Wisata baru bermunculan di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Salah satunya wisata alam terpadu Mengger Omah Kinjeng dan Kampung Ulat Sutra yang dikembangkan warga di kawasan perbukitan Menoreh Kulon Progo.
Wisata yang baru beroperasi sekitar setahun ini terletak di Dusun Gunung Kukusan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya berkisar 43 km atau 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Di tempat ini pengunjung bisa menyaksikan keindahan alam perbukitan dan pemandangan laut selatan Jawa hingga bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Pengunjung juga bisa belajar budi daya ulat sutra di perkampungan yang mayoritas warganya menggeluti usaha pembuatan kain sutra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola wisata Mengger Omah Kinjeng dan Kampung Ulat Sutra, Mulyadi Suparjo mengatakan dua destinasi ini dikembangkan secara swadaya oleh warga. Idenya berangkat dari banyaknya potensi alam yang tersembunyi di Gunung Kukusan.
Potensi pertama ada di atas bukit Gunung Kukusan, oleh warga dijuluki Mengger Omah Kinjeng atau rumah bagi capung. Dari bukit inilah, pemandangan laut selatan dan bandara YIA bisa terlihat jelas.
"Pedukuhan Gunung Kukusan itu secara geografis letaknya dekat dengan Bandara YIA, pintu gerbang wisatawan, dan kebetulan kita berada di atas bukit Menoreh yang bisa melihat bandara YIA," ujar Mulyadi di lokasi, Sabtu (2/9/2023).
Tak jauh dari Mengger Omah Kinjeng, terdapat permukiman penduduk yang dijuluki Kampung Ulat Sutra. Julukan ini berangkat dari usaha pembudidayaan ulat sutra yang banyak digeluti warga di Gunung Kukusan.
![]() |
Uniknya, ulat sutra yang dibudidayakan di sini adalah jenis Samia Cynthia ricini, pakannya cukup daun singkong. Sutra yang dihasilkan berwarna putih doff. Beda dengan sutra umumnya yang putih mengkilap.
"Budidaya ulat sutra jenis ini di sini jadi yang pertama kali di Indonesia dan dikembangkan oleh Profesor Dr Ir Ronny Muhammad Nur dari IPB. Hasilnya nanti dikembangkan di seluruh Indonesia," jelas Mulyadi.
Mulyadi mengungkapkan, masih banyak potensi tersembunyi di Gunung Kukusan. Beberapa yang baru ditemukan yaitucurug atau air terjun alami dan sungai yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan susur sungai.
"Di sini juga ada potensi susur sungai dan Curug, tapi masih kita eksplorasi," ujarnya.
Mulyadi mengatakan warga pengelola wisata Gunung Kukusan juga berencana melakukan pengembangan dengan menggandeng dusun-dusun lain di wilayah Hargorejo.
Langkah ini untuk menciptakan ekowisata terpadu yang tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tapi juga kearifan lokal setempat.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kemunculan wisata baru ini pun menarik perhatian sejumlah kalangan untuk ikut membantu pengembangan wisata tersebut. Salah satunya datang dari AirNav Indonesia.
"Kami telah menerima surat permohonan dari pengelola obwis ini, kami pelajari, kemudian kami koordinasikan dengan kantor pusat. Gayung bersambut, kantor memberikan bantuan yang nominalnya walaupun tidak besar tapi harapannya bisa membantu masyarakat sini untuk mengembangkan potensi di sini," kata General Manager AirNav Indonesia cabang Jogja, Zainal Arifin Harahap.
Salah satu pengunjung, Villa (38) mengaku terkesan dengan keindahan alam dan fasilitas yang ada di destinasi wisata ini.
"Yang paling mengesankan di sini kearifan lokalnya. Ramah sekali warganya, tadi dijamu dengan makanan khas yang enak banget yang kita enggak dapatkan di kota," ujarVilla.
Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu