Kenangan Mustaqim Bawa Persebaya Juara Perserikatan 1987/1988

Cooling Break

Kenangan Mustaqim Bawa Persebaya Juara Perserikatan 1987/1988

Auliyau Rohman - detikJatim
Kamis, 21 Mar 2024 20:15 WIB
Mustaqim (jongkok kedua dari kiri) bersama Skuad Persebaya 1989/1989
Mustaqim (jongkok kedua dari kiri) bersama Skuad Persebaya yang menjuarai Liga Perserikatan 1989/1989 (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Persebaya Surabaya menjadi kampiun Liga Perserikatan musim 1987/1988. Mustaqim, salah satu pemain Persebaya kala itu, membagikan kisahnya saat mengantarkan Bajul Ijo meraih juara.

Persebaya menantang Persija Jakarta di partai final pada 27 Maret 1988. Kala itu, Bajul Ijo memang lebih diunggulkan atas Macan Kemayoran untuk meraih gelar juara.

Pasalnya, Persebaya dihuni nama-nama top. Bintang nasional macam Subangkit, Syamsul Arifin, Yongki Kastanya, Budi Johanis, hingga bintang muda seperti Mustaqim berada di dalam skuad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya waktu itu berpasangan dengan Syamsul Arifin sebagai ujung tombak. Dengan skema 4-4-2, Persebaya berhasil tampil apik. Zaman itu rata-rata klub pakai skema 4-3-3," ujar Mustaqim soal skema permainan Persebaya saat itu kepada detikJatim, Kamis (21/3/2024).

Dalam skema 4-4-2, Persebaya di posisi penjaga gawang diisi oleh I Gusti Putu Yasa. Gawang Putu Yasa dikawal oleh Subangkit, Nuryono, Zainal Suripto, dan Muharom Rusdiana.

ADVERTISEMENT

Lini tengah diperkuat Budi Johanis, Aries Sainyakit, Yongki Kastanya, dan Maura Hally. Adapun lini depan terdapat duet Mustaqim dan Syamsul Arifin.

"Itu final di Senayan. Disaksikan 110 ribu penonton saat itu. Bisa dibilang itu merupakan final paling ideal, karena mempertemukan dua tim besar," kata Mustaqim.

Persebaya dan Persija saat itu melenggang ke partai final setelah sama-sama mengoleksi delapan poin di babak enam besar. Dua tim ini kala itu mampu menyingkirkan PSMS Medan, Persipura Jayapura, Persiba Balikpapan dan Persib Bandung.

Persebaya dan Persija bermain imbang 1-1 selama 90 menit. Gol diciptakan penalti Budi Johanis dan Tiastono Taufik. Pertandingan pun harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Persebaya tampil trengginas. Bajul Ijo unggul 3-1 usai Mustaqim dan Yongki Kastanya mencetak gol. Persija sempat membalas lewat Kamaruddin Betay. Skor 3-2 tak berubah hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.

"Gol saya tercipta melalui heading. Umpan crossing dari Zainal Suripto yang melakukan overlap dari sisi sayap kiri," kenang Mustaqim.

Mustaqim mengaku sangat bangga bisa membawa Persebaya juara pada musim 1987/1988. Apalagi, usianya saat itu masih 22 tahun. Salah satu pemain termuda di skuad Persebaya.

"Saya sangat bangga sekali karena menurut saya itu puncak dari keberhasilan Persebaya. Terlebih saat itu gengsi sangat tinggi-tingginya," terang pria yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persik Kediri tersebut.

Kebangaan Mustaqim makin berlipat, karena itu merupakan final keduanya secara berturut-turut bersama Persebaya. Pada musim sebelumnya, Persebaya juga berhasil menembus final, tapi harus mengakui kekalahan dari PSIS Semarang dengan skor 0-1. Gol kemenangan PSIS saat itu diciptakan Syaiful Amri menit 77.

"Itu yang membuat saya bangga karena dalam kurun waktu dua musim bisa membawa Persebaya ke final secara beruntun. Artinya, kami saat itu betul-betul konsisten dan itu sangat membanggakan bagi saya. Itu juga sejarah bagi saya," bebernya.

Walau meraih kemenangan dan menjadi juara musim 1987/1988, kemenangan Persebaya kala itu sedikit ternodai dengan kekalahan 0-12 dari Persipura Jayapura. Mustaqim pun menjelaskan kronologi yang terjadi.

"Itu terjadi karena waktu itu untuk menyelamatkan sepak bola Papua. Jadi waktu itu Papua ada dua tim, yakni Manokwari dan Persipura. Manokwari sudah out, kalau Persipura tidak diselamatkan akan hilang sepak bola Papua. Kalau gak ada sepak bola Papua tidak ramai," jelas Mustaqim.

"Beberapa tahun setelahnya, saya pikir itu strategi yang cerdas. Strategi dari Pak Agil (manajer Persebaya saat itu) bisa menyelamatkan Persipura dan lolos ke babak enam besar di Senayan. Kini, persaudaraan itu masih terjaga. Makanya kami dan Persipura sangat-sangat baik," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads