.webp)
Indonesia kaya akan destinasi wisata alam menakjubkan, salah satunya kawasan geopark yang memadukan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan nilai budaya. Salah satu yang diakui dunia oleh UNESCO sebagai Global Geopark adalah Geopark Ijen di Jawa Timur.
Dari sekian banyak geosite menarik, Kawah Wurung menonjol karena keunikannya yang berbeda dari kawah pada umumnya. Terletak di Desa Kalianyar, Bondowoso, kawasan ini menawarkan panorama savana hijau luas dengan kontur berbukit menyerupai kawah gunung.
Uniknya, tidak terdapat lubang kepundan atau aktivitas vulkanik aktif di sini. Nama "Wurung" dalam bahasa Jawa berarti gagal atau tak jadi terbentuk. Meski disebut kawah gagal, pesona alamnya justru menjadi magnet bagi wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Terbentuknya Kawah Wurung
Dikutip dari situs Geopark Ijen, Kawah Wurung merupakan bagian dari Geosite Ijen yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme kompleks jutaan tahun silam. Di sekitarnya terdapat jejak gunung api intra kaldera, seperti Gunung Genteng, Gunung Pendil, dan Gunung Anyar.
Batuan di kawasan ini terdiri dari tuf, lava andesit, hingga skoria hasil suplai magma purba. Seiring waktu, abrasi dan proses alamiah lainnya membentuk cekungan luas yang kini diselimuti padang rumput indah.
Daya Tarik Kawah Wurung
Dikenal juga sebagai "savana Bondowoso", Kawah Wurung memukau dengan hamparan rerumputan hijau yang dikelilingi bukit-bukit mirip "Teletubbies" di Bromo. Saat musim tertentu, bunga bandotan atau wedusan bermekaran, menciptakan permadani ungu yang menawan.
Dari puncak bukit, pengunjung bisa menikmati panorama 360 derajat dengan latar Gunung Raung yang menjulang di kejauhan, ditemani semilir angin sejuk yang menenangkan.
Rute Menuju Kawah Wurung
Terdapat dua jalur utama menuju kawasan ini. Dari Bondowoso, perjalanan dimulai ke arah Kawah Ijen, lalu dilanjutkan ke Desa Sempol dengan waktu tempuh sekitar 2-3 jam.
Alternatif lainnya, wisatawan bisa melalui Banyuwangi menuju pos pendakian Kawah Ijen, kemudian dilanjutkan ke Bondowoso. Medannya sedikit menanjak, namun akses jalan cukup mudah dilalui kendaraan pribadi.
Waktu Terbaik Berkunjung
Kawah Wurung bisa dikunjungi kapan saja, namun waktu terbaik adalah pagi dan sore hari. Pada saat itu, cahaya matahari membuat pemandangan savana semakin indah, udara lebih sejuk, dan suasananya menyegarkan. Jika datang siang hari, suhu terasa panas sehingga kurang nyaman untuk beraktivitas.
Aktivitas di Kawah Wurung
Bagi detikers yang berencana mengunjungi kawah wurung, berikut sederet rekomendasi aktivitas wisata yang bisa dilakukan:
1. Camping di Savana
 Savana di Kawah Wurung Foto: Situs Resmi Geopark Ijen |
Dengan hamparan padang rumput yang luas dan udara pegunungan yang sejuk, Kawah Wurung menjadi tempat ideal untuk camping. Bermalam di bawah taburan bintang, ditemani api unggun, lalu disambut sunrise yang indah keesokan harinya, tentu memberi pengalaman tak terlupakan.
2. Hunting Foto Instagramable
Kawah Wurung adalah surga bagi pecinta fotografi. Spot favoritnya antara lain padang savana hijau, bukit mirip Teletubbies, dan panorama Gunung Ijen di kejauhan. Waktu terbaik untuk memotret adalah pagi atau sore dengan cahaya alami yang lembut.
3. Menikmati Sunrise dan Sunset
 Salah satu spot di Kawah Wurung Foto: Situs Resmi Geopark Ijen |
Momen matahari terbit dan terbenam di Kawah Wurung begitu memukau. Warna langit yang berubah dari biru, oranye, hingga keemasan berpadu dengan siluet perbukitan menciptakan suasana romantis sekaligus damai.
4. Trekking Ringan
Jalur trekking di kawasan ini cukup ramah untuk pemula. Dengan berjalan kaki menyusuri bukit, pengunjung bisa menikmati panorama dari berbagai sudut sambil merasakan segarnya udara pegunungan.
5. Piknik Santai
Selain camping dan trekking, Kawah Wurung juga cocok untuk piknik bersama keluarga. Bawa tikar dan bekal, lalu nikmati suasana tenang dengan pemandangan eksotis khas alam Bondowoso.
Fasilitas di Kawah Wurung
Meskipun masih alami, Kawah Wurung sudah dilengkapi fasilitas dasar seperti area parkir, toilet, undakan beton menuju bukit, hingga warung makan sederhana. Fasilitas ini cukup mendukung kenyamanan pengunjung yang ingin menikmati keindahan savana.
(ihc/irb)
