Pasar Wit-witan Banyuwangi, Wisata Kuliner di Bawah Pohon Ala Tempo Dulu

Pasar Wit-witan Banyuwangi, Wisata Kuliner di Bawah Pohon Ala Tempo Dulu

Nadza Qurrotun A - detikJatim
Kamis, 19 Okt 2023 15:30 WIB
Pasar Wit-witan Banyuwangi.
Pasar Wit-witan Banyuwangi/Foto: Instagram Pasar Wit-witan
Banyuwangi -

Banyuwangi tak pernah lepas dari wisata dan tradisi. Bumi Blambangan juga menyimpan aneka kuliner enak dan unik dari segi tempat maupun konsep yang diusung.

Salah satunya Pasar Wit-witan. Pasar ini tergolong unik karena berada di bawah pepohonan rindang, dengan gubuk-gubuk para penjual.

Pasar Wit-witan berada di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Lokasinya dapat ditempuh sekitar 16 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Pasar ini buka setiap hari Minggu pukul 06.30-09.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar Wit-witan lahir karena gagasan Camat Singojuruh, tetapi biaya pembangunannya ditanggung pemerintah desa. Dana yang dikeluarkan untuk membangun pasar ini sebesar Rp 1.250.000.

Tujuan pembangunan pasar ini untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat, serta sebagai dukungan untuk menciptakan tempat wisata kuliner khas dengan mengusung tema klasik ala tempo dulu.

ADVERTISEMENT
pasar wit-witanPasar Wit-witan Banyuwangi Foto: Ardian Fanani

Wit-witan berasal dari bahasa Osing Banyuwangi, yang berarti pepohonan. Pengunjung akan merasakan sensasi menikmati kulineran ditemani angin sepoi-sepoi, dengan tempat duduk dan meja kayu.

Makanan yang dijual di sini makanan tradisional khas Banyuwangi. Seperti lupis, tiwul, pecel pitik (ayam) khas Banyuwangi, gatot, botok (pepes) tawon, geseng bangong (itik jantan), putu, dawet, dan masih banyak lagi.

Hebatnya, pasar ini tidak menggunakan bungkusan plastik sebagai tempat makanan, tetapi menggantinya dengan daun, anyaman bambu, dan cobek dari tanah. Wadah minuman juga tidak menggunakan plastik, tetapi diganti tempurung kelapa atau potongan bambu. Ini sesuai peraturan dari pengelola.

Pasar Wit-witan didesain dengan konsep pasar tempo dulu agar terlihat berbeda dari pasar pada umumnya. Di mana terdapat bangunan-bangunan lapak yang terbuat dari welit dan tiangnya terbuat dari bambu setinggi 2,5-3 meter.

Setiap penjual yang menyewa tempat di lapak Pasar Wit-witan dikenakan biaya Rp 10.000. Total ada 60 lapak. Para pengunjung tidak hanya warga Alasmalang, tetapi juga dari desa lain, bahkan turis mancanegara.

Tertarik untuk berkunjung ke Pasar Wit-witan? Yuk agendakan mulai dari sekarang!

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qurrotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads