Pentas Sendratari Subali Sugriwa di Pantai Glagah, Penari Sampai Basah Kuyup

Pentas Sendratari Subali Sugriwa di Pantai Glagah, Penari Sampai Basah Kuyup

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 28 Agu 2025 20:15 WIB
Penampilan Sendratari Sugriwa Subali di Laguna Glagah, Temon, Kulon Progo, Kamis (28/8/2025).
Penampilan Sendratari Sugriwa Subali di Laguna Glagah, Temon, Kulon Progo, Kamis (28/8/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Laguna Pantai Glagah di Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), begitu ramai dengan pementasan tari kolosal Sugriwa Subali. Tarian asli Bumi Binangun ini ditampilkan di tengah perairan hingga pemainnya basah kuyup.

Sedikitnya 80 penari dan pengrawit terlibat dalam sendratari yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo tersebut. Para penari berlenggak-lenggok di atas panggung yang dibangun di tengah perairan Laguna Glagah dengan latar belakang instalasi seni patung.

Tak hanya tampil di panggung, para penari juga menceburkan diri ke dasar laguna. Dalam kondisi basah kuyup, mereka tetap tampil energik tanpa mengubah alur cerita asli sendratari tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi yang belum tahu, Sugriwa Subali merupakan sendratari yang menceritakan tentang kisah kakak beradik bernama Sugriwa Subali yang diperintahkan para dewa untuk merebut Dewi Toro, seorang dewi cantik yang diculik oleh Mahesa Sura.

ADVERTISEMENT

Sendratari ini rutin dipentaskan di Gua Kiskendha, Girimulyo, Kulon Progo. Namun khusus hari ini dipusatkan di Laguna Glagah, untuk menghibur wisatawan dari Timur Tengah, tepatnya Yordania.

"Nah hari ini kebetulan kita kedatangan tamu dari Yordania, dua di antaranya adalah influencer, kemudian ada dari KBRI, juga ada dari biro perjalanan. Ini kita menangkap peluang promosi pariwisata budaya, karena setiap bulan mulai 2026 mendatang berjanji akan mendatangkan minimal 100 wisatawan dari Yordania ke Yogyakarta," ucap Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, saat ditemui di sela-sela pementasan, Kamis (28/8/2025).

Joko menerangkan kegiatan yang mendapat sokongan dari Dana Keistimewaan DIY ini merupakan ajang promosi wisata budaya yang diharapkan bisa menggaet minat wisatawan asing, dalam hal ini turis Yordania berkunjung ke DIY, khususnya Kulon Progo. Untuk Kulon Progo sendiri sengaja menampikan Sendratari Sugriwa Subali karena merupakan identitas budaya Kulon Progo.

"Kita tampilkan Sendratari Sugriwa Subali yang ini jadi identitas Kulon Progo dan menjadi salah satu wisata budaya," terangnya.

"Jadi kita terus tangkap peluang seperti ini. Kerja sama dengan GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies), Badan Promosi Pariwisata, dan HPI tentunya yang ini levelnya sudah DIY," imbuh Joko.

Penampilan Sendratari Sugriwa Subali di Laguna Glagah, Temon, Kulon Progo, Kamis (28/8/2025).Penampilan Sendratari Sugriwa Subali di Laguna Glagah, Temon, Kulon Progo, Kamis (28/8/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Salah satu penari, Afia, mengaku senang bisa turut mempromosikan budaya Kulon Progo kepada khalayak luas.

"Rasanya bangga banget bisa menyambut tamu penting. Harapannya dengan Sugriwa Subali ini semoga kami bisa mempromosikan budaya yang ada di Kulon Progo," ujar Afia.

Afia sendiri mengaku cukup tertantang dengan lokasi acara yang dipusatkan di tengah laguna. Menurutnya banyak kesulitan yang dihadapi, tapi semua itu bisa diatasi karena dia beserta penari lain sudah melakoni latihan yang panjang.

"Ini adalah tempat baru bagi kami karena biasanya di amphitheater Gua Kiskendha, tapi sekarang pindah di laguna Glagah. Kesulitannya ya kita harus penyesuaian tempat karena jalannya sempit, juga di air. Kalau di air itu ya panggungnya kurang luas, terus akses keluar masuk juga susah," ucapnya.

Sementara itu, turis Yordania bernama Reem Masadeh mengaku terkesan dengan pertunjukan Sugriwa Subali. Menurutnya, tarian ini penuh dengan filosofi serta gerakan rancak yang enak untuk ditonton.

"I find this very interesting. I never seen something like this before, because I'm come from totaly different culture. I thinks it's full of culture, full of moves, full of characters, full of stories, so it's really minds blowing. I really likes it so much (Saya pikir ini sangat menarik. Saya belum pernah lihat seperti ini karena saya berasal dari budaya yang benar-benar berbeda. Saya pikir ini penuh dengan budaya, gerakan, karakter, cerita dan begitu mencengangkan. Saya benar-benar menyukai ini)," ujarnya.

Wanita muda itu juga mengatakan tarian Sugriwa Subali sekilas mirip seperti tarian di Bali. Namun dengan kemasan yang jauh berbeda.

"This is my first time in Indonesia, but I saw likes similar dancing in Bali, but this is different (Ini pertama kali saya di Indonesia, tapi saya pernah melihat tarian seperti ini di Bali, tapi ini berbeda)," ucapnya.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads