Museum Taman Tino Sidin di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul menggelar pameran bertajuk 'Rally Sketsa Napak Tilas 100 Tahun Tino Sidin'. Pameran tersebut menampilkan puluhan sketsa hasil karya dari napak tilas peserta di tempat-tempat berproses Tino Sidin.
Pantauan detikJogja, tampak puluhan karya terpasang di ruangan lantai dua Museum Taman Tino Sidin. Karya tersebut berupa sketsa di atas kertas putih yang terpasang dalam pigura.
Selain itu, tampak pula dua karya Tino Sidin di ruangan tersendiri. Dua karya itu masing-masing berupa lukisan berjudul 'Anak dan Burung' dan 'Jaka Tarub'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola Museum Taman Tino Sidin, Panca Takariyati (60) mengatakan, bahwa pameran ini sebetulnya bagian dari rangkaian satu abad Tino Sidin. Di mana sejak bulan Agustus 2025 sudah menggelar lomba lukis anak-anak di TVRI Jogja.
Suasana pameran 'Rally Sketsa Napak Tilas 100 Tahun Tino Sidin' di Museum Taman Tino Sidin, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Kamis (27/11/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
"Lalu pameran hasil karya Rally Sketsa Napak Tilas 100 Tahun Tino Sidin ini yang dibuka tanggal 25 November 2025 bertepatan dengan tanggal lahir Tino Sidin," katanya saat ditemui di Museum Taman Tino Sidin, Bantul, Kamis (27/11/2025) sore.
Perempuan yang kerap disapa Titik ini melanjutkan, bahwa pameran itu awalnya dari open call atau membuka pendaftaran bagi peserta awal bulan November. Saat itu pendaftarnya ada 64 orang.
"Jadi kami open call dan ada yang daftar, yang ikut 64 orang. Lalu dihubungi nanti kumpul misal di TVRI dan itu kami fasilitasi kaus dan buku sket. Lalu bareng-bareng, seperti rally atau ke beberapa tempat berproses Tino Sidin tapi sambil membuat sketsa," ujarnya.
Tempat-tempat itu, lanjut Titik, seperti di TVRI Jogja, kampus ASRI atau yang saat ini menjadi Jogja Nation Museum (JNM), kemudian Titik Nol di Senisono, sanggar seniman Indonesia muda (SIM) di Jalan Perkapalan dekat Jogja Galery.
"Dan ke Tamansiswa sebagai lokasi Tino Sidin kos sekaligus tempat mengajar kepanduan, Pramuka di depan pendopo Tamansiswa," ucapnya.
Lukisan Karya Tino Sidin Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
Menurutnya Tamansiswa menyimpan banyak momen bersejarah bagi Tino Sidin. Salah satunya saat mengajar Pramuka di pendopo Tamansiswa, Tino Sidin sempat mengetahui jatuhnya pesawat pembawa obat-obatan yang ditembak Belanda dan jatuh di Ngoto, Bangunharjo, Sewon Bantul tanggal 29 Juli 1947.
"Saat itu Tino Sidin lari bersama pandu-pandu Tamansiswa menolong korban yang jatuh seperti Adisucipto, Adi Soemarmo hingga Abdurahman Saleh. Lalu dibawa ke rumah sakit Petronella yang sekarang dikenal dengan rumah sakit Bethesda, Kota Jogja," katanya.
Di sisi lain, dari 64 akhirnya hanya separuh karya yang mejeng di pameran tersebut. Semua itu merujuk hasil kurasi dari kurator pameran.
"Yang ikut rally 64 dan dipilih 30 karya terbaik ditambah karya lainnya," ujarnya.
Titik juga mengungkapkan alasannya menggelar pameran dari karya peserta yang diajak rally sketsa untuk lebih mengenal Tino Sidin. Mengingat selama ini banyak yang belum tahu tempat-tempat berproses Tino Sidin.
Pengelola Museum Taman Tino Sidin, Panca Takariyati (60) saat menunjukkan karya Tino Sidin berjudul 'Anak dan Burung' dan Jaka Tarub'. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
"Tujuannya pertama agar merasakan juga seabad Tino Sidin dengan napak tilas sambil membuat sketsa. Harapannya mereka bisa menyampaikan ke publik dengan karya-karyanya, dan jadi tahu Tino Sidin pernah di sini dan sini, gitu," ucapnya.
Pameran tersebut berlangsung dari tanggal 25 November sampai 31 Desember mulai pukul 09.00-15.00 WIB. Sedangkan pengunjung yang datang bisa membayar tiket masuk karena akan diajak keliling dan menggambar di Museum tersebut.
"Sebetulnya masuk ke Museum bayar Rp 10 ribu per anak, dewasa Rp 20 ribu dan itu sudah diajak keliling museum. Selain itu juga diajak menggambar sambil melihat video menggambar bersama Tino Sidin, hasilnya bisa dibawa pulang. Jadi kami menawarkan sensasi di sini," katanya.
(afn/alg)















































Komentar Terbanyak
Underpass Kentungan Banjir, Ternyata Ini Biangnya
SE PBNU: Gus Yahya Tak Lagi Berstatus Ketum Per Hari Ini
KAI Bantah Pecat Pegawai gegara Tumbler Penumpang Hilang di KRL