Suasana adem dan asri bisa dinikmati di wisata Rambut Monte. Lokasi ini cocok untuk healing di sela penatnya perjalanan mudik Anda.
Wisata Rambut Monte terletak di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Dari Kota Blitar, perjalanan memakan waktu sekitar satu jam dengan jarak 37 KM ke arah timur, lalu ke utara.
Akses menuju lokasi alam ini melewati jalan berliku dan menanjak di lereng Kawi. Memasuki Desa Krisik, hawa segar dan adem akan terasa. Di dinding gerbang Rambut Monte tertulis beberapa larangan bagi pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya dilarang masuk ke kolam besar karena dasar kolam mengandung pasir hitam penghisap. Kedua, dilarang menangkap dan memakan ikan cengkareng yang hidup di kolam. Karena ikan itu diyakini penduduk sekitar merupakan ikan dewa jelmaan penunggu situs Rambut Monte. Jika ditangkap atau dimakan, maka konon nyawa melayang.
![]() |
Ketiga, dilarang berbuat mesum bagi pasangan belum sah. Karena ada kutukan, pasangan akan berpisah jika melanggar larangan ini.
Tangga berundak menurun akan membawa pengunjung ke sumber Rambut Monte. Desiran angin pegunungan yang segar segera menyapa, disela nyanyian burung dan monyet yang sesekali menampakkan diri ke para pengunjung.
Gemericik air sumber yang mengalir ke sungai, warna jernih air yang biru kehijauan di sumber, menciptakan suasana tenang nan menghanyutkan. Saking beningnya air, pengunjung bisa melihat gerak tari ikan cengkareng yang hidup bebas di dalam kolam besar itu.
"Suasananya tenang, hawanya segar agak dingin. Melihat ikan bergerak ke sana kemari di air yang sangat jernih ini, rasanya capek perjalanan mudik seketika hilang. Lokasi yang tepat untuk healing. Sebelum kembali balik kerja," kata Edo, pemudik dari Jakarta, Kamis (5/5/2022).
![]() |
Lain halnya dengan Edo warga Mojokerto. Menurutnya, lokasi wisata Rambut Monte masih minim prasarana. Sehingga jika ke lokasi ini, pengunjung lebih baik membawa makanan dan minuman sendiri. Karena hanya satu warung yang tersedia di dalam areal Rambut Monte.
"Enak buat ngadem sini ini. Sayang warungnya cuma satu. Pagi belum buka. Padahal ngopi di sini sambil menikmati beningnya air sumber itu pemandangan istimewa lho. Karena tiap hari yang saya lihat hanya mesin pabrik," ungkapnya.
Pokdarwis di desa ini menarik tarif parkir sekaligus masuk lokasi wisata Rp 10 ribu. Sejak awal pandemi, lokasi ini sempat ditutup total.
Namun sejak awal 2022 mulai beroperasi kembali. Tak heran, jika kondisinya belum normal seperti biasanya. Seperti kolam untuk bermain anak, belum terisi air dan fasilitas kamar mandi yang masih kotor terbengkalai.
(sun/sun)