Universitas Brawijaya (UB) melalui PT Brawijaya Multi Usaha (BMU) akan mengelola 2.000 kamar kos tahun ini. Pengelolaan kamar kos untuk menampung mahasiswa yang tidak mendapatkan kamar di asrama.
Direktur Utama PT BMU Edi Purwanto mengatakan, setiap tahunnya UB menerima sekitar 15.000 mahasiswa baru. Akan tetapi, kapasitas asrama yang dimiliki hanya mampu menampung sekitar 600 mahasiswa.
Sebagian besar mahasiswa harus mencari tempat tinggal di luar kampus, yang terkadang menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Edi, rata-rata orang tua menitipkan anaknya di UB untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan. Dengan adanya pengelolaan kamar kos, pihaknya berharap bisa memberikan rasa tenang kepada para orang tua.
"Sekaligus memastikan kebersihan dan fasilitas yang terjamin," kata Edi kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).
PT BMU telah menggandeng 9 pengembang properti yang telah bersedia menyediakan kamar kos sesuai dengan standar yang ditetapkan UB.
Pengembang-pengembang ini akan membangun dan memiliki aset properti. Sementara, PT BMU bertanggung jawab atas pengelolaan manajemen dan penentuan standar fasilitas.
"Lokasinya berada di sekitar kampus, seperti di kawasan Dinoyo, Gajayana, dan Soekarno-Hatta," bebernya.
Hingga saat ini, sudah ada perjanjian kerja sama untuk 2 ribu kamar. Target awal kami sebenarnya 5 ribu kamar, tapi yang sudah pasti tersedia adalah 2 ribu kamar," sambungnya.
PT BMU menetapkan beberapa standar utama untuk kamar kos yang dikelola, di antaranya lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, keamanan yang terjamin, kenyamanan, serta fasilitas sesuai kebutuhan mahasiswa.
Mulai dari standar ekonomis hingga eksekutif. Misalnya, untuk segmen ekonomis, fasilitasnya disesuaikan dengan harga yang terjangkau.
Sedangkan segmen eksekutif, mungkin dilengkapi dengan fasilitas parkir mobil dan lainnya.
Edi menambahkan, pengelolaan kamar kos ini dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak.
Para pengembang properti mendapatkan kepastian pasar karena memiliki captive market dari mahasiswa UB. Sedangkan mahasiswa dan orang tua mendapatkan kenyamanan dan keamanan yang terjamin.
"Dengan menggunakan nama UB dalam pengelolaan ini, orang tua akan merasa lebih tenang karena yang mengelola adalah pihak UB sendiri. Ini menjadi nilai tambah sekaligus solusi bagi kebutuhan tempat tinggal mahasiswa," tegasnya.
PT BMU juga akan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kamar kos yang telah dikelola. Salah satu pengembang yang telah bekerjasama adalah Prima Land, yang sepenuhnya menyerahkan pengelolaan kepada PT BMU.
Dengan langkah ini, Universitas Brawijaya berharap, dapat terus meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa, sekaligus memperkuat sinergi dengan para pengembang properti di sekitar kampus.
(mua/hil)