Warga memadati lapangan eks Pasar Lama Imogiri, Karangtalun, Kapanewon Imogiri, Bantul. Mereka menyerbu pasar murah yang menjual beras dengan harga di bawah harga pasar.
Salah satu warga, Ica (29) mengaku mengetahui informasinya adanya pasar murah kemarin, Senin (4/3) dari grup WhatsApp. Saat itu Dukuh Tilaman mengirimkan gambar berisi daftar komoditas dan harga di pasar murah.
"Tahu ada pasar murah ini dari grup ibu-ibu karena Bu Dukuh share info. Terus rencananya saya mau beli beras karena saat Ramadan kan kebutuhan banyak seperti untuk buat takjil juga," katanya kepada detikJogja di lokasi pasar murah, Selasa (5/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Tilaman, Wukirsari, Imogiri ini membeli 10 kilogram beras, sesuai dengan batas maksimal dalam pasar murah ini.
"Tidak ada syarat khusus, hanya dibatasi satu orang maksimal beli 10 kilogram beras," ucapnya.
Ica mengaku harga beras di pasar murah ini sangat terjangkau. Sebelumnya, Ica membeli beras kemasan lima kilogram di pasaran dengan harga lebih mahal.
"Kemarin saya beli beras lima kilogram itu Rp 82 ribu dan ini ada beras SPHP lima kilogram harga Rp 51 ribu. Jadi mending beli yang ini saja," ujarnya.
![]() |
Warga lain dari Guwosari, Pajangan, Bantul, Desi (38) mengaku datang ke pasar murah karena kebetulan melintas saat pulang dari tempat saudaranya di Imogiri.
"Tidak sengaja lewat, kok ada ramai-ramai terus mampir ternyata ada pasar murah. Ya sudah kebetulan toh, saya sekalian beli beras SPHP 10 kilogram untuk stok di rumah," kata Desi.
Apalagi, kata Desi, menjelang bulan Ramadan biasanya kebutuhan akan beras meningkat. "Saya beli beras SPHP 10 kilogram buat stok bulan Ramadan, jadi pas puasa kan tidak terlalu mikir lagi soal beras," ujarnya.
Sementara itu warga lainnya, Marni (54) mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah bahan pokok di Imogiri ini. Menurut Marni harga beras saat pasar murah jauh lebih murah ketimbang membeli beras di pasar.
"Ini saya beli 10 kilogram beras yang per lima kilogram harganya Rp 69.500, beras Suka RI ini namanya. Karena kalau beli eceran Rp 16 per kilogram dan ini kan hitungannya jadi Rp 14 ribu per kilogram, jadi lumayan sekali," ucapnya.
Oleh sebab itu, Marni berharap pasar murah seperti ini ke depannya ada lagi. Mengingat keberadaan pasar murah sangat membantu warga khususnya di tengah harga beras yang tinggi.
"Adanya pasar murah membantu kami karena harganya kan murah. Semoga ke depannya ada terus, itu aja harapannya," ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo menjelaskan bahwa pasar murah bahan pokok di Imogiri ini adalah kerja sama Pemkab Bantul dengan beberapa penyedia komoditas, antara lain Bulog Kanwil DIY. Hal ini sebagai upaya agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pokok.
"Nah, upaya ini dalam rangka untuk membantu masyarakat mempersiapkan kebutuhan pokok yang bisa dijangkau. Nantinya pasar murah sampai lebaran terus kita lakukan dengan sasaran kapanewon yang angka kemiskinannya tinggi," kata Joko.
Untuk komoditas pasar murah, kata Joko meliputi beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, telur ayam, hingga bawang merah dan bawang putih. Masing-masing komoditas dengan kuota satu ton.
"Pasar murah ini harganya terjangkau, contoh beras SPHP lima kilogram Rp 51 ribu," imbuhnya.
Pemkab Bantul Cek Harga di Pasar
Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo mengatakan hari ini melakukan monitoring ke pasar tradisional bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Salah satu pasar yang menjadi sasaran adalah Pasar Imogiri.
"Kita tadi bersama TPID melakukan monitoring di Pasar Imogiri. Hasilnya untuk harga beras sudah mengalami penurunan, dari Rp 17 ribu per kilogram menjadi 15 ribu untuk beras premium. Kemudian beras medium dari Rp 15 ribu menjadi Rp 14,5 ribu per kilogram," katanya kepada wartawan di Imogiri, Selasa (5/3).
Oleh sebab itu, Joko meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras di pasaran. Apalagi masyarakat bisa membeli beras dengan harga yang tidak melambung tinggi.
Joko mengungkapkan pula, dari hasil monitoring harga cabai merah kriting mengalami penurunan dari Rp 71 ribu menjadi Rp 55 ribu. Sedangkan cabai rawit merah dari Rp 59 ribu menjadi Rp 55 ribu per kilogramnya.
"Nah, yang mengalami kenaikan daging ayam ras dari Rp 34 ribu menjadi Rp 38 ribu. Kemudian untuk gula pasir mengalami kenaikan sedikit dari Rp 16 ribu menjadi Rp 17 ribu," ucapnya.
Selanjutnya, untuk harga ikan air tawar seperti nila juga mengalami kenaikan dari Rp 35 ribu menjadi Rp 38 ribu. Sementara komoditas yang harganya stabil adalah minyak goreng Rp 17,5 ribu, daging sapi juga tidak mengalami kenaikan di harga Rp 130 ribu, dan telur Rp 30 ribu per kilogram.
"Monitoring ke pasar-pasar dan pasar murah terus kita lakukan untuk menstabilkan harga di Bantul. Prinsip kita harga ini harus diupayakan agar warga bisa menjangkau," imbuh Joko.
(rih/cln)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang