Malik Risaldi saat ini dikenal sebagai salah satu pesepakbola lokal terbaik di kompetisi Indonesia. Namun sebelum menjadi pemain profesional, Malik ternyata pernah menganggur dan sempat melamar kerja di pabrik, tapi tidak diterima.
Malik menggemari sepak bola sejak kecil. Dia pernah ikut sekolah sepak bola (SSB) di Surabaya dan Gresik. Menariknya, dia sempat berhenti bermain SSB dan memilih masuk sekolah bulu tangkis.
"Saya sempat sekolah bulu tangkis saat pindah rumah ke Gresik. Namun kurang cocok, kurang suka, jadi balik ke SSB," kata Malik dikutip dari Youtube Liga Indonesia Baru (LIB) TV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai keluar dari sekolah bulu tangkis, Malik meneruskan ke SSB Semen Gresik. Dia kemudian pindah ke akademi sepak bola Widodo Cahyono Putro saat SMP.
Malik pun menjelaskan bagaimana awal kariernya sebagai pemain sepak bola profesional. Itu semua dimulai dari PS Timah Babel di Liga 2 pada 2017.
"Itu gak sampai full kompetisi. Hanya setengah putaran saja kemudian semua pemain dicoret dan diganti gerbong (pemain) lain," ujar Malik menambahkan.
Malik memutuskan kembali ke Gresik. Di momen ini dia sempat menganggur dan juga mencari-cari kerja. Namun dia tak diterima meski sudah melamar ke sejumlah pabrik.
"Habis itu saya menganggur di rumah. Saya sempat melamar kerja di pabrik-pabrik, tapi tidak ada yang keterima," lanjut pemain berusia 28 tahun tersebut.
Garis takdir memang membawa Malik ke sepak bola. Pada tahun 2018, dia mengikuti seleksi Persegres Gresik yang baru turun kasta ke Liga 2.
"Persegres mengadakan seleksi lokal. Saya ikut dan akhirnya masuk," kenangnya.
Sejak saat itu, karier Malik terus meningkat. Dia sempat menjadi bagian dari Persela Lamongan selama 3 tahun dari 2019 hingga 2022. Usai kontraknya berakhir, sang pemain melanjutkan perjalanannya bersama Madura United.
Malik tampil moncer bersama Madura United. Dia bahkan berhasil mengantarkan timnya finis sebagai runner up pada musim 2023/2024. Tidak berhenti sampai di situ, sang pemain juga sukses meraih gelar top skor lokal Liga 1.
Performa impresif itu membuat Persebaya kepincut dan merekrut Malik. Dia juga mendapatkan panggilan dari Shin Tae-yong untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Malik bisa dibilang telat saat memperkuat Indonesia. Dia sebelumnya tidak pernah bermain untuk Timnas Indonesia kelompok umur.
Meski begitu, Malik bisa membuktikan diri bahwa dia memang layak berseragam Merah-Putih. Malik sempat menjadi satu-satunya pemain Liga 1 yang menjadi starter saat Indonesia melawan Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Perasaannya ya gak nyangka bisa berseragam Timnas Indonesia. Pasti senang. Apalagi timnas sekarang banyak pemain keturunan. Alhamdulillah juga dikasih kesempatan," pungkasnya.
(abq/iwd)