Transformasi Gua Jegles Kediri, Dulu Angker Kini Jadi Eksotis-Jujugan Wisata

Transformasi Gua Jegles Kediri, Dulu Angker Kini Jadi Eksotis-Jujugan Wisata

Andhika Dwi - detikJatim
Kamis, 03 Nov 2022 15:22 WIB
Gua Jegles Kediri yang kini makin eksotis
Gua Jegles Kediri yang kini makin eksotis (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Gua Jegles di Kediri dulunya sempat dikenal angker oleh masyarakat. Namun siapa yang menyangka, Gua ini akhirnya menjelma menjadi Gua yang eksotis.

Selain Gua Selomangleng, di Kediri terdapat Gua yang terbilang cukup baru dikembangkan potensi wisatanya. Yakni Gua Jegles yang berada di Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Gua Jegles berada di sisi timur Kabupaten Kediri, Tak hanya dikenal angker, Gua ini juga pernah menjadi tempat pembuangan sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gua ini mulai dibuka tahun 2019, seiring upaya Pemerintah Desa Keling dan para pemuda untuk mengembangkan perekonomian melalui desa wisata.

Setelah menghadirkan wisata susur sungai di Kali Kembangan, mereka lantas mencoba membuka akses Gua yang berada di sisi sungai yang awalnya tertutup rerimbunan hingga dipenuhi sampah-sampah rumah tangga.

ADVERTISEMENT

Didin Saputro, Pokdarwis Bhumi Kalingga Desa Keling mengatakan, saat pertama kali mencoba masuk ke Gua Jegles, warga menemukan banyak sekali sampah. Seperti baju bekas, pecahan kaca dan berbagai macam sampah rumah tangga.

Gua Jegles Kediri yang kini makin eksotisGua Jegles Kediri yang kini makin eksotis Foto: Andhika Dwi/detikJatim

Selain itu, sebelum tahun 80-an, menurut Didin, Gua Jegles juga dikenal angker sebagai tempat semedi atau pertapaan. Juga lokasi perburuan oleh mereka para pencari pusaka. Sebelum akhirnya terbengkelai dan menjadi tempat sampah.

"Ini dulu masyarakat sekitar sini itu meyakini atau banyak istilahnya mitos bahwa ini tempat angker, dulunya tempat bersemedi atau pertapaan. Akhirnya lambat laun lokasi ini jarang dijamah orang, akhirnya jadi tempat sampah," kata Didin, Kamis (3/11/2022).

Sejak saat itu, pemerintah desa bersama warga bergotong-royong membersihkan Gua. Sehingga kini tampak eksotisme dari Gua yang terbentuk akibat aktivitas gunung api tersebut.

Selain eksotismenya yang dinilai instagramable, pengunjung juga bisa menikmati kesejukan saat berada di dalam Gua ini. Rasa sejuk ini karena adanya sumber mata air asli dari tanah yang memenuhi Gua.

Saat keluar Gua, pengunjung bisa bersantai di gazebo-gazebo sambil menikmati udara segar dan kuliner khas pedesaan.

Tidak diketahui pasti era terbentuknya Gua Jegles ini. Hanya saja, pakar arkeologi menduga Gua ini terbentuk dari batuan beku akibat aktivitas vulkanik. Ini diperkuat dengan lokasinya yang tak jauh dari Gunung Kelud.

"Kalau Gua Jegles yang utama ini kita belum bisa memastikan, tapi ada dugaan dari dulu sudah ada. Bahkan sejumlah pakar arkeologi menduga Gua ini terbentuk karena aktivitas vulkanik, paling dekat ya Gunung Kelud karena ini terbentuk dari batuan beku," imbuh Didin.

Tidak hanya Gua utama, di kawasan ini ada arung kuno atau terowongan bawah tanah yang panjangnya belum terhingga. Saat ini pihaknya mendata masih 150 meter.

Di zaman kerajaan, arung kuno ini merupakan instalasi keairan untuk mengalirkan air ke pemukiman.

Gua Jegles Kediri yang kini makin eksotisGua Jegles Kediri yang kini makin eksotis Foto: Andhika Dwi/detikJatim

"Ini diduga ada dari era kerajaan Majapahit atau bahkan lebih tua, zaman Kadiri atau Matarman. Karena dulu leluhur kita memanfaatkan rongga-rongga sarana irigasi ke pemukiman kerajaan," jelas Didin.

Saat ini arung kuno belum dibuka untuk umum. Tapi ke depan ini akan dikembangkan sebagai wisata edukasi susur Gua. Pihaknya akan menyiapkan story telling untuk pengunjung bisa memahami sejarah di kawasan tersebut.

Untuk berlibur ke Gua ini, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir dan masuk wisata secara sukarela. Pihak Desa Keling belum memberikan tarif khusus terhadap wisata yang terus dikembangkan ini.

Selain Gua Jegles, Desa Wisata Keling juga menyuguhkan atraksi wisata susur sungai di Kali Kembangan, Sumber Gemuling, Sumber Jurang Kromo, dan kawasan tua Ringinagung, yang menyuguhkan nuansa pemukiman penduduk zaman dulu, pesantren dan masjid tua yang usianya lebih dari 1 abad.




(hil/iwd)


Hide Ads