Desa Sukorejo Mengubah Kopi Jadi Petualangan Edukasi

Desa Sukorejo Mengubah Kopi Jadi Petualangan Edukasi

Mira Rachmalia - detikJatim
Rabu, 17 Sep 2025 04:00 WIB
Desa Wisata Sukorejo
Berwisata di Kebun Kopi Bondowoso. Foto: Pokdarwis Ijen Murni
Bondowoso -

Desa Sukorejo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang berada di jalur Wisata Kawah Ijen-Bondowoso. Desa ini dikelilingi perkebunan kopi rakyat, baik jenis arabika maupun robusta, yang sudah memiliki Indikasi Geografis (Java Ijen Raung).

Di wilayah inilah sejarah dan nilai-nilai budaya seputar kopi tumbuh dan berkembang hingga dikenal luas. Selain kaya akan potensi kopi, Desa Sukorejo juga menjadi bagian dari Ijen Geopark, baik dari sisi biosite kopi maupun warisan budaya, salah satunya melalui keberadaan Goa Butho Sumber Canting.

Mayoritas penduduknya berasal dari suku Madura dengan mata pencaharian utama sebagai petani kopi. Gambaran potensi ini menjadikan Sukorejo sebagai titik kunjungan menarik, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daya Tarik Wisata

Desa Wisata Sukarejo menawarkan beragam pesona yang siap memikat wisatawan. Dari keindahan alam yang asri hingga kekayaan budaya lokal, setiap sudut desa ini menyuguhkan pengalaman berbeda yang layak dijelajahi. Melansir profil Desa Wisata Sukarejo, berikut beberapa daya tarik wisata yang menjadi primadona.

1. Edukasi Kopi dari Hulu hingga Hilir

Wisata Kopi BondowosoWisatawan berkeliling kebun kopi di Desa Wisata Sukorejo Foto: Pokdarwis Ijen Murni

Salah satu aktivitas utama di Desa Sukorejo adalah wisata edukasi kopi. Wisatawan bisa melihat langsung bagaimana kopi dihasilkan mulai dari hulu hingga hilir. Wisatawan diperkenalkan pada jenis dan varietas kopi, teknik stek, pemangkasan, hingga peran naungan pohon bagi tanaman kopi.

ADVERTISEMENT

Pengunjung diajak mengunjungi rumah produksi kopi untuk melihat proses sortasi biji, pengolahan pascapanen, roasting, uji citarasa (cupping), hingga pengemasan produk. Tersedia kunjungan ke penangkaran luwak, yang menjadi daya tarik tersendiri karena berkaitan dengan kopi luwak yang terkenal.

Wisata Kopi BondowosoWisatawan diajak langsung memetik kopi Foto: Pokdarwis Ijen Murni

2. Goa Butho Sumber Canting

Goa Butho merupakan salah satu harta bersejarah yang tersembunyi di Bondowoso. Goa ini diyakini berasal dari masa Kerajaan Majapahit, dengan peninggalan yang menunjukkan pengaruh kuat agama Buddha.

Dahulu, goa ini berfungsi sebagai tempat meditasi bagi para biksu atau bhikkhu. Goa Butho juga dikenal dengan sebutan Goa Buta. Dalam bahasa Madura, "buta" berarti raksasa.

Nama ini muncul karena di bagian mulut goa terpahat relief kepala raksasa dengan wajah menyeramkan: mata terbuka lebar, gigi bertaring tajam, dan lidah menjulur. Menariknya, Goa Butho ditemukan di dua lokasi berbeda, yakni Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, serta Desa Jirek Mas, Kecamatan Cermee.

3. Air Terjun Pelangi

Melansir situs Bondowosoku, Air Terjun Pelangi terletak di Dusun Suko Sawah (dikenal juga dengan sebutan Kosabeh), Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso. Lokasinya memang belum memiliki banyak penanda arah, sehingga wisatawan dianjurkan untuk bertanya langsung kepada warga sekitar.

Rute menuju lokasi bisa ditempuh dari jalur Bondowoso menuju Kawah Ijen. Sebelum Stasiun TVRI, terdapat sebuah pertigaan di kawasan Kluncing. Ambil jalur kiri, lalu lanjutkan perjalanan menuju Dusun Kosabeh. Jalanan terdiri dari aspal dan makadam, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari pertigaan.

Setibanya di Dusun Kosabeh, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar 5 menit melewati area perumahan warga dan kebun kopi milik penduduk untuk sampai ke lokasi air terjun. Suasana pedesaan yang sejuk dan asri menjadi pengalaman tambahan sebelum menikmati keindahan Air Terjun Pelangi.

4. Air Terjun Poloagung

Berbeda dengan air terjun pada umumnya, Air Terjun Poloagung memiliki keunikan tersendiri. Kontur bukit di atasnya menyebabkan aliran air terbelah menjadi dua, sehingga menciptakan pemandangan indah layaknya air terjun kembar.

Dengan ketinggian sekitar 25 meter, Poloagung menjadi daya tarik baru bagi yang ingin mencari alternatif wisata alam di Bondowoso. Air jernih yang jatuh deras di antara bebatuan besar menghadirkan pemandangan memukau, sementara lokasinya yang agak terpencil membuat tempat ini cocok bagi pencinta ketenangan.

Air Terjun Poloagung berada di tengah hutan hijau yang rimbun, menciptakan suasana alami yang menyejukkan. Suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian berpadu dengan udara segar pegunungan, menghadirkan pengalaman menyatu dengan alam yang menenangkan jiwa.

Air Terjun di Desa Wisata SukorejoAir Terjun di Desa Wisata Sukorejo Foto: Pokdarwis Ijen Murni

Daya Tarik Seni dan Budaya

Tak hanya menawarkan pesona alam, Desa Wisata Sukarejo juga kaya dengan seni dan budaya lokal. Berbagai tradisi, pertunjukan, dan kerajinan khas desa ini menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung. Berikut rinciannya.

1. Tari Petik Kopi

Tarian ini merupakan warisan budaya tak benda dari Desa Sumber Wringin, Kecamatan Sumber Wringin. Biasanya ditampilkan saat panen raya kopi dengan iringan musik tradisional, sebagai bentuk rasa syukur sekaligus hiburan masyarakat.

2. Rokatan Bhumi

Rokatan Bhumi berasal dari bahasa Madura, yang berarti meruwat bumi. Secara istilah, Rhokatan Bumi berarti membebaskan dan memulihkan kembali alam semesta dari segala hal buruk. Ritual ini dilakukan menjelang musim panen kopi untuk memohon keselamatan, mengusir hal buruk, dan memulihkan keseimbangan alam.

3. Tari Pojien

Tari Pojien adalah kesenian asli Bondowoso yang sarat makna spiritual. Dalam pertunjukan ini, penari menaiki bambu tinggi tanpa alat pengaman sambil menari di ujungnya diiringi oleh musik gamelan. Selain menunjukkan keterampilan jasmani, tari ini juga melambangkan keberanian, pengharapan, serta perayaan panen.

Pusat Oleh-oleh dan Kuliner Khas

Sebagai pelengkap perjalanan, pengunjung Desa Wisata Sukarejo dapat singgah di pusat oleh-oleh untuk membawa pulang kuliner khas dan kerajinan unik dari desa ini. Berikut oleh-oleh dan kuliner khas di sini.

1. Geoshop Kopi Kluncing

Tempat ini menjadi wadah bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) lokal untuk memasarkan produk unggulan Desa Sukorejo, seperti kopi kemasan, camilan khas, gantungan kunci, dan kaos bertema Bondowoso.

2. Nasi Tani

Untuk urusan kuliner, Sukorejo punya sajian khas Nasi Tani, menu sederhana namun bergizi yang biasanya disantap para petani di kebun. Isinya terdiri dari nasi, tempe, tahu, urap, dan kacang merah. Kini, Nasi Tani menjadi menu andalan bagi wisatawan yang ingin merasakan cita rasa pedesaan.

Akomodasi dan Prasarana

Dengan status desa wisata, Sukorejo telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang untuk kenyamanan pengunjung. Beberapa akomodasi dan prasarana yang tersedia di Desa Wisata Sukorejo, antara lain sebagai berikut.

  • Musaa
  • Tourist Information Center (TIC)
  • Toilet umum
  • Taman bermain
  • Area parkir luas
  • Tempat sampah

Paket Eduwisata Kopi

Bagi pencinta kopi dan pengalaman belajar, Desa Wisata Sukorejo menawarkan paket eduwisata kopi yang menarik. Wisatawan dapat memilih dari dua paket yang tersedia, sebagai berikut.

Desa Wisata SukorejoPaket Eduwisata Kopi Foto: Pokdarwis Ijen Murni

Paket Arabika

Umum

  • 5-10 orang: Rp75.000/pax
  • 11-30 orang: Rp60.000/pax

Sekolah (SD, SMP, SMA/SMK)

  • 5-10 orang: Rp50.000/pax
  • 11-30 orang: Rp45.000/pax

Fasilitas:

  • Geotrack kebun kopi
  • Edukasi pengolahan kopi
  • Roasting dan cupping kopi
  • Ngopi spesial luwak arabika
  • Makan siang menu khas pedesaan

Paket Robusta

Umum

  • 5-10 orang: Rp60.000/pax
  • 11-30 orang: Rp45.000/pax

Sekolah (SD, SMP, SMA/SMK)

  • 3-10 orang: Rp35.000/pax
  • 11-30 orang: Rp30.000/pax

Fasilitas:

  • Geotrack kebun kopi
  • Edukasi pengolahan kopi
  • Roasting dan cupping kopi
  • Ngopi spesial luwak arabika
  • Camilan tradisional khas pedesaan

Kehadiran Desa Wisata Sukorejo sebagai destinasi wisata telah membawa angin segar bagi masyarakat sekitarnya. Tak lagi terpaku pada kegiatan pertanian semata, warga kini aktif memperkenalkan kopi lokal kepada para wisatawan, menumbuhkan rasa bangga sekaligus antusiasme baru.

Dampak positifnya juga terasa di sektor ekonomi; mulai dari peningkatan penjualan produk lokal, oleh-oleh khas, hingga kuliner, semua berkontribusi memperkuat perekonomian desa. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia masyarakat pun semakin nyata.

Pengetahuan tentang kopi dan keterampilan ekonomi kreatif terus meningkat, dibuktikan dengan banyaknya penelitian universitas di Indonesia yang menjadikan Desa Sukorejo sebagai objek studi, menandai desa ini sebagai contoh sukses integrasi wisata, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Desa Sukorejo menjadi bukti bahwa kopi tidak hanya sekadar komoditas, tetapi juga budaya, sejarah, dan daya tarik wisata. Bagi pecinta kopi maupun wisatawan yang mencari pengalaman berbeda, desa ini layak masuk dalam daftar kunjungan.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads