Tujuh tahun silam, tepatnya Minggu 15 Oktober 2017, kiper legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda meninggal dunia. seluruh pemain, pelatih dan staf menggelar doa dan ziarah bersama.
Samsul Arif Munip mengisahkan dan mengenang peristiwa tragis itu. Sebab, ia merupakan salah satu pemain yang menjadi bagian Persela saat peristiwa itu terjadi.
"Waktu itu tahun 2017 lawan Semen Padang. Mungkin skuatnya yang tersisa (masih aktif bermain) cuma saya saja di Persela saat ini," kenang Samsul, usai ziarah, Rabu (16/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Samsul lalu memuji kecintaan Choirul Huda kepada Persela. Bahkan, Samsul tak segan menyebut Huda sebagai simbol kesetiaan dalam sepakbola di Indonesia.
![]() |
Sebab selama karinya ia habiskan bersama Persela hingga akhir hayatnya. Hal ini, kemudian membuat Huda jadi inspirasi bagi generasi muda.
Untuk itu, menurutnya, tanggal wafatnya Huda menjadi hari yang sakral bagi masyarakat Lamongan, khususnya pecinta bola dan LA Mania.
"Tanggal 15 Oktober selalu sakral buat masyarakat Lamongan, terutama pecinta Persela. Karena beliau, almarhum Cak Choirul Huda wafat. Jasa beliau sangat banyak buat Persela dan sangat menginspirasi anak-anak muda Lamongan di dunia sepakbola, terutama dalam hal kesetiaan, loyalitas," ujarnya.
Selain memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, Samsul menyebut, sosok Huda juga merupakan sosok motivator di ruang ganti yang mampu membakar semangat pemain sebelum memasuki lapangan pertandingan.
Menurut Samsul, kesetiaan dan dedikasi yang diberikan almarhum Coirul Huda, menjadi panutan bagi rekan satu tim serta menginspirasi bibit-bibit pesepakbola Lamongan.
"Yakin hari ini pasti menang," ucap Samsul menirukan ucapan Huda saat pertandingan melawan Semen Padang dan meloloskan Persela dari degradasi dengan menang 2-0.
Samsul berharap, dengan berziarah ke makam Choirul Huda, dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan kepada Persela sehingga pemain memiliki daya juang tinggi ketika berlaga.
"Kita berjuang semaksimal mungkin untuk memberikan prestasi yang bagus buat Persela, agar bisa membahagiakan masyarakat Lamongan, seperti yang dilakukan Cak Huda sebelumnya," tuturnya.
Seperti diketahui, Choirul Huda meninggal dunia kala Persela menjamu Semen Padang FC di Stadion Surajaya dalam pertandingan lanjutan Liga 1. Huda yang berusaha mengamankan gawang, justru mengalami benturan dengan rekannya, Ramon Rodriguez.
Huda sempat tidak sadarkan diri dan harus dilarikan ke RSUD dr Soegiri Lamongan. Nahas, ia dinyatakan meninggal dunia. Sejak saat itu, nomor punggung 1 miliknya dipensiunkan oleh manajemen Persela sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi sang legenda.
(abq/iwd)