Berlokasi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Arjasa, Pemkab Jember menggandeng Jember Fashion Carnival Global Indonesia (JGI) membuat wadah seni budaya bernama Kampoeng Creative JFC. Kampoeng Creative ini diresmikan Bupati Jember Hendy Siswanto pada 10 Maret 2023.
"Kampoeng Creative JFC ini dikelola oleh JGI berkolaborasi dengan Kecamatan Arjasa dan UMKM lokal di Arjasa," kata Supervisor Kampoeng Creative JFC Selasi Priatiningsih kepada detikJatim, Selasa (21/11/2023).
Selasi mengatakan, lokasi pinggiran kota sengaja dipilih untuk meningkatkan potensi UMKM di wilayah tersebut. Selain itu, juga menjadi wadah menampung serta mengenalkan seni budaya asli Jember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ditanya latar belakang adanya Kampoeng Creative JFC ini, karena lahir dari sebuah keinginan agar Jember memiliki ikon atau wadah kesenian tersendiri. Atau arti singkatnya, lewat Kampoeng Creative JFC ini, menjadi wadah kreativitas bagi warga Jember sendiri," kata Selasi.
Menurut Selasi, Jember yang juga disebut sebagai Kota/Kabupaten Pandalungan memang memiliki suku dan budaya beragam. Namun, kesenian asli Jember memiliki ciri khas tertentu. Sayangnya, hal itu masih belum dikenal secara luas.
Sedangkan lokasi Kampoeng Creative yang ada sekarang, sebelumnya memiliki stigma negatif di masyarakat. Apalagi lokasinya berada di pinggiran kota.
"Awalnya dulu lokasi RTH ini kan dibatasi tembok tinggi dan malah banyak dipakai untuk hal-hal negatif. Akhirnya dibongkar dan dibuat bentuk seperti sekarang ini," ujarnya.
Setelah dibenahi sehingga lebih layak, bentuknya juga dibuat seperti panggung setengah lingkaran. Di lokasi Kampoeng Creative JFC, juga ada museum informasi tentang Jember Fashion Carnival.
"Bahkan juga sumber-sumber informasi lainnya, soal budaya, seni, juga tentang apa itu Kabupaten Jember. Mulai dari asal-usul dan bagaimana Jember dengan seni budayanya, karena perlu diakui, Jember ini juga kaya dengan seni budaya, tapi sayang masih belum dikenal secara luas," ulasnya.
![]() |
Kini dengan adanya Kampoeng Creative JFC, kata Selasi, saat akan ada acara kebudayaan, wadahnya sudah ada. Dengan catatan, yang tampil merupakan warga Jember.
"Yang tampil harus warga asli Jember, karena lokasi ini juga untuk warga Jember agar semakin dikenal lebih luas," ucapnya.
Alasan pemberian nama Kampoeng Creative JFC, lanjutnya, karena menjadi wadah seni, budaya, sumber informasi, juga sebagai pusat lokasi jika ingin mengenal lebih jauh tentang Jember. Apalagi dengan disematkannya nama JFC, akan menjadi daya tarik tersendiri.
"Terlebih kita tahu JFC kan tidak hanya dikenal secara nasional, tapi juga Internasional. Jadi nama besar JFC menjadi inspirasi bagaimana masyarakat asli Jember ini yang memiliki talenta-talenta berbakat bisa terwadahi. Jadi lewat lokasi Kampoeng Creative JFC ini, bisa semakin mengasah bakat dan seni masyarakat asli Jember," ulasnya.
"Budaya yang digaungkan JFC juga semakin dikenal. Rujukan informasi juga jelas. Serta malah bisa menstimulasi bagaimana saat memiliki talenta seni ada wadahnya, dan semakin terasah lewat Kampoeng Creative JFC ini," tuturnya.
Di lokasi Kampoeng Creative JFC, lanjut Selasi, tidak hanya menjadi wadah atau lokasi menampilkan seni. Di Kampoeng Creative JFC ini ada museum JFC, dan juga ada kemasan program wisata bagi pelancong atau wisatawan yang datang ke Jember.
"Di Kampung Kreatif ini tidak hanya tempat menampilkan seni, tapi juga ada museum JFC dan museum untuk mengenal lebih lanjut apa Jember itu, asal muasal Jember dan lainnya tentang Kota Tembakau ini. Untuk program wisata yang ada di Kampoeng Creative ini, ada namanya Jember Heritage Tour (JHT). Jadi warga Jember ataupun ada wisatawan dari luar datang ke Jember bisa datang ke sini untuk tahu tentang Jember," bebernya.
"Kami bahkan juga bekerja sama dengan beberapa sekolah untuk bisa berkunjung ke sini untuk kunjungan wisata, belajar lewat museum, bahkan juga bermain permainan tradisional yang jarang kita ketahui. Mengenalkan budaya Jember dalam satu lokasi," sambungnya.
Terkait aktivitas yang ada di Kampoeng Creative, pengelola Kampoeng Creative JFC berkolaborasi dengan masyarakat sekitar. Termasuk mengenalkan budaya-budaya asli Jember yang belum dikenal luas.
"Untuk aktivitas di Kampoeng Creative, kami juga berkolaborasi dengan masyarakat sekitar. Misal ada yang punya tampilan seni apapun, karena kan Kampoeng Creative ini wadahnya. Perlu diketahui juga, banyak budaya-budaya atau istilahnya kesenian di Arjasa ini yang belum diketahui bahkan hampir punah," ulasnya.
"Contoh Buta-butaan, kayak (seni) ondel-ondel, itu ada. Kemudian ada jaranan, Can Macanan Kaduk, Hadroh itu ada di Jember dengan ciri khas beda di daerah lain. Musik band atau musik lainnya juga ada. Musik modern akustik sampai dancer ada semua," imbuhnya.
Event seni maupun budaya yang ada di Kampoeng Creative JFC hampir setiap hari ada. Setidaknya bisa dua hari sekali digelar.
"Kemarin Bulan Agustus-September banyak kegiatan Karnaval. Sekarang kegiatan di Kampoeng Creative ini hanya dua hari sekali. Tapi tetap ada dan diramaikan di wadah Kampoeng Creative ini. Animo masyarakat bahkan dari pengamatan kita, malah mengapresiasi kesenian budaya. Seperti halnya Can Macanan Kaduk itu, sangat disukai kesenian ini," pungkasnya.
detikJatim Awards merupakan ajang penghargaan yang digelar detikJatim sebagai apresiasi kepada para tokoh, komunitas, hingga pemerintah daerah di Jawa Timur atas capaian kinerja dan sumbangsihnya kepada masyarakat. Dasar penghargaan dinilai oleh Tim Asesmen berdasarkan beberapa indikator keberhasilan program dan aksi nyata yang telah dilakukan. Nantikan edisi perdana detikJatim Awards yang bakal diselenggarakan di Singhasari Resort Kota Batu, Senin, 27 November 2023.
(dpe/dte)