Salah satu mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah seorang penyandang disabilitas. Mahasiswa tersebut merasa antusias dengan program pengabdian yang tengah ia jalani.
Muhammad Irsyad (23) adalah mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN di Dusun Bontitan, Desa Sendangagung, Minggir, Sleman. KKN sudah dijalani sejak akhir Juni hingga pertengahan Agustus mendatang.
Dari 28 mahasiswa yang terlibat, Irsyad adalah mahasiswa penyandang disabilitas netra yang mengikuti KKN di desa tersebut. Meski memiliki keterbatasan, Irsyad mengaku mampu menjalani aktivitasnya selama KKN dengan dibantu rekan tim KKN lainnya.
Tidak jarang, ia juga diajak berkunjung ke rumah warga atau bersilaturahmi dengan perangkat desa. Mahasiswa Prodi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PsDK) Fisipol UGM ini mengaku menyusun sendiri proposal program kerjanya, tapi dalam pelaksanaannya ia dibantu oleh rekan satu timnya.
"Saya sendiri yang buat kisi-kisi program kerjanya yang kemudian dibantu oleh rekan sesama tim untuk disosialisasikan ke lingkungan warga. Saya juga sering diajak jika ada kunjungan ke perangkat desa seperti Ketua RT dan Pak Dukuh," kata Irsyad, dikutip detikJogja dari keterangan tertulis UGM, Kamis (27/7/2023).
Beberapa program kerja yang diinisiasi oleh Irsyad di antaranya sosialisasi tentang pentingnya pemilahan sampah, edukasi tentang KIP Kuliah dan disability awareness. Dalam program pengelolaan sampah, Irsyad menegaskan pentingnya tidak membakar sampah dan memilah sampah dari jenisnya.
"Saya sampaikan dampak negatif jika sering membakar sampah. Sebaiknya dititipkan di bank sampah, tidak dibakar, dipisah sampah organik dan non organik," jelas Irsyad.
Ketika menerima rombongan pimpinan UGM yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof Dr Wening Udasmoro saat meninjau lokasi KKN di desa tersebut pada Jumat (21/7), Irsyad terlihat antusias.
Ia menyalami satu-per satu para tamu duduk dan mendengarkan pemaparan bersama timnya mengenai peningkatan publikasi SDGs melalui KKN dari tim Humas UGM.
Di samping itu, mahasiswa asal Solok Selatan, Sumatera Barat, ini mengaku bersyukur rekan satu timnya saling mendukung dalam menjalankan program kerja dan membantunya saat beraktivitas.
"Sehari-hari semua saling support, saat sosialisasi ke warga saya selalu diajak dan dilibatkan dalam kegiatan," pungkas Irsyad.
Wening Udasmoro menjelaskan, Irsyad adalah salah satu mahasiswa penyandang disabilitas di UGM. Meski demikian, selalu ada peluang bagi Irsyad untuk kuliah dan terjun ke lapangan untuk melaksanakan KKN. Menurut Wening, hal ini dilatarbelakangi oleh komitmen UGM sebagai kampus inklusi yang ramah disabilitas.
"Komitmen ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas dan mengembangkan pembelajaran yang ramah disabilitas," jelas Wening.
Wening juga mengapresiasi tim KKN yang saling mendukung satu sama lain dalam menjalankan kegiatan KKN.
"Kita sangat mengapresiasi para mahasiswa yang sudah saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam mendarmabaktikan waktunya untuk mengabdi di masyarakat," tukas Wening.
Kormanit KKN Minggir, Julian Dwi Efendi mengaku masyarakat setempat sangat antusias dengan program kerja yang mereka jalankan. Setiap akhir pekan, tim KKN selalu berkumpul dengan masyarakat untuk melakukan olahraga senam bersama.
"Kita selalu melaksanakan senam bersama. Masyarakat di sini antusias dan untuk berkolaborasi dan memudahkan kita ketika mau menjelaskan program kerja. Selama ini lancar dan saling membantu," kata Julian.
Menurut Kepala Dukuh Bontitan, Minggir, Arief Munandar mahasiswa KKN mampu menjalankan program dengan baik dan lancar selama berada di tengah masyarakat. Bahkan mereka mendapat apresiasi dari warga setempat.
Di sisi lain, Ketua RW Bontitan 7, Sarmiadi mengatakan pihaknya selalu mengawasi kegiatan mahasiswa KKN. Apalagi rumahnya digunakan sebagai lokasi pondokan mahasiswa.
"Mahasiswa KKN di sini benar-benar saya anggap seperti anak saya sendiri. Saya akui anak-anak mahasiswa betul-betul menjaga etika kesopanan di masyarakat," ungkap Sarmiadi.
Simak Video "Video: Momen Mahasiswa UGM Kejar Mobil Rektor Dipicu Diskusi Ditutup"
(apl/dil)