Wacana kenaikan tarif tiket masuk destinasi wisata di Banyuwangi imbas kenaikan harga BBM ditanggapi dingin oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Mereka menyebut hingga saat ini belum ada kenaikan tiket masuk ataupun kegiatan lainnya di destinasi wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda menegaskan belum ada usulan kenaikan tarif wisata dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis).
"Sampai saat ini belum ada usulan. Oleh karena itu masih tetap ya tarif untuk masuk ke destinasi wisata," ujarnya kepada wartawan, Senin (12/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, wacana kenaikan tarif sudah lama diembuskan kalangan Pokdarwis. Ini terjadi setelah saat pandemi COVID-19 berlangsung.
"Sejak pandemi, sempat ada wacana kenaikan tarif. Apalagi, dengan naiknya BBM. Tapi, sampai detik ini belum ada usulan resmi yang masuk," kata Bramuda.
Menurut Bramuda, kenaikan tiket obyek wisata harus diputuskan bersama Pokdarwis. Jika ada usulan, pihaknya akan melakukan kajian untuk memastikan manfaat dan kerugiannya. Sehingga, akan ketemu nilai pasti besaran kenaikan tarif.
"Tentunya, harus ada pembahasan mendalam jika ada usulan kenaikan tarif wisata," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, kenaikan harga BBM mulai berdampak pada pengelola obyek wisata di Banyuwangi. Tiket masuk sejumlah wisata di Bumi Blambangan bakal naik hingga 100 persen. Hal ini dikarenakan biaya operasional di destinasi wisata membengkak signifikan.
"Itu hasil kesepakatan dengan teman-teman pengelola wisata di Banyuwangi. Jadi untuk tiket masuk dari sebelumnya Rp 5.000, bakal kita naikkan menjadi Rp 10.000 per pengunjung," ujar salah satu pengelola wisata di Banyuwangi, Abdul Azis, Senin (12/9/2022).
Keputusan naiknya harga tiket masuk tersebut, kata Azis, telah melalui perhitungan yang cukup matang. Karena akibat kenaikan harga BBM ini, biaya operasional pengelolaan destinasi wisata juga ikut naik.
(hil/iwd)