Perjalanan Rizky Ridho menjadi pemain profesional hingga menuju Timnas Indonesia penuh lika-liku. Pemain berusia 22 tahun ini bahkan pernah membantu saudaranya berjualan ayam.
Rizky Ridho sudah menyukai sepakbola sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Dia kala itu bermain sepakbola di gang-gang depan rumahnya.
Pada SMP, Ridho makin memiliki keinginan untuk menjadi pemain profesional. Keinginannya itu muncul setelah melihat Evan Dimas dan kolega menjuarai Piala AFF U-19 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari situ muncul keinginan menjadi pemain profesional. Saat itu jaya-jayanya Mas Evan, Mas Yama (Hansamu) habis juara di Sidoarjo," kenang Rizky Ridho dilansir dari Youtube Sport77.
Sebelum menjadi pemain sepakbola profesional, Ridho sempat mengikuti Piala Soeratin dengan membela Persesa Sampang. Setelah itu, Ridho pindah ke Persikoba Batu.
Ridho yang ditangani Hanim Sugiarto kala itu tampil reguler. Namun, dia hanya bisa mengantarkan Persikoba sampai 8 besar.
Ridho lantas kembali ke Surabaya. Pemain asli Simo itu kemudian bergabung dengan tim internal Persebaya, El Faza.
Tak berselang lama, Ridho ikut seleksi Persebaya U-19. Ridho berhasil lolos dan langsung mendapatkan kontrak dari Persebaya.
"Alhamdulillah senang dapat kontrak 3 tahun. Tak tunjukin ke orang tua. Bagi saya tidak penting nominalnya, yang penting saya masuk EPA," terangnya.
Di EPA, Ridho ditangani langsung oleh legenda Persebaya, Uston Nawawi. Ridho selalu menjadi starter dan tak tergantikan di lini belakang.
Penampilannya yang impresif membuat Ridho mendapatkan panggilan seleksi Timnas U-19. Kala itu Timnas U-19 dilatih oleh Fakhri Husaini.
"Itu tahap pertama 60 atau 40 orang seleksi selama 1 minggu. Dan dari Persebaya 5 orang," lanjutnya.
Tahap pertama dilalui dengan baik oleh Ridho. Begitu pun tahap kedua. Di tahap ketiga, Ridho harus bersaing dengan pemain-pemain Garuda Select, tapi dia tetap berhasil lolos.
"Habis membela Timnas U-19, saya ikut EPA kedua bersama Persebaya. Akhirnya juara setelah menang lawan Barito Putera lewat adu penalti," beber Ridho.
Ridho mendapatkan kesempatan debut bersama tim senior Persebaya saat tim ditangani Aji Santoso. Menariknya, dia langsung debut bersama sang idola, Hansamu, di lini belakang Bajul Ijo.
"Debut saya duet sama Hansamu, karena waktu itu zaman Coach Aji pakai 4 pemain asing. Dan stok 4 pemain asing itu tidak dipakai di bek," lanjutnya.
Tak berselang lama, COVID-19 melanda Indonesia. Kondisi itu membuat sepakbola Indonesia terhenti. Karena tak ada kegiatan, Ridho pun memutuskan untuk membantu jualan ayam milik saudaranya.
"Saya sempat bantu kakak saudara jualan ayam. Jadi saya promosiin di Instagram. Kala itu kan lumayan followers sudah 35 ribu. Saya posting dan saya akan anter sendiri," imbuh Ridho.
"Alhamdulillah satu hari untung 300 ribu senang banget. Terus hari kedua untung 200 ribu lumayan untuk tabungan," sambungnya.
Karier Ridho bareng Persebaya terus meningkat. Hingga akhirnya dia merasakan debut bersama Timnas senior Indonesia. Debutnya tercipta saat Indonesia melawan Oman dalam laga persahabatan.
"Waktu debut saya duet sama Nurhidayat. Kita kalah lawan Oman 3-1. Dan beberapa hari setelah itu, kita persiapan lawan Thailand, Vietnam, dan UEA (di Kualifikasi Piala Dunia)," pungkas Ridho.
Kini, Ridho telah menjadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Secara keseluruhan, dia sudah memiliki 40 caps dan mencetak 4 gol bersama skuad Garuda.
(abq/fat)