Pohon Timoho: Nama Jalan di Jogja hingga Anggapan Daya Magis Mengikat Orang

Jihan Nisrina Khairani, Anandio Januar - detikJogja
Selasa, 26 Sep 2023 13:26 WIB
Plang Jalan Timoho, Kota Jogja. Foto diunggah pada Selasa (26/9/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja
Jogja -

Jalan Timoho adalah salah satu nama jalan yang ada di Kota Jogja. Jalan Timoho memiliki cerita di balik namanya yang digunakan saat ini.

Pemberian nama Jalan Timoho diambil dari salah satu pohon dengan nama yang sama yaitu pohon timoho.

Pamong Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Yogyakarta, Indra Fibiona, menjelaskan bahwa di sekitar Jalan Timoho pada masa lalu dipenuhi oleh pohon timoho atau timo yang tumbuh di pekarangan dan kanan-kiri jalan.

"Pada masa lalu, wilayah sekitar Jalan Timoho dipenuhi oleh pohon timo atau timoho yang tumbuh subur di pekarangan dan di kanan-kiri jalan, terutama di bagian utara dan selatan," ujar Indra kepada tim detikJogja, Senin (11/9/2023).

Jalan Timoho berada di utara Balai Kota Jogja, menghubungkan Balai Kota ke kantor DPRD Kota Jogja, dan ke arah utara tembus kampus UIN Jogja Jalan Laksda Adisucipto. Kondisi lalu lintasnya ramai. Di kanan kiri jalan berdiri bangunan seperti tempat makan, kafe, dan kantor.

Terlihat pohon timoho di pinggir jalan. Pohon timoho tampak tumbuh tinggi dengan diameter yang cukup besar. Terlihat juga bunga-bunga dari pohon ini.

Pohon timoho di Jalan Timoho, Kota Jogja. Foto diunggah pada Selasa (26/9/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja

Mengulik tentang pohon timoho, pohon ini dikenal juga dengan pohon tamu dan memiliki nama ilmiah Kleinhovia hospita. Timoho adalah salah satu tumbuhan tropis asli Indonesia. Indra menjelaskan, pohon timoho memiliki kayu dengan keistimewaan tersendiri. Kayunya sering digunakan untuk membuat tombak dan sarung/warangka keris.

Kayu timoho memiliki tekstur berupa garis putih melingkar pada dasar kayu yang berwarna cokelat kehitaman. Garis putih tersebut dinamai 'pelet' dan memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa. Indra mengungkapkan bahwa maknanya berkaitan dengan daya magis untuk menggoda seseorang.

"Bentuk garis-garis ini disebut pelet dan memiliki makna yang mendalam dalam budaya Jawa. Warangka keris dengan pelet Kendit, misalnya, dianggap memiliki tuah atau daya magis yang dapat mengikat orang," paparnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya




(rih/dil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork