Mengenang Perjuangan Kemerdekaan di Museum Brawijaya Malang

Mengenang Perjuangan Kemerdekaan di Museum Brawijaya Malang

Mira Rachmalia - detikJatim
Senin, 12 Agu 2024 14:10 WIB
Museum Brawijaya Malang
Museum Brawijaya, wisata mengenang masa perjuangan kemerdekaan Foto: Brigida Emi Lilia/d'Traveler
Malang -

Berwisata di Kota Malang memang terasa seperti paket lengkap. Selain menawarkan wisata alam dan taman rekreasi, detikers bisa mengunjungi Museum Brawijaya. Koleksi museum ini terkait sejarah perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya di Kota Malang dan sekitarnya.

Museum Brawijaya menjadi destinasi yang cocok bagi detikers yang ingin belajar sejarah dan mengenang jasa pahlawan. Apalagi bulan ini bertepatan dengan bulan kemerdekaan.

Lokasi dan Rute Museum Brawijaya

Museum Brawijaya terletak di Jl Ijen No 25 A, Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Lokasi ini sangat dekat dengan pusat kota dan tempat wisata lainnya seperti Alun-alin Kota Malang. Jarak tempuh Museum Brawijaya dari pusat Kota Malang sekitar 3,4 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih sembilan menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Datsun Risers Expedition 2 mengunjungi Museum Brawijaya Malang. Berbagai peralatan perang hingga nama-nama pahlawan Indonesia bisa diketahui para risers.Datsun Risers Expedition 2 mengunjungi Museum Brawijaya Malang. Berbagai peralatan perang hingga nama-nama pahlawan Indonesia bisa diketahui para risers. Foto: Hasan Al Habshy

Jam Operasional Museum Brawijaya

Museum Brawijaya buka setiap hari. Namun, jam operasional dibatasi mulai pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB. Jadi, pastikan selalu mengetahui jam buka, agar tidak kecewa saat datang malah tutup.

Fasilitas Museum Brawijaya

Fasilitas di tempat ini cukup lengkap, seperti toilet, musala, dan lainnya. Pengunjung yang lapar juga bisa menikmati menu khas Malang yang lezat. Museum Brawijaya memiliki area kantin, atau bisa membeli warung-warung di luar museum.

ADVERTISEMENT

Harga Tiket masuk Museum Brawijaya

Untuk bisa melihat benda-benda bersejarah di Museum Brawijaya, pengunjung akan dikenakan tiket 10.000 per orang. Cukup murah kan, jika dibanding pengalaman yang didapatkan.

Daya Tarik Museum Brawijaya

Berdiri di atas lahan seluas 10.500 meter persegi, museum yang sudah ada sejak tahun 1968 ini tak hanya berfungsi sebagai tempat wisata, tetapi juga tempat pembelajaran dan penelitian.

Di ruang pertama, dipamerkan berbagai koleksi pascakemerdekaan 1945-1949. Ruang kedua memamerkan koleksi benda periode 1950-1976 saat Indonesia mempertahankan kedaulatannya.

Beragam senjata, mulai dari yang kecil hingga ukuran besar, alat komunikasi pejuang, peta, hingga alat kesehatan, semuanya ada di museum ini. Tak terkecuali beragam alat lain yang dulu dimiliki pejuang juga dipamerkan dalam museum ini. Berikut beberapa koleksi ikonik dari Museum Brawijaya

1. Gerbong Maut

Terletak di halaman belakang museum, gerbong ini merupakan satu dari tiga gerbong yang digunakan untuk mengangkut ratusan pejuang yang ditahan militer Belanda pada 1947. Para pejuang yang berasal dari Bondowoso ini hendak dipindahkan ke penjara Bubutan, Surabaya.

Gerbonh tersebut minim ventilasi dan suhu di dalam gerbong sangat panas karena berbahan dasar pelat baja. Ketika gerbong tiba di Stasiun Wonokromo, Surabaya, dari 100 orang tahanan, 46 orang di antaranya meninggal dunia.

11 orang sakit parah, 31 orang sakit, dan 12 orang dalam kondisi sehat. Suhu udara dan panas menyengat menyiksa para tahanan di dalam gerbong. Teriakan mereka meminta air dan udara segar diabaikan serdadu Belanda.

Gerbong Maut Museum BrawijayaGerbong Maut Museum Brawijaya Foto: Ria Rahmawati/d'Traveler

2. Kapal Segigir

Koleksi unik yang terletak di halaman tengah Museum Brawijaya ini menjadi saksi bisu perlawanan pejuang melawan Belanda pada masa agresi militer. Penyerangan dan penyergapan tak hanya berlangsung di darat, tapi juga di laut.

Saat pejuang sedang berada di Kapal Segigir untuk menghindari kejaran Belanda, mereka disergap di tengah laut. Mereka lalu bertempur dengan sengit melawan musuh. Nahas, seluruh pejuang gugur akibat serangan dari pesawat.




(ihc/irb)


Hide Ads