Makam Syekh Al Wasil Syamsudin atau yang lebih dikenal dengan Mbah Wasil ramai dikunjungi peziarah saat Ramadhan. Makam ini berada di kompleks Setono Gedong, yang menjadi ikon wisata religi Kota Kediri.
Diketahui, Mbah Wasil merupakan wali sepuh yang memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam di Kediri, jauh sebelum syiar yang dilakukan oleh para Wali Songo.
Juru kunci makam Mbah Wasil, Muhammad Yusuf Wibisono mengatakan, Makam Mbah Wasil ramai dikunjungi masyarakat saat Ramadhan. Bahkan, jumlah peziarah mencapai puluhan ribu orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, tidak hanya umat muslim yang datang dan berkunjung ke sini, namun sejumlah penganut kepercayaan dan agama lain juga sering berkunjung dan melakukan ritual doa bersama. Ini karena, di lokasi makam Mbah Wasil juga terdapat beberapa peninggalan kebudayaan dan arca dari masa sebelum ajaran Islam masuk di Kediri.
Selain itu, peningkatan pengunjung di makam Mbah Wasil juga telah terjadi sebelum Ramadhan. Data terakhir hingga awal Ramadhan, jumlah pengunjung mencapai 20 ribu sampai 25 ribu orang dan diprediksi akan terus meningkat.
"Tidak hanya umat muslim, namun sejumlah umat agama lain dan penganut kepercayaan juga mengunjungi Mbah Wasil dan menggelar ritual. Karena di lokasi Mbah Wasil juga terdapat sejumlah benda cagar budaya yang dipercaya ada sebelum agama Islam," kata Yusuf kepada detikJatim, Selasa (28/3/2023).
![]() |
"Selain itu, pengunjung yang datang juga mengalami peningkatan cukup signifikan hingga mencapai 25 ribu, dan terus meningkat pada pertengahan Bulan Ramadhan tahun ini," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kediri, Endah Rubihastuti mengatakan, lokasi ini memiliki nilai sejarah tinggi. Salah satunya dengan ditemukannya struktur candi.
"Sebelumnya di sini ada struktur candi, sampai sekarang juga masih ada sisa-sisanya. Sejak tahun 2003, Pemkot Kediri pada waktu itu era pemerintahan Pak Maschut, dibangun pendopo sebagai salah satu fasilitas," jelas Endah.
Pendopo yang dibangun merupakan salah satu fasilitas untuk mengakomodir peziarah yang datang ke Setono Gedong, terutama untuk peziarah atau tamu yang datang dari luar daerah.
Selain itu, Disbudpar juga sudah mendaftarkan Setono Gedong sebagai salah satu tempat wisata religi dan pada tahun 2007 mengikuti anugerah wisata Jawa Timur. "Saat ini juga sudah menjadi salah satu ikon wisata religi di tingkat Provinsi Jatim," imbuhnya.
![]() |
Lebih lanjut, Endah mengatakan kebanyakan pengunjung atau peziarah datang pada momen-momen tertentu. Seperti saat Haul pada bulan Rajab, hari-hari tertentu seperti malam-malam yang berkaitan dengan pasaran atau weton.
Mereka tidak hanya berasal dari dalam Kota dan Kabupaten Kediri, bahkan hingga luar daerah, terlebih saat bulan Ramadhan. Pengunjung bisa datang dari Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Malang, Solo, Blitar dan Tulunganggung.
"Pengunjung bisa puluhan ribu yang datang saat bulan Ramadhan dan malam ganjil, tapi karena pandemi ini peraturan pemerintah, harus tutup dulu untuk wisata religi," pungkasnya.
(hil/fat)