Tahukah detikers bahwa tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)? Tahun ini, PGRI memperingati hari jadinya untuk yang ke-78. Berikut sejarah lengkapnya.
Bukankah Hari Guru Nasional juga diperingati setiap tanggal 25 November? Lantas, apa yang terjadi hingga Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI berada dalam satu tanggal yang sama? Untuk menjawabnya, kisah pendirian PGRI harus dihadirkan.
Karenanya, berikut ini telah detikJogja siapkan informasi tentang HUT ke-78 PGRI lengkap dengan sejarah pendiriannya. Selamat menyelami kilas balik sejarah, ya, detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HUT ke-78 PGRI 25 November 2023
Sekilas Tentang HUT PGRI Ke-78 dan Temanya
Berdasarkan informasi yang tertera di laman resmi PGRI Kabupaten Sumbawa, setiap tahunnya, HUT PGRI dirayakan per tanggal 25 November. Di tingkat pusat, beberapa perayaan yang biasanya diadakan adalah olimpiade, upacara bendera, dan puncak peringatan di kota terpilih.
Sementara itu, di daerah, peringatannya akan disemarakkan dengan berbagai kegiatan seperti jalan sehat, seminar, orasi ilmiah, lomba, pertunjukan seni, dan lain-lain.
Untuk ulang tahunnya yang ke-78, tema yang diangkat adalah 'Transformasi Guru, Wujudkan Indonesia Maju'. Tema tersebut bermakna bahwa transformasi atau perubahan guru menjadi pilar utama untuk memajukan Indonesia.
Harapannya, para guru Tanah Air dapat terus meningkatkan kompetensi diri, mulai dari menerapkan sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif hingga menjadi teladan positif untuk murid-muridnya.
Link Download Logo HUT PGRI Ke-78
Agar memudahkan, berikut ini adalah tautan untuk mengunduh logo HUT PGRI Ke-78 tahun 2023:
Logo HUT PGRI Ke-78 tahun 2023
Sejarah Pendirian PGRI
Mengutip dari laman resmi PGRI pusat, menurut sejarahnya, organisasi yang satu ini tidak serta merta didirikan. Terdapat proses di belakangnya yang cukup panjang.
Semua bermula ketika guru-guru Indonesia memiliki semangat kebangsaan dalam hatinya. Para guru tersebut kemudian mendirikan wadah perjuangan bernama PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) pada tahun 1912.
Organisasi PGHB tersebut bersifat unitaristik. Artinya, PGHB tidak memandang perbedaan ijazah, kedudukan, agama, suku, tempat kerja, golongan, gender, dan asal-usul. Karenanya, anggota PGHB bermacam-macam, mulai dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, hingga penilik sekolah. Sifat ini nantinya juga akan menjadi salah satu sifat PGRI.
Bersamaan dengan berdirinya PGHB, organisasi-organisasi lain mulai bermunculan. Bedanya, organisasi tersebut didirikan atas dasar satu kesamaan antaranggotanya. Berikut ini daftarnya:
- Persatuan Guru Bantu (PGB)
- Perserikatan Guru Desa (PGD)
- Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS)
- Perserikatan Normaalschool (PNS)
- Hogere Kweekschool Bond (HKSB)
- Christelijke Onderwijs Vereneging (COV)
- Katolieke Onderwijs Bond (KOB)
- Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM)
- Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG)
Berdasar semangat kebangsaan dan perjuangan, para guru mulai memperjuangkan persamaan hak dengan orang-orang Belanda. Semangat perjuangan ini terus berkobar hingga cita-cita kemerdekaan terpatri dalam benak para guru bangsa.
Sejarah pun berlanjut, pada tahun 1932, PGHB berubah nama menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia). Kata 'Indonesia' yang tersemat dalam namanya membuat Pemerintah Belanda berang. Namun, semangat para guru yang tetap berkobar membuat mereka terus memperjuangkannya hingga akhir masa penjajahan Belanda.
Mengutip dari laman resmi Universitas NU Sidoarjo, ketika masa pendudukan Jepang, aktivitas PGI dibekukan. Pembekuan ini berdampak pada seluruh organisasi yang tidak dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya. Parahnya, sekolah-sekolah pun ikut ditutup seluruhnya. Kondisi kelam ini baru berakhir pada saat Indonesia bebas dari penjajah.
Pada 24-25 November 1945, diselenggarakanlah Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Lokasi yang digunakan adalah Gedung Somaharsana, Van Deventer School, dan Sekolah Guru Puteri.
Kongres tersebut kemudian menyepakati untuk menghapus segala macam perbedaan dan kembali kepada sifat unitaristik. Sejak saat itu, guru-guru Indonesia menyatakan bergabung dalam organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Kongres tersebut juga merumuskan tiga tujuan guru untuk mengisi kemerdekaan, yakni:
- Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
- Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan
- Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya
Sejak saat itu, Hari Ulang Tahun PGRI diperingati setiap tanggal 25 November. Pemerintah yang ingin menunjukkan penghormatan kepada para guru, juga menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Guru Nasional yang tertuang dalam Keppres No. 78 Tahun 1994.
Nah, itulah informasi mengenai HUT PGRI ke-78 lengkap dengan sejarah pendiriannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(cln/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM