Alasan Prabowo Jalankan MBG: Saya Melihat Langsung Stunting-Malnutrisi

Nasional

Alasan Prabowo Jalankan MBG: Saya Melihat Langsung Stunting-Malnutrisi

Retno Ayuningrum - detikJogja
Rabu, 15 Okt 2025 23:57 WIB
Presiden Prabowo acara Forbes
Presiden Prabowo di acara Forbes. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube BPMI Sekretariat Presiden
Jogja -

Presiden Prabowo Subianto menjelaskan alasannya melaksanakan program makan bergizi gratis (MBG) saat sesi dialog dengan Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr atau Steve Forbes.Prabowo bilang dia melihat langsung stunting hingga malnutrisi di depan mata.

Dilansir detikFinance, dalam dialog itu, awalnya Prabowo mengatakan MBG menjadi salah satu program unggulannya saat kampanye pemilihan presiden.
Selama masa kampanye, Prabowo telah pergi ke beberapa desa dan bertemu langsung dengan anak-anak.

"Setiap saya datang ke setiap desa, banyak anak-anak yang menyapa. Jadi, saya berbicara dengan mereka dan bertanya, 'Berapa umurmu?' Saya sering kali terkejut. Ketika saya mengira anak laki-laki depan saya pasti umur empat tahun, ternyata mereka 10 tahun," kata Prabowo di St. Regis, Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada anak perempuan yang saya pikir berusia lima tahun ternyata sebelas tahun. Saya terkejut. Jadi, saya melihat secara langsung stunting, malnutrisi, dan kemiskinan di depan mata saya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Prabowo mengatakan, sulit bagi orang-orang kalangan atas memahami anak-anak terkadang makan hanya dengan nasi dan garam.

Kemudian dia teringat sekolah-sekolah di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) yang mempunyai program MBG. Bahkan di India yang pendapatan per kapita kurang dari Indonesia mempunyai program serupa MBG.

Prabowo lalu berbicara dengan tim kampanyenya untuk melaksanakan program MBG. Kini Prabowo bangga karena sekarang sudah ada 11.900 Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).

"Saya mulai merencanakan program ini sejak 2023. Pada saat itu, ada 77 negara yang mempunyai program makan bergizi gratis. Saya pikir Indonesia harus menjadi negara ke-78 atau ke-79 yang melaksanakan program itu. Jadi, kita mulai berencana dan mengumumkan program ini sebagai program kampanye," ungkapnya.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads