Selain menjadi Kota Wisata, visi pembangunan di Kota Batu juga sebagai Kota Agropolitan di Jawa Timur. Untuk mewujudkan Kota Agropolitan, budidaya bunga dan tanaman hias di Kota Batu menjadi andalan.
"Kota Batu memiliki visi sebagai Kota Wisata dan Kota Agropolitan di Jawa Timur," ujar Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai kepada detikJatim, Jumat (8/12/2023).
Berkaitan dengan visi menjadi Kota Agropolitan atau kota yang menerapkan manajemen ekonomi kawasan berbasis pertanian, salah satu misi Kota Batu adalah mengembangkan pertanian bunga dan tanaman hias.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai misi meningkatkan peran Kota Batu sebagai Kota Agropolitan, salah satu potensi yang dimiliki Kota Batu adalah keberagaman bunga dan tanaman hias yang dimilikinya," lanjut Aries.
Keberadaan bunga sebagai salah satu tanaman hias yang dibudidayakan di sejumlah desa di Kota Batu telah dikenal cukup luas. Hal ini seiring dengan branding Kota Batu sebagai Kota Wisata.
"Sehingga Kota Batu juga disebut sebagai Kota Wisata Bertabur Bunga, di mana beragam bunga bisa tumbuh, dan tanaman hias bunga menjadi penggerak ekonomi masyarakat karena memiliki nilai ekonomi tinggi," katanya.
Sebagai potensi ekonomi bagi masyarakat, geliat budidaya bunga dan tanaman hias hingga saat ini telah menjadi bagian dari sumber pendapatan ekonomi masyarakat lokal.
"Tanaman hias dan bunga ini memiliki prospek sebagai sumber pendapatan, juga penyedia lapangan kerja, serta penggerak ekonomi di Kota Batu," kata Aries.
![]() |
Berdasarkan data BPS Kota Batu, ada belasan jenis tanaman hias maupun potong yang dihasilkan petani lokal. Tercatat luasan panen setiap tahunnya mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu meter persegi.
Tanaman hias yang dibudidayakan petani Kota Batu meliputi, anggrek, anthurium bunga, bromelia, bugenvil, dracaena, hanjuang, herbras, krisan, mawar, pakis, palem, pedang-pedangan, philodendron, pisang-pisangan, soka dan sri rejeki.
Dari belasan jenis tanaman hias itu, Kota Batu paling banyak menghasilkan bunga mawar. Tercatat luasan panen bunga mawar pada tahun 2021 seluas 1.005.260 M² dan meningkat menjadi 1.008.600 M² pada tahun 2022.
Untuk meningkatkan kiprah para petani bunga dan tanaman hias ini, Pemkot Batu di bawah kepemimpinan PJ Wali Kota Aries Agung Paewai memberikan bantuan permodalan, penyediaan bibit bermutu, serta melakukan pengawasan bagi petani bunga potong.
"Peran pemerintah daerah ini dilakukan untuk tujuan terwujudnya masyarakat petani bunga yang lebih baik, pintar dalam berwirausaha dan tentunya untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para petani bunga," sambungnya.
![]() |
Ketua gabungan kelompok petani (Gapoktan) Sidomulyo, Nayamani menyebutkan bahwa petani pembudidaya bunga dan tanaman hias di Kota Batu sebenarnya sudah eksis sejak tahun 1980-an.
"Sebetulnya, Batu sebelum menjadi Kota sendiri awalnya memang sudah menjadi tempat penghasil bunga. Tapi dengan Kota Batu berkembang menjadi Kota Wisata menjadi lebih viral lagi untuk tanaman hias di Kota Batu," ujar Nayamani kepada detikJatim.
Usaha pertanian tanaman hias dan bunga itu diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat petani di Kota Batu dan jumlahnya semakin bertambah didorong krisis moneter (krismon) yang melanda Indonesia pada 1997.
(dpe/iwd)