Pacitan memang dikenal sebagai kabupaten dengan deretan pantai eksotis di pesisir selatan Jawa Timur. Salah satu destinasi yang paling populer dan kerap menjadi ikon wisata daerah ini adalah Pantai Klayar.
Pantai yang terletak di sisi barat Pacitan ini menawarkan panorama alam yang unik, memadukan ombak Samudera Hindia yang bergulung kuat, pasir putih, serta formasi batu karang raksasa yang menjulang megah.
Keindahan Pantai Klayar tak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga menjadi tujuan favorit pelancong dari luar daerah. Lanskap alamnya menghadirkan kontras dramatis antara birunya laut, tebing karang, dan semprotan air yang muncul dari celah batu.
Di balik pesona tersebut, Pantai Klayar juga dikenal memiliki mitos-mitos yang berkembang secara turun-temurun di masyarakat sekitar. Meski demikian, keberadaan mitos tidak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keindahan alamnya.
Asal-usul Nama Pantai Klayar
Mengutip jurnal Analisis Attraction, Amenities, Accessibility, dan Ancillary dalam Penawaran Produk Ekowisata di Pantai Klayar karya Firdiansyah Nugroho dkk, terdapat dua versi cerita mengenai asal-usul nama Pantai Klayar.
Versi pertama menyebutkan bahwa nama "Klayar" berasal dari fenomena kapal yang terdampar di sekitar pantai. Dalam bahasa masyarakat setempat, peristiwa tersebut dikenal dengan istilah glayar, yang kemudian mengalami perubahan penyebutan menjadi Klayar.
Sementara versi kedua menjelaskan bahwa penamaan Pantai Klayar berasal dari kebiasaan masyarakat yang sering berjalan-jalan di kawasan pantai pada siang atau sore hari. Aktivitas hilir mudik tersebut dikenal dengan istilah "klayar-kluyur", yang berarti berjalan ke sana-kemari.
Dari kebiasaan itulah kemudian muncul nama Pantai Klayar. Hingga kini, kedua versi tersebut masih dipercaya dan hidup berdampingan di tengah masyarakat, meski tidak diketahui secara pasti mana yang menjadi asal-usul utama penamaan pantai ini.
Mitos-mitos yang Berkembang di Pantai Klayar
Sebagai pantai yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Pantai Klayar tak lepas dari berbagai mitos yang diyakini sebagian masyarakat setempat. Berikut beberapa mitos yang berkembang hingga saat ini.
1. Larangan Melakukan Pemujaan
Masyarakat setempat meyakini Pantai Klayar tidak boleh digunakan untuk kegiatan mistis, seperti membakar dupa, kemenyan, melakukan pemujaan, atau membuang benda-benda yang dianggap memiliki energi tertentu. Larangan ini dipercaya bertujuan menjaga keseimbangan alam dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pantang Membawa Benda dari Pantai
Pengunjung dilarang membawa pulang pasir, batu karang, atau benda apa pun dari kawasan pantai tanpa izin. Konon, siapa pun yang melanggar larangan ini dipercaya akan mengalami kesialan atau kejadian yang tidak diharapkan.
3. Batu Karang di Tengah Pantai
Terdapat batu karang besar yang berada di tengah pantai dan dipercaya bukan hasil erosi alami. Menurut cerita masyarakat, batu tersebut merupakan sisa pertarungan makhluk gaib pada masa lampau.
4. Sumur di Celah Batu Karang
Di Pantai Klayar terdapat dua sumur yang berada di celah batu karang. Sumur pertama berukuran besar dan dipercaya digunakan sebagai tempat pemandian serta pengobatan kuda balap. Sementara sumur kedua yang lebih kecil dikenal dengan nama Cinderlaras dan Suranyata, yang diyakini membawa berkah.
5. Larangan Memakai Baju Hijau
Mitos lain yang cukup dikenal adalah larangan mengenakan pakaian berwarna hijau. Konon, pelanggaran terhadap larangan ini bisa menyebabkan seseorang terseret ombak atau mengalami gangguan konsentrasi. Mitos ini kerap dikaitkan dengan legenda penguasa pantai selatan.
Daya Tarik Pantai Klayar Pacitan
Terlepas dari mitos yang berkembang, Pantai Klayar memiliki sejumlah daya tarik yang membuatnya tetap menjadi destinasi unggulan. Mengutip detikJatim, berikut beberapa daya tarik utama Pantai Klayar.
1. Seruling Samudera
Seruling Samudera merupakan lubang di balik tebing karang yang menghasilkan suara unik saat air laut menembus celah batu. Ketika air pasang, lubang ini dapat memancarkan air setinggi 10-15 meter, menyerupai air mancur alami.
2. Dua Bukit Karang
Pantai Klayar diapit oleh dua bukit karang yang dapat dinaiki wisatawan. Dari gardu pandang, pengunjung bisa menikmati panorama laut lepas dan hamparan pasir putih yang terlihat semakin memukau dari ketinggian.
3. Batu Karang Mirip Sphinx
Salah satu ikon Pantai Klayar adalah batu karang yang bentuknya menyerupai patung Sphinx di Mesir. Karang ini menjulang kokoh dan sering dijadikan latar foto favorit wisatawan.
4. Wisata ATV
Pantai Klayar juga menyediakan wahana ATV bagi wisatawan yang ingin berkeliling pantai. Harga sewa ATV relatif terjangkau, mulai dari Rp25.000 untuk sekali jalan hingga sekitar Rp150.000 untuk durasi satu jam.
Lokasi dan Rute Menuju Pantai Klayar
Pantai Klayar berada di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Lokasinya berada sekitar 40 kilometer di sebelah barat Kota Pacitan.
Bagi wisatawan dari Surabaya dan sekitarnya, rute perjalanan dapat ditempuh melalui Mojokerto-Jombang-Kertosono-Nganjuk-Madiun-Ponorogo-Pacitan.
Sementara dari Yogyakarta, perjalanan dimulai dari kawasan Malioboro menuju Wonosari, kemudian dilanjutkan ke Pracimantoro, Punung, hingga tiba di Pantai Klayar.
Harga Tiket dan Fasilitas Pantai Klayar
Harga tiket masuk Pantai Klayar tergolong terjangkau, yakni Rp15.000 untuk wisatawan dewasa dan Rp10.000 untuk anak-anak. Fasilitas yang tersedia pun cukup lengkap.
Mulai dari kamar mandi, gazebo, warung makanan dan minuman, hingga area parkir yang luas. Dengan fasilitas tersebut, Pantai Klayar cocok dikunjungi untuk wisata keluarga maupun wisata alam bersama teman.
Dengan perpaduan keindahan alam, keunikan geologi, serta cerita mitos yang menyertainya, Pantai Klayar Pacitan tetap menjadi destinasi wisata unggulan yang menawarkan pengalaman berbeda bagi pengunjung. Jika dikelola berkelanjutan, pantai ini berpotensi terus menjadi magnet wisata di pesisir selatan Jawa Timur.
Simak Video "Video Prank Mbah Tarman Jadi Kakek Sultan: Mahar Miliaran Zonk, Mobil Rental Digadai"
(ihc/irb)