Dalam acara puncak Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024, ditutup dengan pagelaran Grand Carnival. Yang mencolok adalah, ketika jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mulai dari Bupati, Dandim 0824 hingga Kapolres Jember ikut berjalan di lintasan catwalk dengan mengenakan kostum Defile Jember.
Dalam gelaran tahunan World Class Street Fashion Carnaval oleh JFC 2024 ini, memasuki tahun ke-22. Dengan mengangkat tema besar 'Algorithm - Beyond Binary of Our Story' dan menampilkan 10 Defile terbaik, yakni Defile Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate Change, Zodiac, Fairy, Jember, dan Rio.
Dari pantauan di lapangan, tampak Bupati Jember Hendy Siswanto dan istrinya, Ketua TP PKK Kasih Fajarini tampil menggunakan kostum Defile Jember. Tak hanya itu, Komandan Kodim 0824 Letkol Cahyo Dinarso dan Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi juga ikut tampil. Seluruhnya turut serta menjadi talent peraga busana bersama dengan para peserta JFC lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bisa menyaksikan secara langsung JFC kebanggan kita semua. Even JFC berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 2-4 Agustus. Dan hari ini kita menyaksikan Grand Carnival JFC 2024," ucap Hendy dalam sambutannya, Minggu (4/8/2024).
Diketahui, JFC 2024 kali kni memasuki tahun ke-22. Dengan mengusung tema besar Algorithm, Beyond Binary of Our Story. Menampilkan kepada para semua talen untuk menggunakan busana berbahan dasar recycle (daur ulang).
"Juga tahun ini, JFC melakukan suatu pembaruan kepada semua peserta diwajibkan menggunakan kostum 30 persen dari bahan-bahan daur ulang," ujarnya.
"Tentunya selain ramah lingkungan, hal ini untuk mengajarkan kepada semua talent belajar menimalisir penggunaan sampah seminim mungkin," sambungnya.
Hendy menambahkan, even yang digelar setiap tahun tersebut memiliki multi player effect.
"Hal ini tentunya meningkatkan sektor UMKM, dan pelaku usaha lainnya. Sehingga perputaran perekonomian yang ada di Kabupaten Jember berjalan dengan baik," ungkapnya.
Perlu diketahui, Jember terkenal sebagai kota karnaval, menawarkan lebih dari sekadar pesta warna-warni setiap tahunnya. Dampak positif yang terkandung bagi perkembangan budaya dan pariwisata adalah pemajuan kekayaan budaya lokal serta peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
Melalui karnaval, Jember mempromosikan keanekaragaman budaya daerahnya, memperkenalkan warisan seni tradisional seperti tari, busana, dan musik kepada dunia. Selain itu, karnaval ini menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, meningkatkan perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, dan memajukan infrastruktur pariwisata.
Dengan demikian, karnaval di Jember tidak hanya merayakan kebudayaan lokal, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pariwisata di kota Jember.
(abq/fat)