbeda-beda," kata Maulidi.
Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idul Fitri di Kota Pontianak. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50-70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Untuk membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi yang menggelegar.
Seremoni Eksibisi Meriam Karbit akan dipusatkan di Jalan Tanjung Harapan Gang Kejora Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Minggu (30/3/2025) mulai pukul 19.30 WIB. Akan dihadiri Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak, Forkopimda, jajaran Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalbar dan tamu undangan lainnya.
Meriam Karbit Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak masyarakat untuk meramaikan dan memeriahkan serta permainan meriam karbit ini. Apalagi, kata dia, meriam karbit yang sebagai permainan tradisional rakyat yang sudah ada sejak dulu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016.
"Maka dari itu, permainan meriam karbit ini patut kita lestarikan sebagai kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak sehingga setiap tahun permainan ini rutin kita selenggarakan," ujarnya kepada sejumlah wartawan, Minggu (30/3/2025).
Memang, tahun ini terjadi penurunan jumlah peserta atau kelompok meriam karbit. Data mencatat, tahun 2024 ada 41 kelompok meriam karbit. Sedangkan tahun 2025 hanya berjumlah 37 kelompok. Merosotnya jumlah warga yang memainkan meriam dikarenakan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk membuat meriam dan kesulitan bahan baku kayu balok.
Untuk mengatasi persoalan itu, Edi mengungkapkan rencana untuk menginisiasi program dukungan, seperti subsidi atau sponsor, guna meringankan beban masyarakat dalam melestarikan budaya permainan meriam karbit.
"Kita akan evaluasi ke depan, kalau program ini sangat menunjang pariwisata, kenapa tidak? Kita kan mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih konkret," ungkapnya.
Ia juga berharap adanya dukungan dari dunia usaha untuk kelompok-kelompok pembuat meriam karbit tradisional, yang selama ini dikenal sebagai bagian dari tradisi masyarakat Pontianak. Hal ini sebagai bentuk dukungan yang melibatkan kolaborasi dengan pihak swasta.
"Kita berharap semua pihak dapat berkolaborasi, dengan kerja sama yang baik, kita dapat memajukan pariwisata dan mempertahankan tradisi budaya di Pontianak," tuturnya.
Terpisah, Kepala Disdikbud Kota Pontianak Sri Sujiarti menerangkan eksebisi meriam karbit ini diikuti sebanyak 37 kelompok yang tersebar di sepanjang Sungai Kapuas. Ia menggarisbawahi bahwa event ini bukan sebuah perlombaan, tetapi lebih bersifat eksebisi.
"Kita bermain bersama untuk memeriahkan malam takbiran. Ada 37 kelompok yang terlibat, 19 kelompok berada di Pontianak Timur dan 18 kelompok di Pontianak Selatan dan Tenggara," terangnya.
Menurut Sri, eksibisi ini merupakan kolaborasi berbagai perangkat daerah dan instansi terkait karena melibatkan kegiatan di darat dan air.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan pada malam takbiran Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah," tuturnya.
Meriam karbit sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh kementerian. Oleh sebab itu, melalui eksebisi meriam karbit ini sebagai wujud pelestarian tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala.
"Tradisi ini merupakan satu-satunya yang kita tahu di Indonesia, bahkan mungkin di dunia," pungkasnya.
Simak Video "Video: Sambut Lebaran, Warga Pontianak Siap Gelar Tradisi Meriam Karbit"
[Gambas:Video 20detik]
(mud/mud)