Uji coba full pedestrian di kawasan Malioboro pada 1-2 Desember 2025 masih menuai banyak keluhan di masyarakat. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) menanggapi dengan menyatakan masyarakat belum terbiasa dengan kebiasaan baru.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan keluhan yang muncul akibat uji coba full pedestrian ini pasti terjadi. Pasalnya masyarakat dipaksa beradaptasi dengan kebiasaan baru.
"Kita sudah terbiasa dengan pedestrian itu jam 17.00 sampai jam 22.00, tiba-tiba kita (uji coba) 24 jam. Terjadi sesuatu nggak? Terjadi pasti. Terjadi chaos misalnya kemacetan," ungkap Made saat dihubungi, Selasa (2/12/2025).
"Tapi ketika ini berlanjut dari kurun waktu yang cukup panjang dan itu dilakukan penataan, saya yakin hal-hal yang kemudian diributkan oleh mungkin dari masyarakat, kemacetan, itu karena kekurangan kesiapan dari semuanya, dari masyarakatnya, dari kita yang memberikan informasi," sambungnya.
Made menyoroti soal sosialisasi diberlakukannya uji coba ini sebelumnya, yang menurutnya harusnya bisa membuat masyarakat atau siapa pun yang akan beraktivitas di Malioboro bisa bersiap.
"Tapi ini akan menjadi catatan juga. Bukan berarti bahwa ini gagal atau tidak bagus, tidak. Karena kita bicara cuma satu hari dan dua hari," ungkap Made.
"Nggak usah soal pedestrian, kita kalau melakukan apapun sekarang ya, kalau kita sudah terbiasa dengan sesuatu, kemudian tiba-tiba dirubah habitnya, pasti juga akan terjadi sesuatu lah. Mungkin eh kok ketidaknyamanan dan lain-lain. He eh. Tapi kalau itu sudah berjalan dalam kurun waktu tertentu, akhirnya juga nyaman," tambah Made.
Simak Video "Video: Prosesi Langka Jejak Banon di Jogja, Cuma Ada Tiap 8 Tahun!"
(apu/alg)