Jabodetabek

Temuan Densus 88 Terkait Latar Belakang Ledakan SMAN 72 Jakarta

Tim detikcom - detikJogja
Rabu, 12 Nov 2025 10:17 WIB
Jumpa pers terkait penanganan kasus ledakan di SMAN 72 di Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025). Foto: Gilang Faturahman
Jogja -

Densus 88 memastikan ledakan di SMAN 72 Jakarta tak berkaitan dengan teorisme. Tindakan pelaku yang merupakan salah satu siswa disebut murni kriminal umum.

Diketahui, ledakan yang melukai banyak siswa itu terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat. Pelaku adalah salah satu siswa berinisial ABH.

"Densus 88 melakukan cek terkait dengan jaringan teror baik itu global, regional maupun domestik, sampai dengan saat ini tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan ABH, jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum," kata PPID Densus 88 Anti Teror Polri ⁠AKBP Mayndra Eka Wardhana, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025), dikutip dari detikNews.

"Jadi tidak ada kaitan dengan jaringan apa pun sehingga dalam analisa Densus 88 kejadian ini belum termasuk tindak pidana terorisme sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2018," ujarnya.

Motif Dendam

Hasil pendalaman juga menemukan adanya motif dendam yang menjadi latar belakang peristiwa ini. Dendam tersebut sudah disimpan pelaku selama berbulan-bulan sejak awal 2025.

"Dari awal tahun yang bersangkutan sudah mulai melakukan pencarian-pencarian, perasaan merasa tertindas, kesepian, tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa. Lalu yang bersangkutan juga memiliki motivasi dendam terhadap beberapa perlakuan terhadap yang bersangkutan," jelasnya.

Pelaku kemudian mengikuti grup-grup terkait kekerasan di media sosial. Diduga hal itu juga yang menginspirasi ABH.

"Di situ menginspirasi bersangkutan, karena yang bersangkutan mengikuti komunitas di media sosial di mana di situ mereka mengagumi kekerasan. Motivasi yang lain ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu meng-upload ke media tersebut, komunitas itu akan mengapresiasi sesuatu hal yang heroik. Di situ hal yang memprihatinkan," jelasnya.

Memetic Violence

ABH juga menulis nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang dibawanya. Menurutnya, hal itu merupakan memetic violence.

"Jadi kalau dalam komunitas kekerasan ada istilah memetic violence daring. Kalau rekan rekan lihat dalam senjata airsoft gun ditulis nama tokoh maupun ideologi yang berkembang, akan tetap yang bersangkutan hanya melakukan peniruan saja, karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan," ujarnya.

Densus 88 kemudian menyebutkan 6 nama pelaku penembakan yang ditulis siswa ABH pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi. Tiga nama yang ditulis pelaku yakni Alexandre Bissonnete, pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017. Kemudian ada Luca Traini pelaku penembakan enam migran asal Afrika di Kota Macerata pada Februari 2018. Lalu Brenton Harrison Tarrant, pelaku penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.



Simak Video "Video Kapolri: Medsos-Keluarga Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 akan Diperiksa"

(afn/alg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork