Tak lama lagi, umat Islam akan memasuki bulan pertama dalam tanggalan Hijriah, Muharram. Dalam bulan tersebut, terdapat dua puasa sunnah yang bisa dikerjakan, yakni Tasua dan Asyura. Berikut ini jadwal puasa Tasua dan Asyura 2024 lengkap dengan dalil dan hukumnya!
Berpuasa pada Muharram adalah amalan yang sangat dianjurkan. Landasannya adalah sabda Nabi Muhammad SAW yang dikutip dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa berikut:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Artinya: "Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram." (HR Muslim 1982)
Dilansir NU Online, Tasua berasal dari kata Arab tis'a yang berarti sembilan, sedangkan Asyura berakar dari kata asyara yang maknanya sepuluh. Sebagaimana arti kata namanya, kedua puasa ini dikerjakan pada 9 dan 10 Muharram setiap tahun.
Lantas, kapan 9 dan 10 Muharram itu? Di bawah ini telah detikJogja siapkan informasi lengkap seputar jadwal, dalil, serta hukum puasa Tasua dan Asyura Muharram 2024.
Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2024
Telah disebut sekilas sebelumnya, puasa Tasua dan Asyura dilaksanakan pada 9 dan 10 Muharram. Muharram sendiri termasuk satu dari empat bulan haram atau suci sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Satu tahun itu dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara bulan Jumada Tsaniyah dan Sya'ban." (HR Bukhari 2958)
Lebih lanjut, dirujuk dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama, 9 dan 10 Muharram 1446 H akan jatuh pada Senin, 15 Juli 2024 dan Selasa, 16 Juli 2024. Secara ringkas, jadwal puasa Tasua dan Asyura adalah:
- Puasa Tasua: Senin, 15 Juli 2024/9 Muharram 1446 H
- Puasa Asyura: Selasa, 16 Juli 2024/10 Muharram 1446 H
Dalil Puasa Tasua dan Asyura
Mengetahui dalil mengenai puasa Tasua dan Asyura akan membuat detikers lebih termotivasi untuk menunaikannya. Dikutip dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, Nabi Muhammad SAW memang belum pernah mengerjakan puasa Tasua.
Beliau sebatas meniatkan akan mengerjakan puasa tersebut pada tahun depan. Namun, sebelum waktu pengerjaannya tiba, Rasulullah SAW telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Hal ini tertera dalam ucapan Ibnu Abbas berikut:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّهُ يَوْمُ تُعَظِمُهُ الْيَهُودُ، وَالنَّصَارَى، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " : " فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ " . قَالَ : فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوفَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan beliau memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa, saat itu para sahabat menyampaikan, 'Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Pada tahun depan insya allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (al-Muharram).' Belum tiba tahun berikutnya melainkan Rasulullah SAW telah wafat." (HR Muslim 1134)
Dalam hadits riwayat Baihaqi, keterangan senada dengan lafadz berbeda juga dapat ditemui:
لَئِن بَقيتُ لآمُرَنَّ بصيامِ يَومٍ قَبْلَه أَو يَومٍ بَعدَه
Artinya: "Jika saya masih hidup (hingga tahun berikutnya), saya akan perintahkan untuk berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya." (HR Baihaqi 8470)
Sementara itu, terdapat banyak dalil akan puasa Asyura, salah satunya yang menjelaskan tentang keutamaan puasa ini. Rasulullah SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Asyura, aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim 1162)
Juga hadits yang menerangkan bahwasanya Rasulullah sangat bersemangat untuk menjalankan puasa Asyura. Berikut bunyi haditsnya:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Artinya: "Aku tidak pernah melihat Nabi SAW benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari Asyura, dan puasa bulan Ramadhan." (HR Bukhari 2006 dan Muslim 1132)
Hukum Puasa Tasua dan Asyura
Ditilik detikHikmah, hukum puasa Tasua dan Asyura adalah sunnah. Maksudnya, tidak ada paksaan bagi umat Islam yang ingin mengerjakan ataupun meninggalkannya. Bagi yang mengerjakan akan mendapat pahala, sedangkan yang meninggalkan tidak mendapat dosa.
Dalil akan hukum ini adalah sebuah hadits riwayat Bukhari. Disadur dari laman Suara Asyiyah, haditsnya berbunyi:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ عَاشُورَاءُ يُصَامُ قَبْلَ رَمَضَانَ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ قَالَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya: "dari 'Aisyah RA: dahulu hari Asyura adalah hari-hari yang dipergunakan orang-orang jahiliyah untuk melakukan puasa. Tatkala datang bulan Ramadhan, beliau SAW bersabda: 'barangsiapa yang ingin berpuasa 'Asyura hendaklah ia berpuasa, dan bagi yang tidak ingin, maka berbukalah.'" (HR Bukhari 1892)
Khusus puasa Tasua, tidak dianjurkan untuk mengerjakannya secara sendirian (tidak dilanjut dengan puasa Asyura) sebagaimana keterangan dalam kitab Zadul Ma'ad karya Ibnul Qayyim. Sebab, tujuan dikerjakannya puasa Tasua adalah menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram. Wallahu a'lam.
Demikian pembahasan lengkap mengenai jadwal, dalil, dan hukum puasa Tasua dan Asyura. Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Simak Video "Video Perampokan Museum Guncang Prancis, 2.000 Koin Kuno Raib"
(par/apl)