.webp)
Jejak syiar Islam di Kediri tak bisa dipisahkan dengan sosok Syekh Wasil Syamsudin alias Mbah Wasil atau Pangeran Mekkah. Ia merupakan sosok sentral penyebar agama Islam di Kediri.
Tak ada catatan pasti dari mana asal-usulnya. Namun masyarakat setempat menyebutnya sebagai Mbah Wasil. Ia diperkirakan menyebarkan Islam sejak abad ke-10 Masehi atau jauh sebelum era Wali Songo.
Mbah Wasil meninggal dan dimakamkan di kawasan Setono Gedong, Jalan Doho, Kota Kediri. Makamnya tak pernah sepi dari peziarah. Terlebih saat bulan Ramadhan saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas BPCP sekaligus juru kunci makam, Muhammad Yusuf Wibisono mengatakan Setono Gedong merupakan tempat sesembahan bagi kaum kepercayaan tertentu. Ini sebelum Mbah Wasil menyebarkan Islam di Kediri.
Setelah Islam berkembang di sana, kawasan itu pun menjadi tempat penyebaran Islam. Ini ditandai dengan dibangunnya Masjid Setono Gedong dan adanya makam Mbah Wasil.
 Makam Mbah Wasil di Kediri (Foto: Andhika Dwi/detikJatim) |
Menurut Yusuf, masyarakat memanggilnya Mbah Wasil karena saat berdakwah selalu dekat dengan masyarakat dan kerap memberikan petuah kebaikan. Ini kenapa masyarakat lebih akrab memanggilnya dengan Mbah Wasil.
"Dipanggil Mbah Wasil karena beliau sering memberikan wasil (ahli bertutur sapa, berpetuah yang baik)," kata Yusuf.
Yusuf menyebut tak ada yang tahu asal-usul Mbah Wasil. Namun sejumlah sumber meyakini Mbah Wasil berasal dari Turki.
Mbah Wasil datang dan berdakwah di Kediri diperkirakan abad ke-10. Atau pada masa pemerintahan Raja Sri Aji Joyoboyo. Mbah Wasil juga diyakini merupakan guru spiritual Prabu Joyoboyo yang kemudian melahirkan ramalan-ramalannya yang mahsyur itu.
"Pada masa itu masuk pemerintahan Sri Aji Joyoboyo. Bahkan diduga mereka ada hubungan emosional. Ada yang mengatakan Mbah Wasil merupakan guru spiritual Sri Aji Joyoboyo," ujar Yusuf.
(abq/dte)
