Arema FC tengah dilanda ketidakpastian mendapatkan homebase untuk mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2024/2025. Meski demikian, manajemen nekat mendaftarkan dua stadion yang bakal digunakan sebagai homebase.
Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji mengatakan pihaknya tetap akan mendaftarkan dua stadion yakni Stadion Soepriadi, Kota Blitar, dan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sebab stadion Soepriadi direncanakan untuk dijadikan homebase paruh pertama Liga 1 Musim 2024/2025. Setelah itu, mereka akan kembali ke Stadion Kanjuruhan pada paruh kedua kompetisi musim depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami rencananya akan mendaftarkan 2 stadion sekaligus. Stadion Kanjuruhan tetap sebagai homebase utama dan kedua ada Stadion Soepriadi sebagai alternatif," kata Sudarmaji kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).
Sudarmaji mengaku pihaknya juga menunggu kepastian stadion Kanjuruhan akan selesai direnovasi. Jika mengacu timeline dari Pemkab Malang, renovasi bakal rampung pada Desember 2024.
"Kami sekarang masih harus memastikan dulu kapan Stadion Kanjuruhan selesai direnovasi. Sehingga kita bisa pastikan kapan mulai memakai Kanjuruhan," aku Sudarmaji.
Alasan inilah yang membuat Singo Edan akan berkandang di Blitar terlebih dulu pada Agustus 2024 hingga Desember 2024 mendatang. Dan baru kemudian kembali ke stadion Kanjuruhan yang telah 100 persen direnovasi.
Sudarmaji menegaskan rencana penggunaan stadion Soepriadi, Blitar masih terus diupayakan oleh Arema FC agar memperoleh restu dari Pemkot Blitar.
Dengan jaminan, penyelenggara sepakbola yang aman sehingga tidak akan ada kerusuhan antar suporter ke depannya.
"Kami sangat ingin berdialog dengan Pemerintah Kota Blitar. Untuk berbincang secara obyektif dan aktual, seputar persiapan keinginan kami berkandang di Stadion Soepriadi," tegasnya.
Sudarmaji mengatakan Arema FC akan mengupayakan agar pertandingan tidak dilakukan pada malam hari. Mereka bahkan siap mengurangi jumlah penonton di bawah kapasitas stadion Soepriadi yang mencapai 15 ribu kursi.
"Pertandingan juga diharapkan berlangsung sore hari saja. Agar Aremania tidak terlalu malam, ketika pulang dari nonton pertandingan. Ini juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Seperti diketahui, Wali Kota Blitar Santoso menyampaikan alasan penolakan Arema FC berkandang di Blitar, selama Liga 1 musim 2024/2025, sambil menunggu proses Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, selesai direvitalisasi.
Penolakan ini karena sebagian besar warga Kota Blitar, masih trauma dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum suporter ketika melawan Persebaya Surabaya, pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur.
Saat itu Persebaya berhasil menang dramatis 4 - 2 atas Arema FC, hingga memastikan lolos ke babak final Piala Gubernur Jawa Timur 2020.
Stadion Soepriadi Kota Blitar sendiri menjadi opsi alternatif utama, selain Stadion Jember Sport Garden, di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, dan Stadion Bumi Wali, di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Sebagai informasi Arema FC terpaksa harus menjadi tim musafir selama dua musim terakhir akibat tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022. Selama dua musim itu, Arema FC pernah menggunakan Stadion PTIK, di kompleks akademi ilmu kepolisian, Jakarta, dan beralih ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
(abq/iwd)