Laga lanjutan babak 8 besar Liga 2 Persela Lamongan kontra Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center berakhir kerusuhan. Akibat kerusuhan ini Persela harus menanggung sanksi dan ganti rugi kerusakan.
Bukan cuma itu saja, Presiden Persela Lamongan Fariz Julinar Maurisal juga telah mengambil keputusan penting untuk meredam emosi suporter Persela yang mengamuk merusak stadion.
Di hadapan para suporter, Fariz menyatakan Asisten Manajer Persela Lamongan, Wafa Amri akan dipecat. Keputusan ini menuruti tuntutan Suporter yang menganggap Amri sebagai biang kemerosotan Persela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tuntutan kalian seperti itu. Amri out mulai sekarang," kata Fariz, Selasa (18/2).
Jawaban Fariz itu memang membuat emosi suporter yang mengamuk dan merusak stadion Tuban Sport Center mereda. Tidak lama kemudian mereka membubarkan diri. Tapi kerusakan telah terjadi.
Dalam kerusuhan menjelang akhir laga itu Suporter Persela merusak sejumlah fasilitas stadion. Papan periklanan di pinggir lapangan dibakar. Kaca pintu ke ruang ganti pemain dilempari batu.
Suasana mencekam itu terjadi ketika Laskar Joko Tingkir tertinggal 0-1 sejak babak pertama dan bermain dengan 10 pemain di babak kedua. Padahal Persela membutuhkan kemenangan di laga krusial itu.
Suporter menanti kemenangan itu agar tim kebanggaan mereka bisa lanjut ke tahap berikutnya karena posisi Persela di Grup B babak 8 Besar Liga 2 ada di peringkat ke-4 atau paling bawah.
Suporter yang kecewa dengan kekalahan Persela mulai menyalakan flare. Asap pekat menyelimuti stadion menjadi alasan bagi wasit menghentikan laga pada menit ke-78. Pada saat itulah kerusuhan pecah. Suporter mulai turun dari tribun ke lapangan.
Kedua tim dan ofisial pertandingan segera dievakuasi ke tempat yang aman. Suporter yang mengamuk memburu Wafa Amri yang dituding biang rentetan hasil buruk yang didapat Pesela. Mereka menuntut asisten manajer Persela 2 musim terakhir dipecat.
Polisi telah mengamankan para pemain, wasit, dan ofisial saat kericuhan mulai terjadi di Stadion Tuban Sport Center. Dengan perlakuan tertentu pada akhirnya polisi berhasil melakukan sterilisasi stadion dan memerintahkan para suporter untuk pulang.
Kapolres Tuban AKBP Oskar Syamsudin mengatakan insiden terjadi di dalam stadion saja, tidak di luar stadion. Dan dalam insiden itu tidak ada korban luka maupun korban jiwa hanya kerusakan yang terjadi pada fasilitas stadion saja.
"Memang ada insiden, namun kita berhasil mengantisipasi kejadian ini. Para pemain, wasit sudah bisa kita amankan dan sudah kembali di lokasi transit. Penonton juga sudah kita sterilkan dari sekitar stadion untuk kita dorong pulang ke tempat masing masing," ujar Oskar.
Oskar juga akan melakukan evaluasi terkait kericuhan tersebut. Dan terkait kerusakan fasilitas, Oskar menyebut pihaknya telah melakukan koordinasi kepada manager Persela dan Pemkab Tuban.
"Untuk kerusakan nanti pihak manajemen Persela akan bertanggung jawab dan akan berkoordinasi dengan Pemkab Tuban," imbuh Oskar.
Fariz Julinar sebagai Presiden Persela menilai apa yang dilakukan suporter Persela karena adanya harapan yang besar. Dia pun siap bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi di Stadion Tuban Sport Center.
"Ada harapan yang begitu tinggi dari para suporter agar Persela Lamongan kembali ke kompetisi Liga 1, tapi ya belum rezeki kita mau gimana lagi. Untuk kerusakan ini yang pasti nanti kita akan bertanggung jawab," kata Fariz.
Meski harus mengganti kerusakan bahkan sanksi berat menanti, Fariz mengaku tidak kapok untuk mengelola Persela Lamongan. Namun, ia juga meminta agar suporter selalu belajar dengan apa yang terjadi.
"Kalau memang suporter bisa belajar dari hal ini, saya tidak akan kapok untuk mengelola Persela," tandas Fariz.
(dpe/fat)