Tupperware Resmi Pamit dari RI Usai 33 Tahun Beroperasi

Saham Tupperware anjlok hingga 50% pada Senin (10/4). Penurunan ini terjadi karena adanya proyeksi kinerja perusahaan yang suram di masa depan. — Gerai tupperware. Foto: Getty Images/Justin Sullivan

Jogja -

Produsen wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat (AS), Tupperware, mengumumkan menutup bisnisnya di Indonesia. Perusahaan itu mengabarkan bahwa mereka telah tutup sejak 31 Januari 2025.

Dilansir dari detikFinance, penutupan tersebut merupakan bagian dari langkah global perusahaan. Tupperware Brands Corporation ternyata juga menghentikan aktivitasnya di sebagian besar negara.

"Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025. Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis pengumuman di Instagram resmi @tupperwareid, Minggu (13/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan menganggap 33 tahun beroperasi di Indonesia bukanlah waktu yang singkat.

"Dari bekal si kecil hingga hantaran penuh cinta, kami bangga telah menemani perjalanan Anda dengan produk yang dirancang untuk menginspirasi gaya hidup sehat, praktis dan modern," ujar Tupperware Indonesia.

"Setiap perjalanan pasti memiliki akhir. Perjalanan luar biasa kami bersama keluarga Indonesia kini tiba di penghujung jalan," imbuhnya.

Dalam catatan detikcom, Tupperware Brands diketahui tengah mempersiapkan pengajuan pailit. Hal itu mengingat perusahaan telah bertahun-tahun bertahan di tengah pelemahan permintaan.

Seiring berjalannya proses bisnis, Tupperware Brands tidak jadi bangkrut karena menempuh opsi menjual bisnisnya kepada kreditur senilai US$ 23,5 juta atau setara Rp 369,68 miliar (kurs Rp15.731). Perusahaan juga melepas bisnisnya kepada kreditur dalam bentuk keringanan utang senilai US$ 63 juta atau setara Rp 990,73 miliar.

Adapun kreditur utama Tupperware itu ialah Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners dan Bank of America. Mereka akan mendapatkan nama merek Tupperware dan asetnya di pasar inti termasuk AS, Kanada, Meksiko, Brasil, Tiongkok, Korea, India dan Malaysia.

"Perusahaan berencana untuk menghentikan operasinya di pasar tertentu dan beralih ke model bisnis yang mengedepankan teknologi serta tidak terlalu bergantung pada aset," kata CEO Tupperware Laurie Ann Goldman dikutip dari Reuters, Sabtu (2/11/2024) lalu.