Maraknya kasus kekerasan yang muncul selama Pemilu 2024 menjadi sorotan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Haedar Nashir meminta penegak hukum bisa optimal dalam menangani persoalan ini.
"Kekerasan akibat dari proses gesekan pemilu atau kampanye itu sudah wilayah aparat, maka secara hukum dan formal regulasi sistem bernegara kami harapkan aparat Polri, TNI, penegak hukum, untuk betul-betul berdiri tegak di atas konstitusi dan melindungi seluruh warga bangsa termasuk mencegah terjadinya kekerasan," ujar Haedar Nashir saat ditemui wartawan usai mengisi acara Hari Syiar Muhammadiyah di Masjid Agung Wates, Kulon Progo, Minggu (7/1/2024).
Haedar juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk bisa mengontrol diri agar tidak terlibat dalam aksi semacam itu. "Kepada seluruh komponen bangsa juga harus bisa menahan diri," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, terjadi beberapa kasus kekerasan menjelang masa Pemilu 2024. Terbaru kekerasan dialami sejumlah relawan capres cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali pada Sabtu (30/12/2023). Mirisnya, pelaku kekerasan merupakan oknum anggota TNI Yonif 408/Suhbrastha.
Sebelumnya juga terjadi peristiwa keributan antarmasyarakat yang berkaitan dengan Pemilu pada Minggu (24/12) pukul 14.00 WIB di simpang tiga Maguwoharjo, Sleman. Satu orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Kemudian ada seorang relawan Prabowo-Gibran bernama Muarah yang ditembak saat berdiskusi sambil ngopi di depan sebuah toko di desa tempat tinggalnya di Banyuates, Sampang, pada Jumat 22 Desember 2023 lalu. Kasus ini masih diselidiki oleh Polda Jatim.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa