Mengenal Museum Kanker Surabaya di World Cancer Day

Mengenal Museum Kanker Surabaya di World Cancer Day

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 04 Feb 2025 11:50 WIB
Museum Kanker Indonesia di Surabaya memiliki konsep yang unik. Di dalamnya ada ruang Sepenuh Asa, tempat edukasi kanker serviks dan payudara.
Museum Kanker Indonesia di Surabaya. Foto: Istimewa
Surabaya -

World Cancer Day atau Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap 4 Februari menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker. Salah satu tempat di Indonesia yang berperan dalam edukasi dan sosialisasi tentang penyakit ini adalah Museum Kanker Indonesia yang terletak di Surabaya.

Museum ini menjadi sumber informasi berharga bagi masyarakat yang ingin memahami lebih dalam tentang berbagai jenis kanker serta upaya pencegahannya. Museum Kanker Surabaya bukan hanya sekadar wisata edukatif, tetapi sebuah langkah untuk meningkatkan kesadaran diri dan lingkungan sekitar tentang pentingnya pencegahan kanker.

Dengan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kanker dan mencegahnya sejak dini. Dan, pada momen World Cancer Day ini, mengunjungi Museum Kanker Surabaya bisa menjadi cara yang tepat untuk belajar dan ikut dalam gerakan global melawan kanker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Museum Kanker Surabaya

Dilansir dari laman Museum Kemdikbud, Museum Kanker Indonesia (MKI) atau Museum Kanker Indonesia Yayasan Kanker Wisnuwardhana (MKI-YKW) merupakan museum khusus yang didirikan oleh pembina Yayasan Kanker Wisnuwardhana dr Ananto Sidohutomo pada 2 November 2013 di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Museum Kanker Surabaya merupakan museum kanker yang pertama di dunia. Museum yang berada di Jalan Kayoon 16-18 Surabaya ini menjadi saksi bisu perjuangan melawan penyakit kanker yang telah merenggut banyak nyawa.

ADVERTISEMENT

Museum ini memiliki berbagai koleksi unik yang berkaitan dengan dunia medis dan kesehatan, seperti alat bantu pengenalan kanker, metode pencegahan, deteksi dini, proses penyembuhan, hingga rehabilitasi dan perawatan paliatif. Museum ini kental dengan aspek sejarah dan budaya yang berkaitan dengan kanker.

Dikelola Yayasan Kanker Wisnuwardhana yang merupakan yayasan kanker pertama di Indonesia yang berdiri pada 1969, Museum Kanker Indonesia berperan penting dalam edukasi publik dengan menyediakan informasi berbasis penelitian dan riset terkini.

Koleksi Museum Kanker Surabaya

Museum ini memamerkan berbagai koleksi artefak terkait penyakit kanker, seperti kanker paru-paru, kanker rahim, kanker tulang, dan masih banyak lagi. Koleksinya tidak hanya berasal dari dr Ananto dan istrinya, dr Etty, namun melibatkan sumbangan dari dokter-dokter lain, serta pasien kanker yang berkontribusi melalui Yayasan Kanker Wisnuwardhana.

Salah satu fitur menarik yang ada di museum ini adalah alat penghitung yang menunjukkan jumlah korban jiwa akibat kanker serviks di seluruh dunia, yang saat ini (data tahun 2024) tercatat sebanyak 638.367 jiwa, menandakan betapa pentingnya kesadaran tentang bahaya kanker serviks, khususnya bagi perempuan.

Selain menjadi destinasi wisata edukasi, museum ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan penginderaan manusia, termasuk indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan, sehingga pengalaman belajar menjadi lebih interaktif dan mendalam.

Museum Kanker Indonesia telah menarik perhatian wisatawan mancanegara. Museum ini juga sering dikunjungi pelajar dan mahasiswa di bidang kesehatan, serta masyarakat umum yang ingin lebih memahami tentang kanker dan cara pencegahannya.

Selain itu, museum ini juga aktif mengadakan penyuluhan, terutama untuk wanita dan masyarakat umum, guna meningkatkan kesadaran tentang penyakit kanker dan bahaya kanker serviks. Museum Kanker Indonesia memiliki dampak besar dalam edukasi masyarakat tentang kanker.

Salah satu ruangan utama yang ada di museum ini adalah Ruang Sepenuh Asa, sebuah ruangan khusus yang didedikasikan untuk mengedukasi para perempuan mengenai kanker serviks dan kanker payudara. Ruang Sepenuh Asa memiliki peran penting dalam penyuluhan kesehatan, terutama bagi wanita.

Di sini, pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang deteksi dini, pencegahan, dan cara mengatasi kedua jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan tersebut. Ruang ini diresmikan pada 2019 oleh Fatma, istri Wakil Gubernur Jawa Timur saat itu, Saifullah Yusuf, sebagai komitmen memberikan informasi yang lebih mudah diakses.

Ruang Sepenuh Asa juga sering digunakan untuk kegiatan penyuluhan deteksi dini kanker serviks dan payudara. Dengan semakin banyaknya perempuan yang mengunjungi ruang ini, diharapkan semakin banyak pula yang memahami langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang dapat diambil untuk melawan kanker.

Melalui ruang ini, Museum Kanker Indonesia tidak hanya berperan sebagai tempat untuk memamerkan koleksi medis, tetapi menjadi agen perubahan dalam upaya penyuluhan dan edukasi kanker, sehingga masyarakat dapat lebih siap dan waspada dalam menghadapi penyakit kanker.

Jam Buka dan Tiket Masuk Museum Kanker Surabaya

Bagi detikers yang ingin mengunjungi Museum Kanker Indonesia, bisa datang setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB. Menariknya, akses ke museum ini gratis. Cukup menulis nama di buku tamu saat tiba, dan langsung bisa menjelajahi berbagai koleksi edukatif yang ada di dalamnya.

Jam operasional yang panjang membuat museum ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk mempelajari lebih dalam tentang kanker, pencegahan, serta dampaknya. Jadi, jika tertarik memperluas wawasan tentang kanker dan berpartisipasi dalam upaya edukasi masyarakat, yuk mengunjungi Museum Kanker Indonesia.

Dengan tujuan mulia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker, Museum Kanker Indonesia diharapkan menjadi model inspiratif dalam upaya global menanggulangi penyakit ini. Bagi yang ingin belajar lebih banyak tentang kanker dan cara pencegahannya, museum ini adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.




(hil/irb)


Hide Ads