Hotel Majapahit Surabaya bukan sekadar tempat menginap. Di balik dinding dan arsitekturnya yang megah, hotel bersejarah ini menyimpan jejak penting perjuangan bangsa. Hingga kini, setidaknya ada empat ikon sejarah yang tetap dilestarikan dan menjadi daya tarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pemerintah Indonesia sendiri telah resmi menetapkan Hotel Majapahit sebagai cagar budaya pada tahun 2014. Oleh sebab itu, perawatannya penuh dengan kehati-hatian dan tidak sembarangan. Agar keorisinalan bangunnya tetap terjaga dan dapat dinikmati hingga generasi penerus selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Marketing Communications Hotel Majapahit Essa Adeline, perbaikan Hotel Majapahit harus sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Terdapat batasan dan aturan yang harus dipatuhi.
"Ada batasan melakukan sebuah perbaikan. Kalau untuk renovasi mengubah bentuk bangunan itu tidak boleh sejak cagar budaya. Upaya kami ya memelihara kwalitas hotel itu sendiri, pengecetan, kami ganti kayu keropos semaksimal mungkin, karena hotel kami dibangun dari lama, jadi material berkualitas," terang Essa kepada detikJatim, beberapa waktu lalu.
Ikon Bersejarah Hotel Majapahit
Hingga kini masih terdapat ikon-ikon bersejarah yang dapat dilihat hanya dengan berkunjung ke Hotel Majapahit sembari mengikuti room tour. Lantas, apa saja ikon itu? Berikut empat ikon bangunan bersejarah di Hotel Majapahit.
1. Flag Terrace
Flag Terrace merupakan lokasi bersejarah tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda pada 19 September 1945. Area ini menjadi saksi keberanian arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Spot ikonik tersebut berada di lantai dua, tepat di area atap gedung.
Di sana pengunjung dapat melihat jam dinding klasik serta tulisan yang mengabadikan peristiwa bersejarah itu. Setiap peringatan perobekan bendera, Pemerintah Kota Surabaya menggelar teatrikal ulang di lokasi tersebut sebagai upaya merawat ingatan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.
![]() |
2. Kamar 33
Kamar 33 merupakan bekas kantor perwakilan Belanda, Mr Plugman. Di kamar itu ia dibunuh. Awalnya, Plugman memiliki misi untuk membangun kembali tatanan dunia usai perang. Namun, pecahnya kemarahan arek-arek Suroboyo membuatnya diincar.
Di kamar 33 atau biasa disebut kamar Merdeka,Plugman melucuti senjata Jepang sebelum tewas terbunuh. Kamar ini juga menjadi saksi sejarah. Dari ruang inilah bendera Belanda dibawa ke tiang tanpa persetujuan, dan di kamar ini pula ia tewas dibunuh.
![]() |
3. Kamar Charlie Chaplin
Charlie Chaplin merupakan pelawak legendaris Hollywood. Ia pernah singgah di Hotel Majapahit yang kala itu bernama 'Oranje'. Saat berada di hotel, ia pernah turut meresmikan extension hotel yang baru saja dibangun.
Hingga saat ini kondisi kamar Charlie Chaplin masih sama seperti dulu. Kehadirannya di HotelMajapahit juga turut diabadikan.Fotonya kini dipajang di Balai Adika HotelMajapahit.
![]() |
4. Building 1910
Bangunan Original 1910 dulunya difungsikan sebagai restoran dengan menghadirkan nuansa klasik. Sebutan 1910 merujuk pada tahun berdirinya ketika Lucas Martin Sarkies membangun Hotel Oranje.
Konsep kafe dirancang untuk menghadirkan suasana kolonial abad ke-20 yang berkelas, tetapi dapat merasakan atmosfer sejarah. Bangunan ini mempertahankan arsitektur asli, seperti pilar tinggi, jendela kaca besar, lantai marmer dan langit-langit menjulang. Namun, pada saat ini Building 1910 digunakan untuk ruang meeting.
![]() |
Itulah empat ikon sejarah di Hotel Majapahit Surabaya yang masih dirawat hingga saat ini. Ingin mencoba melihat secara langsung? Segera datangi untuk mendapatkan pengalaman sejarah.
(auh/irb)