Peziarah di Makam Raja Imogiri Curhat Mahal, Keraton Jogja Bakal Selidiki

Peziarah di Makam Raja Imogiri Curhat Mahal, Keraton Jogja Bakal Selidiki

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 29 Apr 2024 21:06 WIB
Makam raja-raja Mataram di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (13/3/2022).
Foto: Makam raja-raja Mataram di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (13/3/2022). (Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jogja -

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat angkat bicara atas dugaan tarif nutuk di wisata ziarah Makam Raja-Raja Imogiri. Carik Kawedanan Sri Wandawa KRT Purwosemantri yang bertanggung jawab atas kawasan tersebut akan menyelidiki. Diawali dengan klarifikasi kepada para abdi dalem yang bertugas di Makam Raja Imogiri.

"Karaton juga akan menghubungi orang yang upload untuk mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya. Kami juga akan melakukan penanganan pendisiplinan Abdi Dalem yang bersangkutan. Akan segera dilakukan," tegasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (29/4/2024).

Selain itu, pihaknya juga melakukan pendalaman atas kejadian viral ini. Kesimpulannya, kejadian berlangsung saat bukan jam operasional. Purwosemantri menuturkan Makam Imogiri tutup setiap hari Minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila peziarah ingin masuk pada non jam operasional, ada tata caranya. Berupa pengajuan surat izin ke Kawedanan Sri Wandawa atau Kawedanan Hageng Panitrapura. Kedua lembaga ini yang bertanggung jawab atas Makam Raja Imogiri.

"Kejadian bukan pada jam buka. Biasanya dengan alasan sudah sampai di sana maka tidak diperkenankan masuk," katanya.

ADVERTISEMENT

Dalam unggahan viral tersebut juga disebutkan adanya biaya sewa pakaian peranakan. Purwosemantri menegaskan bahwa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak menyediakan persewaan pakaian.

"Dari Karaton tidak ada, persewaan pakaian adalah usaha perkumpulan Abdi Dalem," ujarnya.

Sebelumnya viral peziarah Makam Raja Imogiri dikenai tarif nuthuk. Curhatan peziarah makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, yang mengaku terpaksa membayar ratusan ribu rupiah saat ziarah beredar di media sosial. Tepatnya diunggah di akun X @merapi_uncover pada Senin (29/4).

Dalam curhatnya, peziarah itu mengaku rutin berziarah ke makam raja-raja Mataram di pajimatan Imogiri sejak awal tahun 2000. Dia biasa membawa rombongan maksimal sampai 14 orang dalam 2 mobil. Disebutkan dalam curhatan itu bahwa peziarah yang belum punya baju peranakan (baju khusus masuk ke makam) disediakan persewaan dengan tarif Rp 15.000 per orang.

"Sebelum masuk pasarean kita diwajibkan urus Ijin dulu kepada kuncen pasarean. Setelah urus ijin sudah pasti restribusi disampaikan dan dibayar diawal sebelum masuk. Restribusi selama ini 50k (saya tidak pernah diberikan tanda bukti) tapi tidak masalah bagi saya. Karena masih dalam batas kewajaran," tulis curhatan itu, dikutip detikJogja dari akun X @merapi_uncover, Senin (29/4/2024).

"Restribusi berlaku untuk masing-masing wilayah, untuk Kasultanan sendiri dan Kasunanan sendiri seandainya mau masuk ke Kasultanan dan Kasunanan berarti harus bayar 2kali. Tahukan min makam terbagi 2 yang otomatis kepengurusan juga 2. Tapi untuk yang makam Sultan Agung diurus oleh oleh Pihak yaitu Kasultanan dan Kasunanan. Permasalahan saya disitu dan dirasa oleh pengunjung atau peziarah yang lain," sambungnya.

Setelah prosesi ziarah selesai, peziarah itu mengatakan rombongannya langsung turun dan membereskan segala hal termasuk uang yang harus dibayarkan.

"Diluar dugaan kita serombongan harus membayar masing-masing wilayah @250k untuk para petugas (kuncennya) artinya 500k SANGAT KAGET SAYA MENDENGARNYA," tulis curhatan itu.

Peziarah itu menyatakan tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tidak menanyakan terlebih dahulu. Saat itu dia menganggap tarifnya masih seperti sebelumnya.

"(biasanya sebelum nya setelah kita tanya berapa semuanya dijawab Kuncen "Sumonggo kerso" Dan kita juga paham ada berapa petugasnya saya sebenarnya tidak pernah kurang dari 300k kita kasih," sebutnya.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads