Ketika Damkar Sleman Makin Diandalkan: Dari Percintaan hingga Bantu Skripsi

Ketika Damkar Sleman Makin Diandalkan: Dari Percintaan hingga Bantu Skripsi

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Kamis, 27 Nov 2025 15:52 WIB
Petugas Damkar Sleman melakukan persiapan penanganan lebah
Petugas Damkar Sleman melakukan persiapan penanganan lebah. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sleman kini tak hanya sibuk memadamkan api atau mengevakuasi ular hingga sarang tawon. Tetapi juga menangani berbagai 'kegawatdaruratan' unik masyarakat, bahkan yang menyangkut urusan personal seperti konsultasi perceraian hingga membantu tugas kuliah.

Kepala Seksi Operasional dan Investigasi Bidang Damkar Sleman, Nawa Murtiyanto, mengungkapkan bahwa tren laporan non-kebakaran terus meningkat signifikan, terutama pasca-COVID-19. Perubahan pola ini menempatkan Damkar sebagai pihak yang paling sering diandalkan masyarakat untuk berbagai masalah.

"Pasca-Covid, trend itu naik. Kita berbicara Indonesia ya, itu pasca-Covid naik," ungkap Nawa kepada wartawan, Kamis (27/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nawa memaparkan data yang menunjukkan lonjakan luar biasa pada laporan non-kebakaran. Dulu, rasio kejadian adalah satu kejadian kebakaran berbanding dua kejadian non-kebakaran. Saat ini, rasio itu telah meningkat tajam.

"Sekarang itu sudah satu banding tujuh. Satu kejadian kebakaran, diikuti tujuh kejadian non-kebakaran," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Pergeseran ini membuat petugas Damkar Sleman rata-rata menangani lima hingga enam kasus non-kebakaran per hari, dengan evakuasi sarang tawon menjadi menu wajib yang terjadwal pasti tiga lokasi setiap malam.

Laporan yang ditangani pun semakin beragam, mulai dari kasus yang dianggap serius seperti upaya percobaan bunuh diri, hingga yang tergolong remeh-temeh, seperti ponsel jatuh ke got atau kunci motor yang tertinggal.

Namun, yang paling menyorot perhatian adalah laporan unik yang menyentuh urusan pribadi masyarakat. Nawa Murtiyanto menyebutkan beberapa contoh yang terbilang di luar nalar.

"Ada soal perceraian. Ada pula warga yang melapor karena kesulitan mencari pasangan hidup sampai bantu skripsi. Ada yang WA ada juga yang datang ke sini. Ya tetap kita ditanggapi dengan baik," katanya.

Permintaan bantuan ini bukan hanya melalui pesan singkat, tetapi warga juga ada yang datang langsung ke pos Damkar.

"Menghubungi Damkar untuk konsultasi saja, tapi ya mohon maaf, kita kan nggak punya basic bidang itu. Kita hanya bisa menenangkan saja," kata Nawa.

Tingginya ketergantungan masyarakat pada Damkar, menurut Nawa, bersumber dari satu hal yakni kepercayaan. Di sisi lain, kepercayaan ini juga memicu munculnya laporan hoaks dengan modus baru. Nawa menceritakan kasus hoaks yang melibatkan Debt Collector (DC) pinjaman online (pinjol).

"Sudah tiga kasus di Sleman. Jadi misalnya ada warga utang pinjol. Dikejar DC. Terus DC ini telepon Damkar, ditujukan ke alamat tersebut. Hanya untuk ngecek orang itu di rumah atau tidak, dan untuk mempermalukan," ungkapnya.

Meskipun demikian, setiap laporan, termasuk yang dicurigai hoaks, harus tetap didatangi. "Tetap harus diparani. Kita enggak bisa konfirmasi sebelum berangkat," ucapnya.

Akan tetapi, tingginya permintaan tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarana. Dari total delapan unit mobil, hanya empat mobil pompa yang layak operasi. Selain itu, Damkar Sleman baru memiliki dua pos dari kebutuhan ideal enam pos, dengan total personel operasional yang hanya 36 orang dari kebutuhan 56 orang.

"Sangat tidak cukup untuk meng-cover seluruh Sleman," keluhnya.




(afn/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads