Bisa-bisanya Turis Korea Selatan Main Paralayang di Gunung Bromo

Round Up

Bisa-bisanya Turis Korea Selatan Main Paralayang di Gunung Bromo

Auliyau Rohman - detikJatim
Sabtu, 13 Sep 2025 08:21 WIB
Penampakan wisatawan Gunung Bromo terbang dengan paralayang yang viral di media sosial
Penampakan wisatawan Gunung Bromo terbang dengan paralayang yang viral di media sosial (Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar)
Malang -

Sebuah video memperlihatkan wisatawan menerbangkan paralayang di kawasan Gunung Bromo viral di media sosial. Belakangan diketahui, wisatawan tersebut adalah turis asal Korea Selatan.

Dalam video yang beredar, terlihat seseorang dengan menggunakan parasut utama berwarna orange diterbangkan bersama paraglider mengenakan pakaian dan helm berwarna putih.

Paraglider tersebut menerbangkan paralayangnya ke arah Gunung Batok yang lokasinya tepat bersebelahan dengan Gunung Bromo di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang dihimpun menyebutkan, aksi itu sebenarnya terjadi sekitar dua bulan lalu.

ADVERTISEMENT

Disebutkan, penerbang paralayang tersebut merupakan wisatawan asing yang berasal dari Korea Selatan. Saat itu, turis mancanegara itu sengaja membawa parasut paralayang dan mendarat di laut pasir sekitar Gunung Batok.

"Saat itu saya di lokasi. Saya sempat mengira orang Indonesia. Ternyata turis asal Korea Selatan. Wong setelah terbang di situ langsung geser ke Bali, kok," ungkap Efendy, seorang guide di Bromo, Jumat (12/9/2025).

Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyayangkan aksi nekat itu. Mereka menegaskan bahwa aktivitas paralayang tidak diperbolehkan di kawasan Bromo.

"Kami tidak mengizinkan, apalagi kawasan Bromo adalah wilayah yang sakral bagi masyarakat Tengger," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani.

Sementara itu, Ketua Pengkab Paralayang Probolinggo, Agung Priyo Jatmiko, mengaku tak tahu menahu soal penerbang paralayang yang viral di media sosial itu.

"Biasanya teman-teman kalau mau terbang di situ, pasti memberitahu. Untuk sekadar 'kulo nuwun'. Ini gak ada pemberitahuan kok," jelasnya, saat dikonfirmasi detikJatim.

Adapun Ketua Pengprov Paralayang Jawa Timur, Arif Eko Wahyudi, mengatakan komunitas paralayang memahami jika di kawasan Bromo dengan suku Tenggernya memiliki lokasi-lokasi yang disakralkan.

"Kami paham dan menghormati, bahwa di situ (Bromo) memang ada kawasan-kawasan sakral. Tapi tidak semuanya. Hanya titik-titik tertentu saja. Buktinya kami beberapa kali mengadakan kegiatan," pungkas Arif.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads