Pesan Menohok Pemangku Adat Tengger Buat Wisatawan Bromo: Salah Kaprah!

Pesan Menohok Pemangku Adat Tengger Buat Wisatawan Bromo: Salah Kaprah!

M Rofiq - detikJatim
Minggu, 18 Agu 2024 20:24 WIB
Para pemangku adat Tengger saat mengembalikan nama 3 spot di Bromo termasuk Bukit Teletubbies.
Para pemangku adat Tengger saat mengembalikan nama 3 spot di Bromo termasuk Bukit Teletubbies. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Para pemangku adat Suku Tengger menyampaikan pesan menohok bagi para pelaku usaha wisata maupun wisatawan yang suka seenaknya mengubah nama-nama lokasi di kawasan Gunung Bromo. Permintaan mereka mengembalikan nama 3 spot wisata Gunung Bromo baru terealisasi saat ini.

Romo Dukun Pandita Tengger, Sutomo mengatakan pihaknya sudah mengusulkan pengembalian nama 3 spot wisata Gunung Bromo kepada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sejak lama.

"Tapi baru terealisasi, terwujud kemarin setelah upacara HUT ke-79 RI. Sebab, kalau nama-nama tidak dikembalikan, maka itu akan tidak sesuai dengan kesejarahan Tengger, karena nama itu ada kaitannya," kata Romo Sutomo, Minggu (18/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan pemberian nama seperti Bukit Cinta, Bukit Teletubbies, dan Bukit Kingkong menurut Romo Sutomo itu merupakan pemberian dari para pelaku wisata. Sehingga kalau namanya tidak diganti, akan berdampak ke anak cucu.

Para pemangku adat Tengger saat mengembalikan nama 3 spot di Bromo termasuk Bukit Teletubbies.Para pemangku adat Tengger saat mengembalikan nama 3 spot di Bromo termasuk Bukit Teletubbies. (Foto: M Rofiq/detikJatim)

"Itu nanti anak cucu kita tidak mempunyai atau tahu cerita yang jelas tentang kawasan ini. Jadi kami tokoh-tokoh di Tengger ini memang sudah menghendaki untuk dikembalikan ke nama semula," ujar Romo Sutomo.

ADVERTISEMENT

Selain 3 spot wisata yang sudah dikembalikan ke nama semula, lanjut Romo Sutomo, masih ada beberapa spot lainnya yang perlu dikembalikan ke nama semula. Salah satunya Pasir Berbisik di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura.

"Seperti di Pasir Berbisik, itu mereka para pelaku wisata mengacu waktu di situ dibuat lokasi syuting film yang dibintangi Dian Sastro. Kalau nama asli atau nama lokalnya itu Pusung Gedhe," ungkapnya.

Ke depannya, Romo Sutomo berharap kepada para pelaku wisata agar tidak seenaknya memberi nama di tempat-tempat sekitar Gunung Bromo tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan para tokoh dan instansi terkait.

"Nanti akhirnya akan seperti sekarang, salah kaprah. Saya dengan tokoh-tokoh yang lainnya, sudah mengusulkan pengembalian ini kepada pihak TNBTS itu pada tahun 2019 dan baru terealisasi sekarang," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads