Pernyataan Sikap Sivitas Akademika UII Minta Paul dan Aktivis Lain Dibebaskan

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 06 Okt 2025 18:40 WIB
Aksi solidaritas sivitas akademika UII menuntut pembebasan Paul dan aktivis lain yang ditangkap di Kampus Terpadu UII, Sleman, Senin (6/1/2025). Foto: Jauh Hari Wawan/detikJogja
Sleman -

Sejumlah sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) mulai dari mahasiswa, dosen, hingga alumni menggelar aksi solidaritas di kampus terpadu UII, Sleman. Mereka menyerukan agar Muhammad Fakhrurrozi atau Paul beserta ratusan aktivis lain yang ditangkap polisi untuk segera dibebaskan.

Mereka juga melakukan aksi teatrikal dengan tabur bunga ke replika kuburan sebagai bentuk keprihatinan dan simbol atas matinya demokrasi di Indonesia.

"Mengapa kita membuat simbol kuburan, karena kita sedang menandai demokrasi mengalami kematian, kemunduran," kata Guru Besar Ilmu Komunikasi UII, Prof Masduki, saat orasi di acara 'Aksi Solidaritas UII Rapatkan Barisan: Bebaskan Paul, Bebaskan Semua Korban Tangkap Paksa dan Kriminalisasi' di selasar gedung auditorium Prof. Dr. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Jakal Km 13,5, Sleman, Senin (6/10/2025).

Masduki bilang, Paul merupakan wakil dari anak muda yang kritis, bagian dari masyarakat yang mencoba menjaga kewarasan demokrasi dengan menyuarakan kebenaran.

"Polisi sedang bermasalah, TNI bermasalah, Prabowo bermasalah. Itu harus ada yang berbicara, itu diwakili Paul, itu kenapa kita harus membela Paul dan ratusan aktivis lain," tegas dia.

Dia mengatakan, inti dari demokrasi merupakan kebebasan masyarakat sipil. Masduki bilang jika kebebasan itu direpresi apalagi dikriminalisasi, maka ada upaya sistematis untuk memundurkan demokrasi.

"Kita bicara yang paling mendasar yang harusnya dimiliki semua, yakni kebebasan bicara. Ini mahal," ujar dia.

Aksi solidaritas sivitas akademika UII menuntut pembebasan Paul dan aktivis lain yang ditangkap di Kampus Terpadu UII, Sleman, Senin (6/1/2025). Foto: Jauh Hari Wawan/detikJogja

Oleh karena itu, dengan aksi sore ini, dia ingin menyalakan lagi api perlawanan terhadap hal-hal yang membuat demokrasi makin terkikis.

Berikut pernyataan sikap keluarga besar UII yang dibacakan oleh perwakilan mahasiswa.

Mereka menyatakan, penangkapan terhadap Muhammad Fakhrurrozi (Paul), alumni Fakultas Hukum UII, bersama ratusan aktivis di berbagai kota di Indonesia bukan sekadar peristiwa hukum, melainkan tanda kemunduran serius demokrasi, matinya ruang kritik publik, dan hancurnya kepercayaan rakyat terhadap aparat penegak hukum.

Oleh sebab itu, keluarga besar Universitas Islam Indonesia menegaskan sikap sebagai berikut:

  1. Menuntut pembebasan saudara Muhammad Fakhrurrozi (Paul), yang dikenal luas atas kiprahnya sebagai aktivis sosial, serta pembebasan seluruh aktivis di berbagai kota yang hingga kini berjumlah sekitar 946 orang.
  2. Menuntut transparansi penuh atas posisi, kondisi, dan status hukum saudara Paul selama berada dalam tahanan Polda Jawa Timur, termasuk akses bagi keluarga dan penasihat hukum.
  3. Menolak dan menuntut penghentian segala bentuk perburuan aktivis dengan dalih pencarian "dalang kerusuhan" atau "aktor intelektual" dalam aksi demonstrasi Agustus 2025.
  4. Menuntut penegakan Hak Asasi Manusia secara konsisten, serta penghentian semua praktik pelanggaran terhadap hak konstitusional warga negara, khususnya kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berorganisasi.
  5. Mendesak Presiden Republik Indonesia untuk membentuk Tim Reformasi Kepolisian Indonesia (POLRI) agar kembali pada fungsi utamanya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang melibatkan masyarakat sipil, akademisi, dan tokoh publik berintegritas demi memastikan akuntabilitas institusi kepolisian. Indonesia (POLRI) agar kembali pada fungsi utamanya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

"Kami menegaskan bahwa perjuangan ini bukan hanya untuk saudara Paul atau ratusan aktivis lain yang ditangkap, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia yang hari ini sedang dipaksa hidup dalam ketakutan, pembungkaman, dan ketidakadilan," tutup pernyataan sikap itu.



Simak Video "Video: Tampang 'Mas-mas Pelayaran' yang Bentak Driver di Godean"

(apu/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork