Renungan Katolik Tahun Baru 2025: Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Renungan Katolik Tahun Baru 2025: Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Santo - detikJogja
Rabu, 01 Jan 2025 09:34 WIB
Ilustrasi doa Katolik dengan rosario
Ilustrasi renungan Katolik. (Foto: Pixabay/Myriams-Fotos)
Jogja -

Hari ini, umat Katolik merayakan Tahun Baru 2025 dan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Untuk memaknainya, detikers dapat berefleksi dengan renungan harian Katolik.

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Rabu 1 Januari 2025 merupakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Perdamaian Sedunia; dengan orang kudus Santo Almakios atau Telemakus; dan warna liturgi putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengangkat tema tentang seorang ibu, mari simak renungan Katolik hari ini, Rabu 1 Januari 2025 berikut ini yang dihimpun dari buku renungan 'Inspirasi Pagi' oleh Yulius Sodah MSC. Renungan berikut juga dilengkapi dengan bacaan hari ini dan doa penutup.

Renungan Harian Katolik Hari Ini 1 Januari 2025

Bacaan Hari Ini

Bil. 6:22-27;

  • Bil 6:22 Tuhan berfirman kepada Musa:
  • Bil 6:23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
  • Bil 6:24 Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
  • Bil 6:25 Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
  • Bil 6:26 Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
  • Bil 6:27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Mzm. 67:2-3,5,6,8;

  • Mzm 67:2 (67-3) supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
  • Mzm 67:3 (67-4) Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
  • Mzm 67:5 (67-6) Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
  • Mzm 67:6 (67-7) Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita.

Gal. 4:4-7;

  • Gal 4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
  • Gal 4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
  • Gal 4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
  • Gal 4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Luk. 2:16-21.

  • Luk 2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
  • Luk 2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
  • Luk 2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
  • Luk 2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
  • Luk 2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
  • Luk 2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

BcO Ibr. 2:9-17

  • Ibr 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
  • Ibr 2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
  • Ibr 2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
  • Ibr 2:12 kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"
  • Ibr 2:13 dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
  • Ibr 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
  • Ibr 2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
  • Ibr 2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
  • Ibr 2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

Renungan Hari Ini

Seorang ibu yang mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan ketenangan batin adalah ibu yang terkuat di dunia. Betapa sedih kalau kita melihat ibu yang tidak segan membentak anaknya dengan kata-kata kasar atau bahkan melakukan kekerasan fisik terhadapnya.

ADVERTISEMENT

Ada juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pribadi dan kelompok sosialita, sehingga tidak punya waktu untuk memberi perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Yang lain kecanduan media sosial, sehingga mudah menjadi kasar jika diganggu oleh anak saat sedang memperbarui status. Kecemasan, ketidaktenangan, dan kekasaran membuat manusia jauh dari Tuhan dan sesama, serta kehilangan berkat.

Hari ini adalah hari terakhir dalam oktaf Natal atau hari kedelapan. Gereja merayakan Hari Raya St. Perawan Maria Bunda Allah. Hari ini adalah juga Hari Perdamaian Sedunia.

Dalam bacaan Injil, Lukas menceritakan bagaimana kelahiran Yesus menimbulkan banyak kebingungan dalam diri Maria dan Yusuf, orang tua-Nya. Para gembala datang dengan penuh sukacita. Mereka memberi kesaksian tentang siapa Yesus berdasarkan warta yang mereka terima dari para malaikat.

Semua orang yang ada di sekitar tempat kelahiran Yesus dibuat heran karenanya. Akan tetapi, sebagai pribadi yang tenang, Maria dikatakan "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya".

Maria adalah seorang ibu yang memiliki karakter tenang atau damai. Dalam diam, Maria berusaha mengerti dan menemukan kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidupnya.

Dengan tenang, Maria menghadapi setiap kebingungan dan ketidakpastian dalam menjalankan tugasnya sebagai bunda Yesus dan bunda Allah. Kedamaian jiwa memampukan dia menjadi ibu sang Juru Selamat. Dia menjadi ibu yang sabar dan tenang bagi Yesus.

Bukan tanpa alasan Gereja menjadikan hari pertama setiap tahun sebagai saat untuk menghormati Maria sebagai bunda Allah. Maria adalah teladan bagi kita semua untuk menjalani hari-hari hidup kita di tahun yang baru.

Ketenangan batinnya dalam menghadapi setiap persoalan pantas diteladan, agar kita mampu menemukan kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidup kita, baik peristiwa suka maupun duka. Hanya orang seperti Bunda Maria yang mampu mengalami bahwa setiap tahun adalah tahun yang penuh berkat.

Setiap tahun, Tuhan menawarkan tiga berkat utama bagi kita semua yang percaya dan yang memiliki ketenangan batin seperti Bunda Maria. Tiga berkat itu tertulis dalam Kitab Bilangan (Bil. 6:24-26): Tuhan menjaga dan melindungi kita, Tuhan mengasihani kita, dan Tuhan selalu memberikan damai sejahtera kepada kita.

Mari belajar dari Bunda kita Maria agar tahun baru 2025 ini menjadi tahun yang penuh berkat.

Doa Penutup

Allah Yang Maha Kuasa, dengan perantaraan Santa Maria, perawan dan bunda, Engkau menganugerahi umat manusia keselamatan kekal. Semoga kami merasakan doa dan perlindungannya, karena ia telah melahirkan bagi kami PutraMu, pemberi hidup, yaitu Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik di Tahun Baru 2025 dengan daftar bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads