Baru Umur 27 Tahun, Pemuda Ini Kena Ginjal Kronis Stadium 4

Doctor hands holding kidneys shape. Health care, medical insurance concept. — Ilustrasi penyakit gagal ginjal. Foto: Getty Images/iStockphoto/Marcela Ruth Romero

Jogja -

Seorang pria di Bolton, Inggris, bernama Niven Hopkins membagikan kisahnya yang didiagnosis menderita penyakit ginjal kronis stadium 4. Padahal, usianya sangatlah muda, 27 tahun.

Kisahnya yang tragis bermula saat dia merasakan gejala tak biasa, di mana kakinya mendadak membengkak parah pada Juli 2024 sehingga menimbulkan rasa sakit. Karena tak bisa berjalan, dia memutuskan memeriksakannya ke dokter umum.

Dilansir detikHealth Selasa (8/4/2025), dokter sempat mengira Hopkins terkena asam urat tinggi. Hopkins juga menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kondisinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak bisa berjalan, saya berjuang untuk mendapatkan janji temu dengan dokter selama beberapa hari pertama sehingga saya tidak bisa minum obat apa pun, saya hanya harus berjuang melawannya," katanya, dikutip Mirror.

Tiga hari usai pemeriksaan, Hopkins menerima telepon dari rumah sakit. Ternyata, hasil pemeriksaan menunjukkan fungsi ginjal pemuda itu hanya tinggal 15 persen. Jadi, dia didiagnosis mengidap ginjal kronis stadium 4.

Hopkins menuturkan, dokter menduga ginjalnya rusak karena terlalu banyak mengonsumsi protein.

"Saya tidak makan protein secara berlebihan, itu teratur. Saya memakannya di setiap waktu makan, saya makan telur atau makanan sehat seperti ayam dan saat minum teh saya makan daging. Saya tidak minum protein shake, saya tidak minum protein shake, saya lebih suka makan makanan utuh dan alami," ucapnya.

"Syok akibat asam urat adalah satu hal, dan kemudian saya menjalani biopsi ginjal dan mereka berkata 'Ya, ginjal Anda dalam kondisi yang sangat buruk sehingga kami tidak bisa mendapatkan sampel untuk mengujinya'."

Kini, ia tengah menunggu penilaian pratransplantasi pada bulan Februari agar dapat dicocokkan dengan donor. Dirinya juga berharap agar dapat terhindar dari keharusan menjalani sesi dialisis atau cuci darah selama berjam-jam setiap minggu.