- Museum di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi: 1. House of Sampoerna 2. Museum Angkut 3. Museum Negeri Mpu Tantular 4. Museum Penataran 5. Museum Satwa Jatim Park II 6. Museum Sepuluh Nopember (Tugu Pahlawan) 7. Museum Bank Indonesia (De Javasche Bank) 8. Museum Surabaya (Siola) 9. Museum Majapahit Trowulan 10. Museum dan Perpustakaan Bung Karno 11. Museum Tubuh Manusia The Bagong Adventure/Museum Anatomi Tubuh Jatim Park I 12. Indonesian Heritage Museum Jatim Park 1 (Museum D'Topeng Kingdom) 13. Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya 14. Museum Brawijaya Malang 15. Museum Kanker Indonesia 16. Museum Kereta Api Bondowoso 17. Museum W.R. Supratman 18. Museum Situs Trinil 19. Museum Musik Indonesia 20. Rumah H.O.S Tjokroaminoto
Hari ini merupakan Hari Museum Internasional. Bagi detikers yang sedang di Jawa Timur, berikut 20 museum yang wajib dikunjungi.
Salah satu cara untuk mengisi Hari Museum Internasional adalah mengunjungi museum. Ada 439 museum di Indonesia per tahun 2020, dan banyak di antaranya berada di Jawa Timur.
Baca juga: Hari Museum Internasional 2023 dan Tujuannya |
Museum di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi:
1. House of Sampoerna
- Alamat: Taman Sampoerna No 6, Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya
- Jam buka: 09.00 - 18.00 WIB
- HTM: Gratis
Museum ini berisi koleksi tembakau. Tempat ini juga dijadikan sebagai markas besar pabrik rokok Sampoerna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan ini dibangun pada 1862, yang dulunya merupakan panti asuhan milik Kolonial Belanda. Pada 1932, bangunan berpindah kepemilikan kepada Liem Seeng Tee yang menjadikannya pabrik rokok.
Kemudian museumnya perdana dibuka untuk publik pada 2003 hingga sekarang. Bangunan ikonik ini memiliki keunikan tersendiri. Sebab meskipun dijadikan museum, tapi masih ada ruang produksi rokok yang bertempat di lantai 2. Seperti pemrosesan tembakau dan cengkeh, peracikan, melinting rokok dan pengemasan, pencetakan dan pemroses bahan jadi.
2. Museum Angkut
- Alamat: Jalan Sultan Agung No 2, Batu, Kota Batu
- Jam buka: 12.00 - 20.00 WIB
- HTM: Rp 100.000 - Rp 170.000
Museum Angkut memiliki koleksi 300 jenis kendaraan mulai mobil, becak, miniatur kapal dan lain sebagainya, dari yang tradisional hingga modern. Tak hanya itu, museum ini juga memiliki landscape ala bangunan Benua Asia, Eropa hingga Amerika.
Museum ini didirikan pada 9 Maret 2014, yang dikelola oleh Jawa Timur Park Grup, yang sebelumnya dikenal telah membangun berbagai museum dan tempat wisata. Seperti Batu Secret Zoo, Jatim Park I dan II, juga Batu Night Spectacular, Eco Green Park dan Museum Satwa.
3. Museum Negeri Mpu Tantular
- Alamat: Jalan Raya Buduran, Sidoarjo
- Jam buka: Senin dan hari libur nasional tutup, Selasa-Kamis (08.00-15.00 WIB), Jumat (08.00-14.00 WIB), Sabtu (08.00-12.30 WIB), Minggu (08.00-13.30)
- HTM: Rp 2.000 - Rp 4.000
Museum Negeri Mpu Tantular awalnya bernama Stedelijk Historisch Museum Soerabaia. Cikal bakalnya, museum ini didirikan oleh warga Surabaya berkebangsaan Jerman, Godfried von Faber pada 1933.
Sepeninggalnya, museum ini kemudian mendapatkan bantuan dan dikelola oleh Yayasan Pendidikan Umum milik Prof Dr. M. Soetopo pada 1964. Museum ini berisi koleksi arca, benda peninggalan zaman prasejarah, hingga benda-benda penemuan seperti telepon, sepeda, dan lain sebagainya.
4. Museum Penataran
- Alamat: Desa Penataran, Nglegok, Kabupaten Blitar
- Jam buka: 8.00-17.00 WIB
- HTM: Rp 3.000
Dilansir dari laman Disbudpar Kabupaten Blitar, berdirinya museum ini berawal ketika ratusan koleksi benda arkeologi milik Warso Kusumo (Bupati Blitar pada saat itu), diletakkan di Pendopo Ronggo Hadinegoro (Utara Alun-alun Kota Blitar) pada 1866.
Di masa itu, dirinya mulai mengumpulkan berbagai benda arkeologi yang berasal dari wilayah Blitar. Museum yang awalnya hanya menyimpan koleksi milik Warso Kusumo kemudian pada 1915 berubah menjadi Museum Blitar sebagai Balai Penyelamat Benda Cagar Budaya di Kabupaten Blitar.
Kemudian pada 1998, Museum Blitar dipindah lokasikan ke Kawasan Wisata Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, dan berubah nama menjadi Museum Penataran hingga saat ini.
Keunikan dari museum in adalah suatu peristiwa ketika pemindahan benda arkeologi dari Pendopo Ronggo Hadinegoro ke Museum Penataran pada Juni 1998. Setelah pemindahan selesai, terdapat satu arca bernama Agastya yang dikembalikan ke tempat asalnya di pendopo.
Sebab, beberapa juru kunci mengaku mendapat mimpi dan firasat bahwa arca ini tidak ingin dipindah ke museum agar dapat tetap menjaga lingkungan pendopo. Jika arca tetap dibiarkan pindah ke museum, dipercaya akan terjadi sesuatu hal buruk pada pendopo.
Secara filosofis, Arca Agastya adalah lambang kemakmuran dan keseimbangan. Maka dari itu keberadaan arca tersebut di kawasan Pendopo sangatlah penting. Arca ini mendapat perlakuan khusus dan dikembalikan ke Pendopo Ronggo Hadinegoro.
5. Museum Satwa Jatim Park II
- Alamat: Jawa Timur Park 2, Jalan Raya Oro-Oro Ombo No 9, Kecamatan/Kota Batu
- Jam buka: 09.30-17.30 WIB
- HTM: Rp 140.000 (Jatim Park 2 + Eco Green park weekday), Rp 160.000 (Jatim Park 2 + Eco Green park weekend)
Museum Satwa merupakan bagian dari Jatim Park 2 yang berisi koleksi satwa-satwa, yang diawetkan dari berbagai negara di seluruh benua seperti Amerika, Afrika, Australia, Asia, ropa, Artik, dan Antartika.
Segala hewan yang diawetkan di museum ini merupakan hewan yang sudah mati dan bukan hasil buruan. Selain itu, terdapat juga beberapa koleksi fosil dinosaurus yang masih utuh.
Uniknya, di dalam Museum Satwa ini pengunjung bisa melihat satwa dalam diorama sesuai habitatnya. Seperti Snow Leopard, Harimau Sumatra, California Sea Lion, Polar Bear dan masih banyak koleksi lainnya.
6. Museum Sepuluh Nopember (Tugu Pahlawan)
- Alamat: Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya
- Jam buka: 08.00-15.00 WIB
- HTM: Rp 5.000
Museum Sepuluh Nopember didirikan atas usulan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Tujuan dibangunnya museum ini adalah sebagai penunjang keberadaan Monumen Tugu Pahlawan yang lebih dulu didirikan pada 10 November 1951.
Museum Sepuluh Nopember mulai dibangun pada 10 November 1991 dan selesai pada 19 Februari 2000. Kemudian diresmikan Presiden Republik Indonesia saat itu, KH Abdurrahman Wahid, yang kerap disapa Gus Dur.
Mengutip situs Bappedalitbang, museum ini berisi peninggalan sejarah selama masa penjajahan, yang dibangun demi memperingati peristiwa pertempuran pada 10 November di Surabaya, yang menewaskan arek-arek Suroboyo ketika melawan Belanda.
Monumen ini berdiri di tengah Kota Surabaya. Pengunjung akan menemukan berbagai diorama dan patung yang menggambarkan perjuangan rakyat Surabaya ketika melawan tentara Inggris.
Salah satu diorama menunjukkan peristiwa ikonik di mana Bung Tomo tengah berada di dekat sebuah radio jadul miliknya, yang menjelaskan asal suara rekaman pidato yang berhasil menggerakkan semangat para pejuang Surabaya untuk melawan Sekutu.
7. Museum Bank Indonesia (De Javasche Bank)
- Alamat: Jalan Garuda No 1, Kecamatan Krembangan, Surabaya
- Jam buka: 08.00 - 16.00 WIB
- HTM: Gratis
De Javasche Bank merupakan bangunan yang sempat jadi bank sentral di zaman Kolonial Belanda. Museum De Javasche Bank ini merupakan salah satu cabang dari Museum De Javasche Bank yang ada di Batavia atau sekarang dikenal dengan Jakarta.
De Javasche Bank didirikan pada 24 Januari 1828 dengan nama Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM). NHM adalah sebuah perusahaan perdagangan Belanda yang beroperasi di Hindia Belanda pada masa kolonial.
Pada 1906, NHM mengubah namanya menjadi De Javasche Bank. Bank ini kemudian menjadi bank sentral Hindia Belanda dan beroperasi hingga setelah Indonesia merdeka pada 1949.
Setelah Indonesia merdeka, De Javasche Bank berubah nama menjadi Bank Indonesia. De Javasche Bank Surabaya memiliki nilai sejarah yang sangat penting, sebab menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Uniknya, museum ini menampilkan sejarah perbankan Indonesia sehingga pengunjung dapat menemukan berbagai macam peralatan perbankan kuno seperti mesin hitung dan buku tabungan.
Salah satu koleksinya yang menarik adalah koleksi uang kuno baik uang maupun koin yang pernah dipakai di Indonesia pada masa lalu. Bangunan artistik dari De Javasche Bank Surabaya juga menyimpan sejumlah artefak dan benda-benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
8. Museum Surabaya (Siola)
- Alamat: Jalan Tunjungan No 1-3
- Jam buka: 09.00 - 21.00 WIB
- HTM: Gratis
Dilansir dari laman Tiket Wisata Surabaya, dulunya gedung ini merupakan salah satu cagar budaya yang bernama Gedung Whiteaway Laidlaw, yang sudah berdiri sejak tahun 1877.
Museum Surabaya berdiri di bekas gedung Siola yang terletak di perbatasan Jalan Tunjungan dan Jalan Genteng Kali. Museum ini dibangun dengan tujuan untuk mengoleksi benda-benda bersejarah Kota Surabaya, sehingga masyarakat dan pengunjung dapat mengetahui dan memahami sejarah kota Surabaya.
Museum ini menyimpan berbagai koleksi yang memperlihatkan sejarah Kota Surabaya. Ada banyak benda antik yang bisa ditemukan di museum ini. Terutama koleksi yang memperlihatkan situasi Kota Surabaya di masa lalu.
Berbagai piagam dan penghargaan yang pernah diraih Kota Surabaya turut dipamerkan. Ada juga foto-foto walikota yang pernah menjabat Kota Surabaya dari Zaman Kolonial Belanda.
9. Museum Majapahit Trowulan
- Alamat: Jalan Pendopo Agung, Ngelinguk, Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto
- Jam buka: 07.30 - 16.30 WIB
- HTM: Rp 5.000
Museum ini dibangun pada 24 April 1924 oleh A.A. Kromodjojo Adinegoro dan lr. Henry Mac Iaine Pont berupa lembaga OVM (Oudheidkundige Vereeniging Majapahit).
Museum ini terbuka untuk umum pada tahun 1926 dengan bernama Museum Purbakala Trowulan yang bertempat di Jalan Raya Surabaya-Jombang KM 13.
Sekitar tahun 1942, museum ini berpindah tangan dan mulai dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala wilayah Jawa Timur. Lalu pada 1987 dipindah ke gedung baru dengan nama Balai Penyelamatan Arkeologi (BPA).
Kemudian pada tanggal 1 Januari 2007 diganti nama menjadi Pusat lnformasi Majapahit. Dilansir dari laman Kemendikbud, museum yang terletak di Mojokerto ini berisi koleksi benda cagar budaya peninggalan Majapahit, mulai dari koleksi tanah liat, logam, hingga yang berbahan dari bebatuan.
Museum Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Lokasi ini tepat berada di kompleks situs Kerajaan Majapahit.
Museum arkeologi ini menyimpan berbagai artefak dari Kerajaan Majapahit serta kerajaan-kerajaan lainnya seperti Kediri, Singhasari, dan Kahuripan.
Museum Trowulan adalah museum yang memiliki koleksi relik pada masa Majapahit terlengkap di Indonesia. Museum ini memiliki keunikan yakni memberikan pengetahuan tentang sejarah perkembangan kerajaan di Indonesia terutama Kerajaan Majapahit.
10. Museum dan Perpustakaan Bung Karno
- Alamat: Jalan Ir. Soekarno No 152, Bendogerit, Sananwetan, Blitar
- Jam buka: 07.00 - 18.00 WIB
- HTM: Rp 3.000
Museum ini berupa kompleks wisata museum, perpustakaan dan area Makam Bung Karno yang terletak di Blitar. Dilansir dari Direktorat Pariwisata KEMENPAREKRAF, di dalam museum itu terpajang benda-benda dan peninggalan yang berkaitan dengan kehidupan Bung Karno sejak masa kecil sampai akhir hayatnya.
Seperti misalnya baju zaman dahulu yang di pakai oleh Bung Karno. Selain itu juga terdapat perpustakaan berbagai buku dan jurnal.
Uniknya, di museum ini terdapat lukisan Bung Karno yang terkenal dengan misterinya, yakni karena mata dari lukisan Soekarno tersebut dipercaya seakan mengawasi pergerakan pengunjung.
Selain itu, pada bagian dada lukisan Bung Karno ini terlihat berdegup seperti jantung manusia sehingga lukisan ini seolah-olah 'hidup'.
11. Museum Tubuh Manusia The Bagong Adventure/Museum Anatomi Tubuh Jatim Park I
- Alamat: Jalan Kartika No 2 Jawa Timur Park, Batu
- Jam buka: 08.30 - 16.30 WIB
- HTM: Rp.40.000/orang (Senin - Kamis), Rp.60.000/orang (Weekend dan libur Nasional)
Museum ini dibuka sejak 20 Desember 2014. Museum ini merupakan Museum Tubuh manusia pertama di Indonesia dan terbesar di kawasan Asia hingga pada saat ini.
Lokasinya terletak satu kawasan dengan Jawa Timur Park 1. The Bagong Adventure merupakan tempat wisata edukasi yang menampilkan keunikan akan museum anatomi tubuh manusia dengan berbagai fasilitas pendukungnya yang terbagi dalam 13 zona yang tersebar di setiap lantainya.
Mulai dari zona otak, gigi, mata, telinga, mulut, hidung, tulang, jantung, hati, paru-paru, usus besar, usus halus, lambung, pembuluh darah, dan beberapa zona-zona bagian tubuh lainnya.
12. Indonesian Heritage Museum Jatim Park 1 (Museum D'Topeng Kingdom)
- Alamat: Jatim Park I, Jalan Kartika No 2, Sisir, Kecamatan/Kota Batu
- Jam buka: 08.30 - 16.00 WIB
- HTM: Weekdays (hari biasa) Rp 100.000, Weekend (akhir pekan) Rp 120.000
Indonesian Heritage Museum yang diprakarsai Reno Halsamer mulanya berada di Bali sejak tahun 2006-2011. Sejak bergabung dengan Jatim Park Group pada 2014, kemudian Indonesian Heritage Museum brada di kota Batu. Tepatnya di dalam area Jatim Park I.
Sebelum berganti nama, Indonesian Heritage Museum dulunya bernama Museum D'Topeng Kingdom, sebab terdapat berbagai macam topeng dari seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, terdapat juga senjata tradisional dari tiap daerah.
Pada 2019, kemudian museum ini bergabung dengan Jawa Timur Park I. Reno Halsamer merupakan seorang dari garis keturunan tokoh legendaris di Surabaya, Adipati Jayengrono.
Dirinya merupakan seorang kolektor yang selama 40 tahun telah berburu barang antik dan benda bersejarah, bahkan hingga ke Eropa.
Museum megah dengan gaya klasik ini berisi aneka benda sejarah peninggalan masa lampau seperti patung, keris, pedang, serta artefak kuno lainnya. Kini, museum ini semakin canggih dan lengkap dengan hadirnya fitur Auto Self Guided Tour yang terhubung melalui link tautan tanpa perlu men-download-nya.
13. Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya
- Alamat: Jalan Pemuda No 39, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng
- Jam buka: 08.00 - 21.00 WIB
- HTM: Rp 15.000
Monumen ini memiliki bentuk kapal selam yang terlihat asli. Sebab diketahui monumen tersebut dulunya merupakan kapal selam asli yang pernah digunakan oleh TNI-AL Indonesia pada masanya.
Kapal militer itu merupakan Kapal Selam KRI Pasopati 410 yang merupakan buatan Uni Soviet pada tahun 1952. Pada masanya, kapal ini mulai digunakan TNI-AL sejak tahun 1962 hingga 30 tahun lamanya, yakni hingga sekitar tahun 1989.
Semasa aktif, kapal ini telah menempuh berbagai macam operasi khusus, seperti misalnya menjadi saksi bisu keberhasilan Operasi Trikora pada 1962, dalam rangka mempertahankan Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia.
Pada 25 Januari 1990, kapal selam ini diturunkan yang ditandai dengan menurunkan bendera ular-ular perang di Dermaga Ujung Surabaya. Realisasi rencana kapal selam yang penuh akan nilai historis tersebut untuk menjadi sebuah museum mulai terlaksana pada 1995, dan diresmikan pada 27 Juni 1998.
Museum ini memiliki keunikannya tersendiri karena Monkasel mengedukasi bahwa teknologi kapal selam yang diterapkan saat canggih pada masanya. Terlebih, Indonesia belum bisa membuat seperti itu, maka hal ini bisa dijadikan inspirasi bagi pelajar.
14. Museum Brawijaya Malang
- Alamat: Jalan Besar Ijen No 25A, Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang
- Jam buka: 08.00 - 14.00 WIB
- HTM: Rp 10.000
Museum ini didirikan oleh Brigjen TNI (Purn) Soerachman (mantan Pangdam V/Brawijaya tahun 1959-1962) pada tahun 1962, dan diresmikan pada 14 Mei 1968. Ini merupakan salah satu museum yang berisi sejarah perjuangan TNI.
Di museum ini terdapat perpustakaan dengan koleksi buku-buku, dokumen sejarah perjuangan TNI, karya umum, dan referensi terkait pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu yang menarik pengunjung ialah adanya gerbong maut yang dikenal akan sejarah dan sisi mistis di balikya.
Dilansir dari detikTravel, gerbong ini merupakan saksi bisu kekejaman penjajah, yang pada masa itu menggunakan gerbong tersebut untuk mengangkut tawanan yang ditangkap besar-besaran dari kalangan pejuang di Bondowoso. Dikaranakan penjara Bondowoso kelebihan kapasitas, maka para pejuang yang ditahan tersebut dipindah ke penjara di Surabaya.
Mereka dipindahkan secara tidak manusiawi melalui gerbong tersebut, yang sejatinya tidak di desain untuk mengangkut perjalanan manusia. Gerbong berukuran panjang 5,27 meter lebar 2,82 meter dan tinggi 3,34 meter itu diisi hingga sejumlah 100 orang.
Perjalanan yang memakan waktu berjam-jam tersebut membuat mereka kesusahan mendapat oksigen, tidak mendapat makan dan minum, yang menyebabkan beberapa dari mereka sakit, hingga meninggal.
Salah satu gerbong yang diabadikan di museum Brawijaya ialah gerbong dengan nomor GR10152. Beberapa pengunjung yang datang merasakan sosok mistis yang kuat di tempat tersebut akibat masa lalu kelam yang terjadi di gerbong tersebut, bahkan ada yang tidak sengaja terabadikan dalam suatu foto pengunjung.
15. Museum Kanker Indonesia
- Alamat: Jalan Kayoon No.16-18, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya
- Jam buka: 09.00 - 21.00 WIB
- HTM: Gratis
Dilansir dari situs Tourism Surabaya, museum ini berdiri sejak 2013 atas gagasan Dr Ananto Sidohutomo. Uniknya, hingga kini museum tersebut merupakan satu-satunya museum kanker yang ada di Indonesia.
Di museum ini, terdapat berbagai koleksi akan hal yang terkait mengenai kanker. Serta terdapat penjelasan mengenai kanker, gejala kanker, sampai cara penanganannya.
Museum Kanker dibangun dengan tujuan agar masyarakat lebih peduli dan lebih mengenali penyakit kanker. Di museum tersebut sering dilakukan pameran dan penyuluhan tentang penyakit kanker.
16. Museum Kereta Api Bondowoso
- Alamat: Mandaluki, Kademangan, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso
- Jam buka: Senin-Jumat (09.00 - 16.00 WIB), Sabtu - Minggu tutup
- HTM: Gratis
Ini merupakan museum kereta api pertama di Bondowoso yang pada awalnya merupakan sebuah stasiun, yakni Stasiun Bondowoso (BO).
Dilansir dari laman KAI, stasiun tersebut berdiri sejak 1893 dan diresmikan pada 1 Oktober 1897 oleh Staatssporwegen (SS), bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan.
Jalur tersebut merupakan kelanjutan dari pembangunan perkeretaapian yang ada yaitu jalur Bangil-Pasuruan-Probolinggo, yang beroperasi pada tahun 1884.
Stasiun ini memiliki nilai sejarah tersendiri, yakni tepatnya pada 23 November 1947 ketika 100 tahanan pejuang diangkut melalui gerbong pengangkut barang, untuk dipindahkan dari penjara Bondowoso yang kelebihan kapasitas ke penjara Surabaya.
Dikarenakan kondisi yang sesak, sebagian besar tahanan pejuang meninggal selama perjalanan dari Bondowoso menuju ke Surabaya.
Oleh sebab itu, gerbong tersebut dinamakan gerbong maut. Stasiun ini kemudian dialihfungsikan dan diresmikan sebagai museum sejak 17 Agustus 2016. bertepatan dengan Ulang Tahun Ke-71 Indonesia oleh Bupati Bondowoso, Drs. H. Amin Said Husni.
17. Museum W.R. Supratman
- Alamat: Jalan Mangga No 21, Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Surabaya
- Jam buka: Senin: tutup, Selasa - Minggu: 08.00 - 15.00 WIB
- HTM: Gratis
Museum W.R. Soepratman lokasinya berdekatan dengan makam beliau. Museum ini merupakan rumah yang dulunya ditempati oleh pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya tersebut, setelah pindah dari Pemalang ke Surabaya di tahun 1937.
Rumah ini disulap menjadi museum yang edukatif yang diresmikan pada 10 November 2018 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan. Museum ini memiliki koleksi foto-foto sejarah serta replika yang berhubungan dengan WR Soepratman. Seperti misalnya foto orang tua WR Soepratman, replika baju hingga replika biola milik sang maestro.
Yang paling ikonik dari museum ini adalah Patung W.R Soepratman berpose memainkan biola yang ada di depan museum.
18. Museum Situs Trinil
- Alamat: Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi
- Jam buka: Senin (tutup), Selasa - Minggu (08.00 - 16.00 WIB)
- HTM: Rp 3.000 (Dewasa), Rp 1.000 (Pelajar)
Ini merupakan museum khusus yang mengoleksi beragam jenis fosil manusia purba dan hewan, yang pada awalnya dirintis oleh Wirodiharjo sejak tahun 1980. Pada tanggal 20 November 1991, Museum Trinil diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso.
Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Ngawi, museum ini merupakan tempat penyimpanan fosil manusia kera berjalan tegak atau yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus, yang dulu ditemukan oleh Dubois pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1892.
Di situs ini juga ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan khususnya di bidang sejarah kepurbakalaan.
19. Museum Musik Indonesia
- Alamat: Jalan Nusakambangan No.19, Kasin, Kota Malang
- Jam buka: Senin (tutup), Selasa - Minggu (10.00 - 17.00 WIB)
- HTM: Rp 10.000
Mengutip situs resminya, pada tahun 2009 didirikan Galeri Malang Bernyanyi (GMB) yang diinisiasi oleh Komunitas Pecinta Kajoetangan. Pendirinya Pongki Pamungkas dan Hengki Herwanto.
GMB bertransformasi menjadi Museum Musik Indonesia (MMI) dan diresmikan oleh Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bersama Pemerintah Kota Malang pada tahun 2016. Museum ini merupakan satu-satunya museum musik di Indonesia, dengan memiliki berbagai koleksi media rekaman fisik yang berupa: kaset, piringan hitam (vynil) dan cd/vcd/dvd.
Pada tahun 2020 MMI telah memperoleh sertifikat sebagai Museum Tipe B sebagai pengakuan atas usahanya dalam mengkonservasi musik Indonesia dan internasional dalam bentuk koleksi media rekaman oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penghargaan sejenis juga diberikan oleh Perpustakaan Nasional RI.
20. Rumah H.O.S Tjokroaminoto
- Alamat: Jalan Peneleh Gg VII No 29-31, Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya
- Jam buka: Senin (tutup), Selasa - Minggu (08.00 - 15.00 WIB)
Rumah cikal bakal museum itu dibangun pada 1870-an dengan nuansa khas Jawa. Bagian depan terdapat pagar setinggi 1 meter dilengkapi empat pilar dari kayu, menyokong bagian atap.
Rumah ini diresmikan sebagai museum pada 17 November 2017 oleh pemerintah Kota Surabaya. Museum ini berbentuk rumah sederhana milik HOS Tjokroaminoto. Dulunya rumah ini menjadi rumah belajar para tokoh muda perintis kemerdekaan termasuk Soekarno.
Sebagai informasi, perlu diperhatikan bahwa kebijakan jam buka serta harga tiket masuk yang tertera pada setiap museum dapat berubah sewaktu-waktu.
(sun/dte)