Mata Merah Sisakan Trauma Mendalam Kevia di Malam Jahanam

1 Tahun Tragedi Kanjuruhan

Mata Merah Sisakan Trauma Mendalam Kevia di Malam Jahanam

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Minggu, 01 Okt 2023 07:30 WIB
Kevia Naswa 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan
Kevia Naswa, salah satu penyintas Tragedi Kanjuruhan. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan tepat 1 tahun telah berlalu. Namun ingatan di malam jahanam, 1 Oktober 2022 itu masih terus membekas dan menyisakan trauma bagi para korban yang selamat.

Salah satunya adalah Kevia Naswa Ainur Rohma. Dara berusia 19 tahun itu sampai saat ini masih belum bisa melupakan peristiwa kelam yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya tersebut.

Mahasiswi jurusan Keperawatan Stikes Widyagama itu sampai detik ini masih mengalami trauma. Dia akan merasakan cemas dan takut ketika berada di keramaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, Kevia sampai sekarang masih trauma kalau ada keramaian. Kapan hari Kevia sempat nonton karnaval aja dia takut," ungkap ibunda Kevia, Triwah Kus diwawancarai detikJatim, Jumat (22/9/2023).

Dalam peristiwa di stadion Kanjuruhan setahun yang lalu, Kevia berada di tribun 14. Dia menyaksikan kegaduhan hingga kepulan asap gas air mata yang menyebar ke tribun.

ADVERTISEMENT

Gas air mata yang ditembakkan ke tribun 12 dan 13 tertiup angin dan mengarah ke tribun 14. Kevia kala itu merasakan sesak napas dan rasa perih pada bagian mata.

Ia bersama dengan satu temannya berupaya menyelamatkan diri melewati pintu 13. Tapi, karena terlihat penuh sesak, Kevia memutuskan keluar lewat pintu 14.

Beruntung dalam momen mencekam itu Kevia berhasil meloloskan diri dan mendapatkan pertolongan menuju RSUD Kanjuruhan. Esok dini hari dirinya sudah dipulangkan ke kediamannya.

Saat itu, dia diantarkan pulang oleh beberapa orang tak dikenal ke rumahnya di Perum New Puri Kartika Sari, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Setelah kejadian tersebut, penglihatan Kevia sempat mengalami gangguan. Meski sempat khawatir mengalami kebutaan, namun dirinya bersyukur masih bisa melihat dunia.

Kala itu bola mata Kevia terlihat berwarna merah pekat akibat terkena gas air mata. Wajahnya muncul bintik-bintik seperti flek. Bahkan, kaki dan tangan bagian kanan tidak bisa digerakkan.

Selama ini upaya pengobatan telah dilakukan untuk memulihkan kembali kondisi Kevia. Kini mata merahnya telah hilang sepenuhnya, kaki dan tangan yang sebelumnya tidak bisa digerakkan sudah mulai membaik.

"Untuk tangannya saja yang belum pulih seperti sediakala, masih sering kerasa kebas, jadi kayak tebel gitu. Untuk penglihatan dan kaki sudah pulih seperti sediakala," ungkap Triwah.

Triwah sendiri merasa sampai saat ini belum ada keadilan dalam penanganan kasus yang merenggut 135 nyawa tersebut. Berbagai upaya untuk memperjuangkan keadilan sudah dilakukan, tapi tak membuahkan hasil.

"Saya nggak tahu, wong kabarnya juga ngambang, nggak ada apa-apa. Ya kita juga sudah demo, sudah apa. Tapi kan tetep aja nggak ada keadilan," terangnya.

"Rasanya kayak nihil gitu, kayak sia-sia kan ke sana ke mari. Harapan kami cuma keadilan aja, kasihan kroban lainnya, apalagi yang sampai meninggal, kasihan," tukasnya.




(dpe/dte)


Hide Ads