Kejadian tak mengenakan dialami para pemain Persatuan Sepak Bola Pacitan (Perspa). Bus yang ditumpangi pemain dilempar batu oleh orang tak dikenal (OTK). Kejadian ini berlangsung di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Kecamatan Slahung, Minggu (17/12) malam.
Kejadian ini terjadi saat para pemain dalam perjalanan pulang dari Magetan ke Pacitan usai berlaga di pertandingan liga 3 Jatim. Akibatnya, kaca sebelah sopir pecah. Totalnya, ada 3 batu ditemukan di dalam bus.
"Kejadiannya sudah agak malam sekitar jam 8, habis sepak bola di Magetan," tutur Kapolsek Balong AKP Agus Wibowo kepada detikJatim, Senin (18/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menambahkan, karena para pemain merasa terancam, akhirnya mereka mencari keamanan dan masuk ke Mapolsek Slahung. Akibat kejadian ini, bus yang ditumpangi oleh The Ocean Blue-julukan tim Perspa-mengalami pecah kaca, tepatnya samping sopir.
Sementara itu, dua pemain Perspa mengalami luka usai insiden ini. Mereka mengalami luka pada bagian tangan akibat pecahan kaca bus dan kepala bengkak akibat batu yang dilempar.
Manajer Perspa, Bagus Surya Pratikna mengatakan, kejadian ini berlangsung usai pertandingan Liga 3 Jatim antara Perspa Pacitan dan Persepon Ponorogo yang berlangsung di Magetan. Laga tersebut berakhir dengan hasil 1-1.
Lalu, tim ini pulang ke Pacitan melewati Ponorogo. Bus yang mereka tumpangi dikawal oleh polisi Magetan sampai ke perbatasan Ponorogo.
"Sesampainya di Ponorogo, saat perjalanan ke Pacitan, ada oknum suporter Persepon yang mungkin tidak terima dengan hasil pertandingan. Kan meski kita hasilnya imbang, Perspa lolos 28 besar Liga 3 Jatim," terang Bagus kepada detikJatim, Senin (18/12/2023).
Bagus menambahkan, dari Magetan, busnya diikuti sekitar 10 motor. Kemudian, saat masuk Ponorogo bertambah menjadi 30 motor. Sesampainya di kawasan Balong, bus tiba-tiba dilempari batu hingga 3 kali.
"Akhirnya kami memutuskan membawa pemain ke Mapolsek Slahung untuk keamanan, kita juga sempat merekam aksi penguntitan hingga pelemparan mereka sebagai barang bukti ke polisi," jelas Bagus.
Bagus menyayangkan kejadian ini. Dia berharap insiden ini tidak terulang kembali. Dia juga meminta ketegasan polisi agar memberi sanksi tegas kepada pelaku.
"Kami sangat berharap insiden ini tidak terulang kembali, dunia olahraga menjunjung tinggi sportivitas. Menerima kalah dan menang agar ke depan tidak terjadi lagi," kata Bagus.
"Harus ada sanksi tegas dari kepolisian kepada pelaku. Apalagi kita kan kabupaten tetangga, Ponorogo dan Pacitan. Kita tidak mau kejadian serupa terjadi di Pacitan," pungkas Bagus.
Buntut kejadian ini, ada 8 orang yang diamankan. Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Ponorogo Ipda Guling Sunaka membeberkan, awalnya pelaku ini merupakan suporter dari Persepon Ponorogo. Mereka mengaku kecewa tim kesayangannya tak masuk ke babak selanjutnya.
"Akhirnya, setelah pertandingan di Magetan, dalam perjalanan ke Pacitan, bus pemain Perspa diadang beberapa kelompok. Bus mereka dilempari batu," terang Guling.
Akibat kejadian tersebut, polisi mengamankan pelaku yang dicurigai melakukan pelemparan. Hingga akhirnya mengarah ke beberapa kelompok.
"Yang diamankan ada 8 orang dari berbagai rentang usia, masih kita selidiki peran dan keterlibatan mereka dalam kasus ini," imbuhnya.
Sementara itu, alat bukti yang sudah diamankan saat ini yakni satu unit bus yang mengalami kaca pecah bagian samping sopir, kaca spion dan kaca belakang bus. Ada juga batu yang menjadi alat bukti utama.
"Mereka suporter Persepon semua, mengakui. Namun dari pengakuan mereka soal pelemparan bus belum maksimal nanti kita infokan lebih lanjut," papar Guling.
Menurutnya, aksi pelemparan ini sudah direncanakan sebelumnya. Koordinator suporter mengarahkan agar dilakukan pengadangan bus pemain Perspa.
"Mereka sebagian membuntuti dari Magetan sampai di TKP Balong, kita masih terus mengumpulkan bukti-bukti," pungkas Guling.
(hil/fat)